Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Ilmu Getaran Merpati Putih, Seni Bertarung dalam Gelap yang Perkasa Tanpa Mantra

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
27 Juni 2023
A A
Beranda Liputan Sosok
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih merupakan salah satu perguruan pencak silat legendaris dari Jogja. Mereka terkenal dengan latihan fisik yang keras dengan ujian memecah benda keras. Selain itu, perguruan ini juga memiliki seni bertarung dalam gelap yang mengandalkan kemampuan dalam tubuh tanpa mantra.

***

Siang itu saya berada di daerah Jalan Goa Selarong, Sewon, Bantul. Goa yang kini menjadi objek wisata itu dahulu merupakan tempat bersejarah. Pangeran Diponegoro dan pasukannya pernah bermarkas di sana selama melakoni perang gerilya melawan pasukan Belanda.

Namun, saya bukan berada di objek wisata goa, melainkan rumah seorang lelaki yang sudah lebih dari tiga dekade mendalami ilmu bela diri Merpati Putih. Wuryantomo (54) namanya, meski usianya sudah kepala lima, badannya tampak bugar. Wajahnya berseri dan tak banyak kerut. Awalnya saya kira ia masih umur 40.

“Mungkin ini efek beragam latihan di perguruan kami,” ungkapnya tertawa merespons pujian saya. Ia merupakan sosok yang kini aktif melatih di sejumlah kelompok latihan di Jogja. Selain itu juga pernah menjadi pengurus di organisasi pusat Merpati Putih.

Ilmu bertarung dalam gelap

Rumah lelaki ini hanya berjarak satu setengah kilometer dari Goa Selarong. Oleh karena itu, ia menceritakan salah satu kekagumannya pada kemampuan Pangeran Diponegoro dan pasukannya yang mampu menumbangkan banyak pasukan Belanda saat malam hari. Mengingat pada masa itu pencahayaan masih minim.

Baca Juga:

Jadi manusia paling apes dan ironis: Punya kakak PSHT fanatik dan bapak kru sound horeg sampai batin tertekan MOJOK.CO

Nasib Jadi Manusia Paling Apes dan Ironis: Punya Kakak Fanatik PSHT dan Bapak Kru Karnaval Sound Horeg, Hari-hari Batin Tersiksa

15 Agustus 2025
4 Sisi Terang PSHT: Ternyata Ada, Sebelumnya Terkubur Dosa MOJOK.CO

Dosa PSHT Memang Banyak, Bahkan Saya Pernah Mereka Ancam, tapi Selesai dengan Baik Bukti Ada Juga Sisi Terang Organisasi Silat Ini

1 Agustus 2025

“Bekal mereka itu ilmu bertarung dalam gelap.  Itu ada ilmunya, bukan pakai mantra dan segala macam,” ujarnya lulusan Departemen Kimia, UGM ini.

Tomo juga mengaku pernah mendapat ilmu bertarung dalam gelap saat menimba ilmu di Merpati Putih. Saat itu sekitar 1993, empat tahun setelah ia mulai belajar dan ia sudah berada di tingkatan empat ada latihan bertarung di ruang tanpa cahaya.

“Saat tingkat empat saya latihan di sekitar Ambarukmo,” katanya.

Kala itu, ia berdiri di tengah ruangan dengan delapan anggota lain yang mengelilinginya. Setiap anggota yang mengitari telah mendapat nomor urutan. Setelah semuanya siap lampu ruangan pun padam.

Pelatih memberi aba-aba untuk memulai pertarungan. Satu per satu nomor disebutkan secara acak. Para anggota yang sudah disebutkan namanya pun bergerak maju mengincar Tomo di tengah. Dalam gelap, pukulan dan tendangan melayang. Bermodalkan naluri terlatih, mereka saling serang.

Ilmu getaran Merpati Putih

Meski mata nyaris tak bisa melihat apa-apa, mereka bisa saling berbalas serangan dan menghindar. Inilah, hasil latihan salah satu ilmu yang dipelajari di Merpati Putih yakni ilmu getaran.

