Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Sosok

Kisah Guru Honorer 15 Tahun Mengajar TK di Tengah Sarkem, Upah Jauh di Bawah UMR Jogja Niatnya Harus “Kerja Bakti” dan Ibadah

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
12 Mei 2024
A A
guru honorer di TK tengah Sarkem Jogja.MOJOK.CO

Ilustrasi guru TK di tengah Sarkem Jogja (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bagi Ismi (39), sulit menjadi guru honorer apabila tak dilandasi cinta. Awalnya ia bukan lulusan Jurusan Pendidikan lalu tergugah hatinya untuk kuliah lagi sembari menjadi guru TK tengah kawasan prostitusi Sarkem Jogja.

***

Saat saya berkunjung ke TK PKK Sosrowijayan Kulon kawasan Sarkem Jogja, Ismi seorang diri mendampingi 19 anak yang belajar. Pada Selasa (7/5/2024), kebetulan rekan sekaligus kepala sekolah TK tersebut sedang mendapat panggilan rapat dengan dinas.

“Bu, kapan ini pulangnya?” kata seorang anak yang menghampirinya dengan manja.

“Nanti sebentar lagi ya cah bagus. Jam setengah sebelas pulang. Sekarang main dulu,” jawab Ismi.

Banyak yang tidak mengira bahwa di tengah kawasan prostitusi Sarkem Jogja ada tempat belajar dan bermain anak-anak. Ismi, yang dulu lahir dan tumbuh di Kampung Gandekan, sisi utara kawasan ini juga merupakan alumnus TK ini.

“Dulu saya ya TK-nya di sini,” ungkap guru honorer ini.

Namun, jika hari sudah pagi suasana Sarkem berubah jadi sepi. Memang, ada beberapa perempuan pekerja yang masih duduk-duduk di teras bilik karaoke dan prostitusi. Akan tetapi mereka sudah tidak bekerja lagi.

tk di tengah sarkem jogja.MOJOK.CO
Tampak depan TK PKK Sosrowijayan Kulon (Hammam/Mojok.co)

Ada aturan tidak tertulis bahwa jika sudah pagi kegiatan prostitusi dan karaoke harus berhenti. Para pekerja pun, sebenarnya untuk duduk-duduk di emperan saja tidak boleh.

Jadi guru honorer itu seperti ibadah dan kerja bakti

Siang itu, suasana TK sedang cukup ramai. Selain anak-anak yang bermain di dalam ruang, para orang tua sedang asik berbincang di luar.

Bagi Ismi, melihat suasana TK yang hidup adalah sumber kebahagiaan. Jauh selepas ia mengenyam pendidikan anak usia dini di tempat ini, selepas lulus kuliah, Ismi sempat kerap datang untuk mengantar adiknya.

Di saat itulah ia bertemu dengan sosok guru yang dulu juga jadi pengajarnya saat masih anak-anak. Kedekatan mereka membuat Ismi mendapat tawaran untuk ambil peran.

“Awalnya saya disuruh jadi guru ngaji di sini khusus saat Ramadan,” kenangnya.

guru tk di sarkem.MOJOK.CO
Sosok Ismi (Hammam/Mojok.co)

Saat itu, Ismi yang sudah lulus dari studi keuangan Islam di UIN Sunan Kalijaga menerima tawaran itu. Perlahan, ia kemudian mendapat tawaran lebih lanjut untuk membantu administrasi di TK PKK Sosrowijayan Kulon.

Iklan

“Selanjutnya dapat tawaran untuk bantu administrasi ya mulai dari buku tabungan sampai mengurus SPP. Akhirnya setelah itu dapat izin untuk belajar mendampingi anak-anak,” ujarnya.

Ia memutuskan jadi guru honorer meski tidak ada tawaran materi yang menjanjikan. Gajinya, sejak awal jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan hingga sekarang pun gaji pokoknya sebagai guru honorer tidak sampai setengah UMR Jogja.

“Ya awalnya seperti kerja bakti lah hitungannya. Kalau tidak dilandasi rasa suka terhadap anak-anak dan niat ibadah ya susah. Pakai kalkulator manusia, pekerjaan ini nggak akan cukup untuk penuhi kebutuhan hidup,” terangnya.

