Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Orang Plat K Harus Hadapi Banyak Derita kalau Merantau di Semarang, Benar-benar Penuh Drama

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
22 Mei 2025
A A
Ujian warga plat K seperti Rembang yang merantau di Semarang MOJOK.CO

Ilustrasi - Ujian warga plat K seperti Rembang yang merantau di Semarang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Orang-orang dengan kendaraan motor plat K—terkhusus Kudus, Pati, Rembang—merasa merantau di Semarang memang penuh ujian. Terutama ketika hendak pulang kampung. Hasrat pulang kampung lenyap seketika, berubah menjadi kemalasan tatkala mendapati situasi di jalanan.

Perantau motor plat K vs banjir rob Semarang

Bertahun-tahun Semarang menjadi langganan banjir. Di area RSI Sultan Agung, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Terminal Terboyo, lalu Genuk bahkan tak harus menunggu hujan intensitas tinggi untuk memicu banjir rob.

Seperti yang terjadi baru-baru ini: Semarang dikepung banjir. Hal ini lantas sama-sama dikeluhkan oleh para perantau dengan motor plat K di Instagram.

“Jujur marai males balik sih iki, rob kok terus leh cah (Jujur bikin malas balik (pulang) sih ini, rob kok terus),” begitu bunyi akun base plat K di Instagram yang langsung diamini oleh ratusan warganet yang mengaku juga berasal dari rumpun plat K.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Asli Rembang (@asli.rembang)

Basori (23) adalah salah satu yang mengamini hal tersebut. Pemuda asal Rembang, Jawa Tengah yang kini kuliah di salah satu kampus di Semarang.

Sebenarnya Basori punya agenda rutin pulang ke Rembang tiap dua minggu sekali. Bahkan, kalau sedang sumpek di Semarang, dia bisa pulang seminggu sekali.

Akan tetapi, rencana pulang tersebut bisa buyar jika jalan pantura dari Terminal Terboyo-Genuk terendam banjir rob.

“Satu, itu pasti macet banget. Dua, kalau banjirnya tinggi, harus basah-basahan sih nggak apa-apa, tapi motor bisa mogok. Bayangin itu saja sudah wegah,” tuturnya, Kamis (22/5/2025) pagi WIB melalu pesan Instagram.

“Sampai ada guyonan kan, Semarang kalau panas kayak neroko (neraka), tapi sekali hujan jadi segoro (lautan),” sambungnya.

Ada alternatif, tapi berisiko

Sebenarnya, seturut keterangan teman-teman Basori, kalau untuk ke Rembang bisa saja menggunakan jalur alternatif selatan: Grobogan.

Iklan

Dulu jalur alternatif selatan memang dianggap rawan begal karena sepi. Selain itu, jalannya juga berlubang-lubang, sehingga berisiko ban jeblus atau yang paling parah kecelakaan.

Akan tetapi, konon sekarang jalannya sudah lebih bagus. Hanya saja, Basori masih parno untuk mencobanya. Menimbang, dia kerap memacu motor plat K-nya untuk pulang ke Rembang di Jumat malam (karena kuliahnya baru berakhir di Jumat petang).

Maka, ketika banjir rob sedang melanda Semarang, Basori lebih memilih menunda kepulangannya ke Rembang.

“Aku belum pernah lewat selatan. Tapi dengar-dengar, jalur alternatif ke Rembang pun kalau ujan deres juga katanya suka banjir bahkan longsor. Jadi ya sama aja, kekunci di Semarang,” ucap Basori.

“Paling parah emang pas puasa tahun lalu (2024), yang banjir Demak. Itu bener-bener kekunci di Semarang. Mau pulang serba bingung,” sambungnya.

Ujian motor plat K di jalur pantura

Jika tidak sedang banjir, perjalanan perantau motor plat K dari Semarang ke kampung halaman (Kudus ke timur) tidak lantas lancar jaya. Ujian yang lebih mengerikan menanti, seperti yang diutarakan oleh Gandika (24), juga dari Rembang.

Sejak lulus SMK, dia sudah melanglangbuana. Menjadi pekerja di berbagai daerah. Termasuk Semarang.

Gandika bercerita, ujian pengendara motor plat K saat melaju di jalur pantura adalah harus berhadapan dengan jalan rusak, truk tronton, dan bus yang ugal-ugalan. Apalagi jika perjalanan dilakukan malam hari: jalan gelap membuat lubang-lubang jalan tak terlihat, sehingga bisa kejeglong sewaktu-waktu.

Selain itu, volume kendaraan besar di pantura cenderung lebih padat di malam hari. Lebih ugal-ugalan pula.

“Jadi sering pengendara motor sepertiku kehabisan jalan karena ada truk atau bus nyalip dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi,” ujar Gandika. Belum lagi menghadapi mobil pribadi yang suka ngedim-ngedim tak jelas.

“Misalnya, ada mobil melaju. Dia nggak sedang nyalip siapa-siapa. Cuma dari arah berlawanan di jalur lain memang ada kendaraan. Jadi dalam situasi jalan normal. Terus tiba-tiba ngedim. Lah, mau mencelakakan atau gimana,” gerutu Gandika.

Bedebahnya, para pengendara mobil pribadi yang kerap Gandika temui suka ngedim ketika dari arah berlawanan ada pengendara motor seperti dirinya. Cahaya dim itu jelas saja menyilaukan. Membuat pandangan mata agak kabur.

“Justru inilah yang bahaya. Jika mata tidak bisa melihat arah depan, lalu tiba-tiba oleng, nyungsep, atau nabrak, ya kasihan si pengendara motornya,” tandasnya.

Gambling dengan pilihan bus

Basori dan Gandika memang lebih suka melakukan perjalanan dengan motor. Nah, bagi warga plat K yang tidak suka motor, ujiannya adalah di pilihan bus. Seperti yang diungkapkan oleh Endah (23), mahasiswa di sebuah kampus di Semarang.

Jika hendak pulang ke Juwana, Endah memang harus gambling dengan bus-bus yang tersedia di Terminal Terboyo untuk jurusan Surabaya-Semarang.

Hanya saat beruntung saja dia bisa mendapat bus ekonomi AC (umumnya dari PO Jaya Utama Indo). Kalau tidak, pilihan paling sering dia dapat adalah ekonomi non AC Jaya Utama Indo dan Sinar Mandiri.

“Kalau nggak buru-buru, pasti milih nunggu Jaya Utama atau Indonesia. Skip Sinar Mandiri. Busnya ringsek, sumpek, dan ugal-ugalan,” tutur Endah.

Tapi, jika sedang buru-buru dan yang bersiap berangkat adalah bus Sinar Mandiri, maka wassalam. Endah hanya bisa menelan ludah dan pasrah naik bus itu.

“Naik Sinar Mandiri kalau nggak kepala pusing, mual, ya jantung mau copot karena nyetirnya ngawur banget,” bebernya. Bagi Endah, itulah ujian warga plat K yang merantau di Semarang tiap hendak pulang ke kampung halaman. Sama “mengerikannya” dengan pengendara motor seperti Basori dan Gandika.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Cara Berkendara Motor Plat K Diresahkan Orang Jogja, Tapi bikin Takjub Orang Surabaya atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

Terakhir diperbarui pada 23 Mei 2025 oleh

Tags: bus surabaya semarangpanturapilihan redaksiplat KrembangSemarang
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO
Catatan

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.