“Ya saya kena pukul berkali-kali. Jangan dibayangkan yang keren tanpa celah begitu. Tapi setidaknya ada naluri untuk membaca pergerakan dari lawan dalam kegelapan,” kenang Tomo tersenyum.

Menurut Tomo, kemampuan ini sejatinya merupakan menggabungkan metode nafas dengan penghayatan untuk mempertajam sensor tubuh manusia. Tidak ada mantra maupun unsur klenik dalam hal ini.

Iklan

“Kalau istilah Jawa-nya ini olah rasa. Dasarnya ada di pernafasan, bukan mantra,” katanya.

Guru Besar ( jongkok rambut putih ) dan anggota MP dari Utah USA, di pantai parangkusumo Bantul. MOJOK.CO
Guru Besar ( jongkok rambut putih ) dan anggota MP dari Utah USA, di pantai parangkusumo Bantul. (Istimewa)

Untuk keperluan atraksi, pesilat Merpati Putih kerap memperagakan mengendarai motor dengan mata tertutup. Ilmu ini mulai dikenalkan ke publik sejak 1987.

Seiring perkembangannya, ilmu getaran juga banyak dimanfaatkan untuk membantu para disabilitas netra untuk beraktivitas. Di Jogja misalnya, Merpati Putih pernah berkolaborasi dengan Yayasan Mardi Wuto yang bergerak pada pemberdayaan tuna netra.

Perguruan ini mengklaim sudah membantu lebih dari 3.000 tuna netra di Indonesia agar bisa lebih mudah beraktivitas. Kemampuan itu dinilai bisa membuat seseorang mendeteksi getaran dari benda di sekitar.

Bahkan, ilmu ini pernah dipraktikan oleh prajurit Kopassus saat melakukan pencarian jenazah korban tanah longsor  di Bogor pada Februari 2018 lalu.

“Pada dasarnya, perguruan mencoba untuk memaksimalkan semua potensi yang kami miliki untuk kepentingan orang banyak,” kata Tomo.

Olah nafas Merpati Putih

Olah napas memang jadi salah satu karakter yang melekat pada perguruan yang lahir di Jogja ini. Sejak awal berkembang, sejak jenjang paling awal, para anggota mendapatkan porsi latihan khusus terkait pernapasan.

Merpati Putih sendiri secara organisasi resmi berdiri 2 April 1963. Namun perjalanan keilmuannya telah berkembang jauh sebelum itu. Dasar-dasar ilmu bela diri Merpati Putih bermula sejak era Mataram Islam.

Mulai terorganisir secara lebih mendalam pada era R Sarengat Siswo Hardjono (Sarengat Hadi Poenomo). Sosok tersebut menyandang gelar Sang Guru pada perguruan Merpati Putih yang mulanya merupakan ilmu bela diri yang dipelajari oleh kalangan keluarga saja.

Sang Guru lantas memberikan mandat kepada dua anaknya yakni Poerwoto Hadi Poernomo dan Budi Santoso Hadi Poernomo. Kedua anaknya yang kemudian menyandang gelar Guru Besar ini, berdasarkan amanat sang ayah, akhirnya membuat perguruan terbuka untuk umum.

Perguruan ini memiliki seragam berwarna putih dengan balutan warna merah pada kerahnya. Menunjukkan sisi nasionalisme dan pengabdian pada negara.

Namun, nama perguruan sebenarnya berasal dari sebuah falsafah yakni Mersudi Patising Tindak Pusakane Titising Hening yang artinya mencari sampai mendapatkan tindakan yang benar dengan ketenangan.

Tomo yang sempat belajar langsung kepada dua Guru Besar menjelaskan bahwa lambang perguruan benar-benar menggambarkan filosofi Merpati Putih. Perguruan ini mengusung perdamaian sebelum kekuatan. Di lambang terdapat beberapa ikon seperti tangan, warna emas, hitam, hingga seekor merpati putih.

“Tangan itu kekuatan. Ada warna emas di tangan yang menunjukkan kita bisa berjaya dengan energi di tangan. Lalu warna hitam itu menunjukkan kekuatan kita ada misterinya, kita tidak tahu batas kekuatan dan tidak tahu kapan bisa muncul. Tapi di depan tangan itu ada merpati, secara universal itu kan perdamaian,” paparnya.

Latihan keras namun mengedepankan perdamaian

Perguruan ini mengedepankan perdamaian. Sikap welas asih merupakan karakter yang dikedepankan Sang Guru. Hal itu juga menjadi alasan mengapa nama depan perguruan ada kombinasi antara pencak silat dengan bela diri. Menurut Tomo, utamanya para anggota diajarkan untuk membela dirinya.

“Bukan untuk menjadi agresor,” tegasnya.

Ia juga menegaskan kalau di perguruan, sanksi tegas membayangi para anggota yang terlibat tawuran atau pertikaian di jalan. Jika ada masalah terkait perguruan maka pengurus yang akan menyelesaikan. Begitu pula dalam ranah politik, ada larangan keras menggunakan atribut Merpati Putih dalam bentuk apa pun bagi anggota yang terjun ke politik praktis.

“Kami ingin jadi merah putih. Terbuka untuk semua dan tidak berafiliasi dengan pihak tertentu saja,” paparnya.

Di sisi lain, kedamaian itu berjalan seiringan dengan porsi latihan yang terbilang keras dan berat di perguruan ini. Bahkan ada ujian pemecahan benda keras dalam setiap jenjang kenaikan tingkat bagi mereka yang sudah berusia di atas 14 tahun.

“Jadi kami benar-benar menggembleng fisik, kemudian olah napas,” paparnya.

Namanya saja Bela Diri Tangan Kosong (Betako), perguruan ini memang menguatkan segala potensi dalam tubuh. Tubuh merupakan pemberian Tuhan yang jadi senjata terbaik bagi para anggota. Sehingga di ketingkatan Merpati Putih terdapat ujian khusus terkait penguatan tangan, kaki, dan anggota badan lainnya.

Pemecahan benda keras menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri akan potensi kekuatan di dalam tubuh. Beragam medium benda keras yang jadi bahan uji, mulai dari balok es, batu sungai, hingga balok semen.

Gunakan senjata secara berpasangan

Halaman 1 dari 2
12Next
Tags: ilmu getaranmerpati putihpencak silat
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Jadi manusia paling apes dan ironis: Punya kakak PSHT fanatik dan bapak kru sound horeg sampai batin tertekan MOJOK.CO
Ragam

Nasib Jadi Manusia Paling Apes dan Ironis: Punya Kakak Fanatik PSHT dan Bapak Kru Karnaval Sound Horeg, Hari-hari Batin Tersiksa

15 Agustus 2025
4 Sisi Terang PSHT: Ternyata Ada, Sebelumnya Terkubur Dosa MOJOK.CO
Esai

Dosa PSHT Memang Banyak, Bahkan Saya Pernah Mereka Ancam, tapi Selesai dengan Baik Bukti Ada Juga Sisi Terang Organisasi Silat Ini

1 Agustus 2025
Madiun Kota Pendekar tapi ulah PSHT bikin malu. MOJOK.CO
Ragam

Derita Orang Madiun, Mau Sombong ke Daerah Lain tapi Kena Cap Jelek karena Ulah PSHT hingga Dicap Sarang PKI

28 Juli 2025
Anggota pencak silat PSHT iri dengan aura farming pacu jalur MOJOK.CO
Ragam

Aura Farming Pacu Jalur bikin Iri Orang PSHT: Sama-sama Mendunia tapi PSHT bikin Malu, Diajak Perbaiki Diri Nggak Mau

18 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pemilik bus mojok.co

6 PO Bus yang Pemiliknya Mantan Sopir dan Kondektur

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.