Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Tapera di Mata Orang yang Dapat Warisan Rumah: Ngapain Saya Kudu Bayar ke Negara kalau Saya Dikasih Rumah oleh Orang Tua?

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
1 Juni 2024
A A
Tapera di Mata Orang yang Dapat Warisan Rumah: Ngapain Saya Kudu Bayar ke Negara kalau Saya Dikasih Rumah oleh Orang Tua?

Tapera di Mata Orang yang Dapat Warisan Rumah: Ngapain Saya Kudu Bayar ke Negara kalau Saya Dikasih Rumah oleh Orang Tua?

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Berita tentang kontroversi Tapera adalah salah satu hal yang sekiranya kita tak bisa kita hindari. Selalu ada satu statement baru yang membuat kobar api makin besar. maklumi saja, korban Tapera ini memang begitu banyak, dan salah satunya yang ikut kena jilatan apinya adalah pekerja yang dapat rumah warisan. Bayar iuran rumah tersebut, tentu saja jadi hal yang paling mereka benci.

***

Prabu Yudianto, penulis Terminal Mojok kelahiran Jogja yang tergusur dari Tamansari ini merespons Tapera dengan penuh amarah (01/06/2024). Maklum, dia sudah punya rumah warisan dari orang tuanya. Dia sudah terbebas dari satu hal paling mengerikan untuk pekerja, yaitu cicilan rumah. Tapi Tapera merenggut satu-satunya kesempatan dia untuk mengolok-olok saya, pekerja yang disedot gajinya gara-gara KPR.

Penulis cum aktivis buruh ini menceritakan horor yang akan dia terima sembari mencak-mencak. Dia mencak-mencak setelah saya tanya, apakah Tapera akan bikin dia stres dan merasa bodoh karena harus “mencicil rumah” yang dia dapat secara cuma-cuma.

“Iyo laah. Lha nek butuh rumah, aku udah ada. Kalau butuh tabungan, bisa mandiri. Angkanya tak sesuaikan. Buat apa Tapera?”

Menurut Prabu, tak ada yang masuk akal dengan rencana itu. Bahkan andai dia tidak punya rumah sekalipun, dia akan menolak ini dengan tegas. Terlalu banyak potongan, itu saja yang muncul, dan tak ada bantuan yang signifikan untuk rakyat. Justru yang ada malah menimbulkan kecurigaan akan penyalahgunaan sistem yang ada.

Punya warisan kok disuruh ikut Tapera

Sejak kemunculannya di media sosial, hampir semua orang sepakat menolak aturan ini. Beban yang diterima rakyat sudah kelewat tinggi, padahal gaji naik belum tentu bisa untuk hidup hari ini. Potongan seperti pajak, BPJS (baik kesehatan dan TK), masih dana pensiun, masih ini itu, bikin tambahan potongan ini membingungkan. Bahkan ketika dibilang ini untuk membantu yang belum punya rumah pun, terasa tidak masuk akal bagi para penolaknya. apalagi ajakan dari pemerintah terkesan seperti “paksaan halus”.

“Gini, kami kan dipaksa secara halus untuk ikut tapera. Padahal kami sudah punya rumah. Lalu ada statement bisa jadi tabungan. Padahal kami juga bisa menabung Lalu apa urgensinya? Kenapa harus?”, ungkap Prabu.

Dia juga menilai bahwa “paksaan” ini hanya akan menjadikan rakyat makin tak percaya pada negara. “Ini menimbulkan kecurigaan kan? Ibarat teman yang maksa-maksa ketemu pasti ada maunya. Negara maksa-maksa bayar Tapera ada apa hayo.”

Di sisi lain, Moeldoko, dilansir dari Detiksulsel, berkata bahwa Tapera akan dikelola lebih transparan dan akuntabel agar tidak bernasib seperti Asabri.

Moeldoko menyatakan bahwa pengawasan dana Tapera akan dilakukan oleh Komite Pengawasan BP Tapera. Komite ini beranggotakan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, serta perwakilan OJK dan profesional.

Meski sudah terlihat bahwa Tapera adalah salah satu program yang diawasi oleh orang yang tak bisa dianggap remeh, tetap saja Prabu tak bisa menerima begitu saja bahwa ini nantinya akan tanpa masalah.

“Tapera ini lucu. Memaksakan semua orang terlibat padahal sistem yang ditawarkan terbukti gagal di Orde Baru. Kok ya sekarang dipaksakan bahkan sampai menyasar swasta. Kok iso? Wegah aku, wong sudah punya warisan rumah. Kalau dengan alasan gotong royong, bisa ga transparan ke kami? Lha kalau cuma modal yakin, yo ga sudi.”

Pengalihan isu

Senada dengan Prabu, Maryza (38), warga BSD yang sudah punya rumah dan tidak ingin menggunakan tabungan Tapera, menganggap Tapera ini mencurigakan serta nggak masuk akal.

Iklan

“(seakan-akan ini) kebijakan untuk mengalihkan perhatian dan kemarahan kelas menengah. Gak masuk akal juga. Potongan 3% untuk pembiayaan rumah di usia pensiun? Siapa yang mengelola? Dan prinsip investasi itu high risk high return, artinya semakin tinggi resiko timbal balik investasi semakin besar resiko kerugian and vice versa,” ungkap Maryza.

Ketika saya singgung soal apakah mau menyubsidi orang-orang yang belum punya rumah, Maryza mengatakan setuju dengan syarat.

“Setuju asalkan yang mengelola dana subsidi itu lembaga yang terpercaya dengan SDM yang kredibel. Kalau pemerintah yang ngelola sih gak setuju. Kasus Jiwasraya dan Asabri itu bikin kepercayaan nol ke pemerintah. Kedua kasus itu kan kurang lebih sama ya polanya.”

Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin

BACA JUGA Tapera Bukti Nyata Kita Hidup di Negara yang Salah Urus

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 12 Juni 2024 oleh

Tags: JogjaOrde Baruperumahanprogram pemerintahsubsidi rumahtapera
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.