Derita Kucing Jalanan Saat Hujan yang Nggak Manusia Rasakan Mojok.co
artikel

Derita Kucing Jalanan Saat Hujan yang Nggak Manusia Rasakan

Saat hujan, manusia bisa berkontemplasi dan bernostalgia. Beda halnya dengan kucing jalanan yang menderita saat hujan turun.

Apa yang ada dalam pikiranmu ketika mendengar kata hujan? Sebagian orang mungkin membayangkan lagu-lagu sendu, semangkuk Indomie hangat ekstra telur, atau kenangan jadul. Hujan juga bisa jadi ajang kontemplasi sambil memikirkan hal-hal yang substansial. Tapi, kemewahan semacam itu tidak dimiliki oleh kucing-kucing jalanan. Sepertinya agak mustahil kucing-kucing jalanan dengan sengaja akan turun ke jalan saat hujan. Lalu menyerahkan tubuh mereka dibasuh guyuran hujan, sambil memikirkan filosofi ikan pindang.

Memang masih menjadi misteri ke manakah para kucing jalanan menghilang ketika hujan. Saya sering kepikiran apa mereka naik ke loteng rumah. Tapi, bagaimana dengan anak-anak kucing yang kemampuan loncat indahnya belum mumpuni? Berjalan saja masih oleng. Apa mereka saling gotong royong macam orang panjat pinang ketika hendak naik ke loteng? Hmmm, hujan memang hal yang tidak didambakan bagi kehidupan kucing-kucing jalanan.

Berikut saya merangkum beberapa penderitaan yang dialami kucing jalanan ketika hujan tiba. Wahai kucing-kucing di luar sana, kalau dirasa kurang bisa ditambahkan, ya. Sekali lagi, saya juga manusia. Nggak sepenuhnya ngerti penderitaan kalian.

#1 Kucing benci air

Seperti kamu benci mantanmu, kucing juga membenci air. Tentu tidak semua, tapi rata-rata kucing jalanan mempunyai hubungan yang tidak baik dengan air. Selain karena tidak terbiasa dimandikan sedari kecil, basah adalah hal yang tidak menguntungkan bagi mereka. Apalagi kucing jalanan memang dituntut untuk selalu gesit menghadapi amukan orang-orang. Kelincahan jadi kemampuan utama mereka untuk bertahan hidup. Air membuat tubuh mereka terasa terbebani dan berat. Hal itu membuat mereka merasa tidak nyaman dan was-was karena kelincahan mereka jadi terbatas.

Kucing juga terbisa melihat air sebagai ancaman. Kan orang-orang masih suka mengusir kucing dengan menyirami mereka air. Jadinya mereka tambah tidak suka dengan air. Bayangkan perasaan kucing ketika kehujanan. Pedih!

Nah, jangan bilang kamu juga benci air layaknya kucing, ya. Sebenci-bencinya kamu sama air, kan masih mandi bila diperlukan.

#2 Kesusahan mencari tempat berteduh

Sebetulnya saya agak sangsi memasukkan poin ini. Sebab, seperti yang saya ceritakan di atas, masih nggak terpecahkan misteri hilangnya kucing saat hujan. Atau jangan-jangan, kucing liar punya tempat persembunyian yang mereka bangun untuk keadaan darurat seperti ini. Semacam bungker rahasia di bawah gorong-gorong pasar, gitu.

Tapi, daripada mengamini imajinasi saya yang ndakik-ndakik, kemungkinan paling besar adalah kucing memanfaatkan ability mereka. Seperti yang kita tahu, kucing adalah makhluk yang sangat fleksibel. Kucing hampir bisa muat di segala tempat yang mereka kehendaki.

Tapi tetap saja, privilese sebagai kucing ini agaknya tidak berlaku untuk kucing sepuh dan anak kucing yang kemampuan geraknya terbatas. Saya suka sedih sendiri memikirkannya.

#3 Musim hujan adalah habitat yang ideal untuk Feline panleukopenia

Saat musim hujan, kucing sangat rawan terkena berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Feline panleukopenia adalah penyakit yang menjadi mimpi buruk untuk para kucing di musim hujan. Penyakit viral ini memiliki mortalitas yang amat tinggi. Nasib buruk menimpa kucing jalanan yang tidak vaksin. Mereka tidak memiliki antibodi yang membentengi diri dari virus Panleukopenia. Selain itu, curah hujan yang tinggi dan pergantian suhu juga membuat kucing stres. Akibatnya, imunitas tubuh akan turun dan kucing akan rentan terkena penyakit. Sebuah alur yang sangat menyeramkan untuk kucing jalanan, bukan?

Makanya, saya masih suka heran sama orang-orang yang tidak mau vaksin. Sudah dikasih gratis dan mudah, masih saja ndableg. Mending, jatah vaksin orang-orang kepala batu itu dialokasikan untuk vaksin kucing-kucing jalanan saja. Kucing jalanan jelas lebih berjuang keras untuk mempertahankan hidup. Dibanding manusia yang sibuk memupuk kebodohan dengan mengumbar asumsi-asumsi liar tentang vaksin. Malu sama kucing!

#4 Penolakan adalah hal yang sering terjadi

Ketika sudah dapat tempat berteduh, jangan kira masalah si kucing berakhir di situ. Misalnya, kucing memilih berteduh di teras rumah. Tidak jarang orang-orang tidak menghendaki kehadiran mereka. Apalagi saat hujan, tapak kaki kucing akan membuat kotor lantai dengan bercak-bercak tanah. Diusir menjadi penerimaan pahit yang harus ditelan kucing seperti jadwal minum antibiotik. Tiga kali sehari, sampai habis. Alias, tidak berakhir di satu tempat saja. Teman saya pernah bercerita bahwa ia melihat kucing yang diusir berkali-kali dari satu tempat ke tempat yang lain.

“Mungkin karena itu tempat makan, Nab. Jadi, pemilik warungnya takut kucingnya nyuri dan ngotorin lantai juga. Tapi, kasihan juga ya. Mereka kan juga makhluk hidup.”

Memang benar. Kucing tidak punya kemampuan untuk minta izin berteduh ketika hujan turun. Kucing juga tidak memiliki kemampuan untuk mengajukan permintaan obat atau vaksin gratis. Namun, kucing juga memiliki hak untuk hidup sebaik-baiknya yang mereka bisa perjuangkan. Setidaknya, sebagai sesama makhluk hidup kita bisa menghargai hal tersebut.

Kucing-kucing jalanan di Indonesia sebenarnya sangat mudah dijangkau oleh manusia. Mengakses kucing jalanan bukan sebuah privilese. Tidak ada regulasi khusus yang mengatur kucing jalanan. Tidak seperti kucing liar di Jepang yang saya baca dari tulisan Mbak Primasari. Jadi, tidak menutup kemungkinan kita dapat membantu kucing-kucing liar di sekitar kita.

Semoga, dengan adanya tulisan ini bisa membuka kepekaan kita bila kelak teras rumah kita dihuni sementara oleh kucing-kucing jalanan. Lebih bagus lagi kalau sekalian kita bersedekah dengan memberi mereka makan. Setidaknya, sebagai manusia hanya itu sedikit dari kebaikan yang bisa kita tawarkan. Nggak mungkin juga kalau kucingnya mau kita pinjami payung, kan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *