Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Rawa Kalibayem Bantul, Tempat Uji Coba Kapal Selam Pertama Indonesia yang Kini Jadi Idaman Pemancing

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
22 September 2023
A A
Rawa Kalibayem Bantul, Tempat Uji Coba Kapal Selam Pertama Indonesia yang Kini Jadi Idaman Pemancing MOJOK.CO

Ilustrasi Rawa Kalibayem Bantul, Tempat Uji Coba Kapal Selam Pertama Indonesia yang Kini Jadi Idaman Pemancing. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sebuah rawa kecil di Kasihan, Bantul ternyata pernah menjadi tempat uji coba kapal selam mini pertama buatan anak bangsa. Kapal selam yang dibuat dengan mesin mobil Fiat ini rencananya untuk menghadang blokade Belanda di tahun 1947.

Mojok menelusuri kisah tempat bersejarah yang sekarang sudah berubah jadi lokasi mancing favorit bapak-bapak itu.

***

Sejak tiba di jalan raya tepi Rawa Kalibayem, saya yakin jika uji coba kapal selam mini dilakukan hari ini pasti gagal. Sebab, rawa ini terlihat begitu dangkal. Gundukan lumpur tampak di berbagai titik. Permukaan airnya pun tidak terlalu luas.

Namun, sejarah mencatat pada 1948 rawa yang terletak di Ngestiharjo, Kasihan, Bantul ini jadi tempat uji coba sebuah kapal selam kecil buatan Indonesia. Kapal selam itu berukuran 7×1 meter dengan bobot mati sebesar lima ton.

Dari jalan raya saya lalu turun ke pematang rawa. Mendekati para pemancing yang tampak begitu antusias. Terik matahari tengah siang tak menyurutkan puluhan pemancing di berbagai penjuru rawa.

Di tengah rawa terlihat gelembung air yang menyembul-nyembul ke permukaan. Salah satu tanda keberadaan banyak ikan. Kabar bahagia bagi para pemancing.

Namun, ada seorang lelaki yang tampak termenung sambil mengamati para pemancing lain yang sedang mengangkat ikan tangkapan. Di sampingnya, tergeletak alat pancing, tapi ia belum tergerak untuk ikut bersama yang lain.

“Masih mau lihat mereka dulu,” sahut Mujiono (60) warga Sonopakis, Ngestiharjo saat saya ajak berbincang.

Menurutnya, sejak 2019 silam pamor Rawa Kalibayem sebagai spot memancing mulai menanjak. Ada banyak jenis ikan yang hidup di perairan ini. Mulai dari nila, mujair, sampai ikan yang kurang disukai pemancing yakni sapu-sapu.

“Sidat juga ada,” cetusnya.

Perkembangan Rawa Kalibayem dari rawa, sawah, hingga jadi tempat memancing favorit

Hampir 24 jam, menurut Muji, Rawa Kalibayem tak pernah sepi dari pemancing. Mereka datang dari berbagai tempat demi bisa mendapat ikan-ikan yang ada di sini.

Dulunya, sempat ada beberapa pihak yang membawa ikan kemari. Mulai dari komunitas pemancing hingga perguruan tinggi pernah terlibat kegiatan penebaran benih ikan. Pada 2020 lalu misalnya, Departemen Perikanan UGM membawa 20 kilogram benih tawes dan karper. Jenis ikan yang sesuai dengan ekosistem rawa ini.

“Nah jadi sekarang ini benihnya sudah beranak-pinak dan bisa dipancing,” ujarnya.

Iklan

Muji mengaku mulai tinggal di sekitar Rawa Kalibayem sejak tahun 1990-an. Saat ia datang, kondisi lahan ini bukanlah rawa melainkan persawahan.

rawa kalibayem bantul.MOJOK.CO
Rawa Kalibayem Bantul dengan patung semari di tengahnya (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Namun, lahan kembali beralih menjadi rawa pada 2004 akibat sebuah bencana alam. Kala itu terjadi tanah longsor yang menyebabkan sejumlah rumah warga di Kalibayem, Bantul rusak. Selain itu, perubahan permukaan tanah membuat rawa-rawa kembali terbentuk.

Sejak saat itu, perlahan Rawa Kalibayem Bantul mulai terkenal sebagai tempat mancing. Terlebih, sempat dibangun kawasan wisata yang cukup terkonsep di area ini. Meski saat ini, kondisinya kembali tidak terurus.

Saat sempat menjadi tempat wisata, nama Rawa Kalibayem juga hendak dikonsep ulang menjadi Telaga Semar Seto. Menjadi destinasi wisata menarik di Bantul. Namun, sebelum nama itu menjadi familiar di banyak telinga, pengelolaan tempat wisata ini sudah tidak berjalan dengan baik.

“Itu alasan ada patung semar besar di tengah,” ujarnya sambil menunjuk patung tersebut. Di Google Maps, nama rawa ini juga Telaga Semar Seto.

Baca selanjutnya : Situs bersejarah Keraton Yogyakarta yang jadi saksi kapal selam pertama

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 22 September 2023 oleh

Tags: Bantulkapal selamkapal selam indonesiamobil Fiatrawa kalibayem
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Anggota LKS SAPADIFA di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Jogja belajar menganyam bambu. MOJOK.CO
Liputan

Penyandang Disabilitas di Bantul Manfaatkan Pohon Bambu yang Melimpah di Desanya Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi

31 Oktober 2025
5 Penanda Pempek Asli dan Palsu di Jogja Menurut Lidah Orang Palembang.MOJOK.CO
Kuliner

5 Penanda Pempek Asli dan Palsu di Jogja Menurut Lidah Orang Palembang

16 Oktober 2025
Kehidupan praktisi tarot (tarot reader) di Dusun Druwo, Bantul, Jogja MOJOK.CO
Sosok

Hidup Praktisi Tarot di Dusun “Sarang Genderuwo” Jogja

3 Oktober 2025
Tinggal di Bantul Jogja Bau dan Bikin Pusing, Saya Baru Menemukan Kenyamanan Begitu Pindah ke Muntilan Magelang
Pojokan

Tinggal di Bantul Jogja Bau dan Bikin Pusing, Saya Baru Menemukan Kenyamanan Begitu Pindah ke Muntilan Magelang

2 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.