Tantangan mengajar di tengah kawasan prostitusi Sarkem Jogja

Pada 2010, Ismi menikah. Ia kemudian pindah agak jauh ikut suaminya di Jalan Imogiri, Bantul. Namun, ia tetap bertahan menjadi guru TK. Suaminya pun mendukung penuh keputusan untuk menjadi guru honorer lantaran perempuan ini memang menyukai kegiatannya.

Demi mendalami keilmuan, Ismi lalu mengambil kuliah di Universitas Terbuka pada 2015. Sehingga, ia kemudian bisa mendapat ilmu dan gelar sarjana pendidikan anak usia dini pada 2017. Hal yang kemudian dapat menunjang kariernya.

“Akhirnya, walau belum bisa PNS, saat pandemi kemarin saya bisa dapat sertifikasi,” katanya.

Bertugas di kawasan prostitusi sesekali mengundang pertanyaan dari orang sekitar Ismi. Jika sedang ada suatu pemberitaan atau kasus tertentu di wilayah itu, ia kerap jadi orang yang ditanya-tanya.

“Padahal ya saya ini kan di sana pagi sampai siang. Kalau situasi malamnya tentu saya nggak tahu,” kelakarnya.

Dulu, saat Sarkem Jogja masih ramai, sesekali ia juga menghadapi orang mabuk yang pagi-pagi kesasar ke halaman TK. Namun, kini Sarkem juga sudah tidak segemerlap masa kejayaannya. Selain itu, sudah ada aturan dan Balai RW yang merangkat TK ini juga sudah dilengkapi pagar.

“Dulu ya, ya ada itu beberapa kali orang mabuk nyasar ke halaman depan,” kenangnya.

Kebahagiaan menjadi guru TK

Selain itu, baginya semua biasa saja. Menjadi guru TK di sini atau di tempat lain, bagi Ismi, sama-sama perlu landasan rasa cinta terhadap anak-anak.

“Sebagai guru kebahagiaan terbesar ya tentu kalau anak bisa lancar dan sukses di pendidikan selanjutnya. Itu mungkin kebahagiaan semua guru,” tutur ibu dua anak ini.

Menurutnya, tantangan terbesar bukan lah persoalan lingkungan. Namun, bagaimana agar TK ini terus bertahan dan tak kekurangan murid di masa mendatang.

Kebanyakan peserta didik di TK ini sebenarnya justru bukan berasal dari kawasan Sosrowijayan Kulon. Bahkan, ada yang jauh-jauh datang dari Godean, Sleman.

Di luar gedung, Dewi (37), seorang ibu dari Godean bercerita awalnya tidak berencana menyekolahkan anaknya di TK ini. Semuanya berawal dari tetangganya.

“Ada anak tetangga yang TK di sini, lha anak saya jadi maunya ikut dia. Kalau nggak di sini nggak mau sekolah,” kata Dewi tertawa.

Ibu-ibu lain bernama Rubinah (59) lalu menyahut. “Saya dedengkot di sini,” kelakarnya.

Pasalnya, sudah dua generasi keturunan Rubinah yang menempuh TK di tempat ini. Berawal dari anak sekarang menjadi cucu yang kerap ia temani. Rubinah tinggal di Kampung Gandekan, sisi utara Sarkem Jogja.

Katanya, selain dekat, memilih sekolahkan anak di sini karena guru TK yang baik dan memahami situasi mereka. Pembelajarannya juga tak kalah dari TK lain di sekitarnya.

Tentu, kisah-kisah dari para orang tua itu jadi kebahagiaan tersendiri bagi Ismi. Jadi pelecut semangatnya menjalani profesi sebagai guru honorer di tengah kawasan yang menyandang beragam stigma dari orang luar.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Kisah TK yang Berdiri di Tengah Sarkem Jogja, Anak-anak Belajar Saat Bilik-bilik Prostitusi “Tertidur”

Ikuti berita an artikel Mojok lainnya Google News

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2024 oleh

Tags: guru honorerguru tkJogjasarkemTK
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.