Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Sosok

Jogja bikin Saya Sadar “Kebobrokan” di Kampung Halaman hingga Punya Motivasi untuk Membangun Karier sebagai Psikolog

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
30 Mei 2025
A A
Lulus dari UAD, Jogja pindah ke Bangka untuk bangun karier sebagai psikolog. MOJOK.CO

ilustrasi - lulus dari kampus di Jogja dan pindah ke Bangka untuk jadi psikolog. (Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Pulau Bangka, isu kesehatan mental masih dianggap tabu. Kondisi itu yang membuat Alfian Andrian (28), seorang alumnus di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jogja mendirikan Rumah Pulih. Bersama rekan psikolog lain yang tersebar di berbagai daerah, ia menghadapi berbagai tantangan yang ada. Misinya adalah “merawat luka, membangun pulih”.

***

Sejak SMA di Toboali, ibu kota Bangka Selatan, Alfian sering dijadikan “tempat curhat” oleh teman-temannya. Tanpa ia sadari, hal itu justru membuatnya nyaman untuk mendengar dan memahami kondisi mereka. 

Oleh karena itu, Alfian mendaftar ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jurusan Psikologi setelah lulus dari SMA. UAD sendiri ia pilih karena ingin merantau ke Jogja seperti kakaknya yang sudah duluan meniti pendidikan tinggi di sana.

Tapi sebetulnya, orang tua Alfian sempat ragu dengan pilihannya ke Jurusan Psikologi. Mereka memang tidak familier dengan jurusan tersebut, sehingga wajar jika mereka bertanya: memang kalau lulus, bisa jadi apa? Orang tuanya memandang kalau jurusan tersebut kurang prospek, apalagi di Bangka.

Beruntung, Alfian bisa menjelaskannya secara perlahan ke orang tuanya hingga diizinkan merantau dari Bangka ke Jogja. Setelah lebih dari 6 tahun merantau, Alfian memutuskan kembali ke tanah kelahirannya untuk membangun kesehatan di sana.

Jogja istimewa dan Bangka yang jauh tertinggal

Mulanya, Alfian memang tidak berniat kembali ke Bangka untuk membangun kariernya. Sebab di Jogja sendiri, layanan psikologisnya sudah berkembang. Namun, selama praktik di masa S2, Alfian jadi menyadari kalau kondisi itu justru mengusik hatinya. 

“Saat itu saya semakin sadar bahwa layanan psikologis di kota besar sangatlah mudah diakses, apalagi di Yogyakarta. Sementara, di daerah asal saya yakni di Bangka Selatan masih sangat terbatas sekali, baik dari sisi fasilitas, tenaga profesional, maupun penerimaan masyarakatnya,” tutur Alfian.

Ia juga sempat berdiskusi dengan dosen-dosennya di UAD mengenai keresahannya tersebut. Dan rupanya, mereka pun ikut menyarankan dan mendukung Alfian untuk memberikan edukasi soal kesehatan mental di Bangka.

“Saya sudah berekspektasi sih akan memulai semuanya dari nol ketika pulang ke daerah. Tapi bagi saya, kalau bukan kita sebagai putra daerah, siapa lagi?” ujar Alfian.

Mengakhiri perantauan di Jogja dan kembali ke Bangka

Maka, setelah mendapat gelar Magister Psikologi Profesi Klinis di Jogja tahun 2024, Alfian langsung pindah ke Bangka dan mengedukasi masyarakat di sana. Dan benar saja, tantangannya pun tak mudah.

“Banyak masyarakat di Bangka belum memahami bahwa Psikolog bukan hanya untuk mereka yang sakit mental, tapi juga untuk siapa saja yang ingin mengenal diri, bertumbuh, atau butuh dukungan,” kata Alfian.

Sementara itu, banyak dari mereka justru menunda mencari bantuan karena takut dianggap “tidak waras” atau “tidak normal”. Selain persoalan stigma, Alfian juga harus menghadapi tantangan lain seperti aksesibilitas.

Ia sendiri harus praktik di dua tempat dan hanya libur di hari Minggu. Lokasinya dari Toboali ke Pangkalpinang, lalu lanjut ke Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Sebab, kata dia, tidak semua daerah di Bangka memiliki layanan psikologi yang memadai. Jauh berbeda kondisinya dengan di Jogja. Apalagi, di desa-desa.

Iklan

“Mangkanya, bisa dibilang saya ini psikolog lintas kabupaten,” ucap pemuda asal Pulau Lepar tersebut.

Mendirikan Rumah Pulih untuk merawat luka

Namun, Alfian tak patah arang. Ia justru terpacu untuk membangun daerahnya dari bawah. Mulai jadi pembicara di tiap sekolah, membangun kolaborasi dengan tokoh masyarakat dan organisasi pemuda, mengadakan live streaming edukatif di media sosialnya, hingga mendirikan platform Rumah Pulih bersama rekan-rekan psikolognya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Layanan Psikologi Rumah Pulih (@rumah_pulih.id)

“Rumah Pulih memberikan layanan kesehatan mental secara daring, agar siapa pun bisa mengaksesnya dengan mudah dan kapan saja,” kata Alfian. 

Ia berharap upayanya itu dapat membuat warga Bangka Belitung bisa lebih terbuka terhadap isu kesehatan mental. Ia ingin masyarakat sadar bahwa menjaga pikiran dan perasaan, sama penting dengan menjaga tubuh secara fisik. 

Tentu saja Alfian tak bisa berdiri sendiri. Ia perlu dukungan dari anak muda, guru, orang tua, hingga tokoh masyarakat untuk mengkampanyekan isu kesehatan mental, sehingga menjadi gerakan yang masih dan luas.

“Saya juga bermimpi membangun pusat layanan psikologi terpadu di Bangka, yang tidak hanya fokus pada penyembuhan, tapi juga pemberdayaan,” kata alumnus UAD, Jogja itu.

“Bagi saya, psikologi bukan hanya untuk menyembuhkan luka, tapi juga membantu manusia tumbuh menjadi versi terbaik dirinya. Itulah harapan dan visi saya sebagai psikolog di daerah, ‘merawat luka, membangun pulih’.” lanjutnya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Mahasiswa Psikologi Ditakuti Jurusan Lain karena Dikira Jago Cenayang, Bisa “Membedah” Isi Hati dan Pikiran Tanpa Diminta atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 30 Mei 2025 oleh

Tags: Bangka BelitungJogjaJurusan Psikologkesehatan mentalpsikologUniversitas Ahmad Dahlan
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.