Ngontrak di Tembalang Semarang, Hari-hari Saya Menyaksikan Sisi Bejat Mahasiswa Undip

Tembalang Semarang Merekam Sisi Gelap nan Liar Mahasiswa Undip MOJOK.CO

Ilustrasi - Jejal gelap nan liar mahasiswa Undip di Tembalang Semarang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Tembalang menjadi salah satu daerah yang cukup terkenal dari Semarang. Pasalnya, di Tembalang ada satu kampus yang menjadi top of mind kampus di Semarang, yakni Universitas Diponegoro (Undip).

Oleh karena itu, tidak heran jika banyak orang luar daerah yang membayangkan bahwa kehidupan di sekitar Undip sarat dengan kultur intelektual. Sebagaimana banyak orang membayangkan Jogja sebagai Kota Pelajar. Bagi beberapa orang luar Semarang, mahasiswa Undip untuk mendapat pandangan sebagai mahasiswa kampus unggulan.

Namun, Tembalang sebagai lokasi Undip berdiri, di lain sisi juga menyimpan sisi gelap kehidupan liar mahasiswa.

Perihal sisi gelap dan liar mahasiswa Undip di Tembalang, saya mendengar pengakuan dari beberapa narasumber yang kuliah di Semarang. Misalnya dari Tiar (25), pemuda yang dari sempat ngekos di Tembalang, Semarang.

Kehidupan di Tembalang Semarang yang hedon

Tiar adalah pemuda berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah. Ia merantau ke Tembalang, Semarang, pada 2017 silam.

Sebagai anak PNS dengan hidup sederhana, Tiar merasa agak jeglek dengan pergaulannya sesama mahasiswa Undip yang ternyata memiliki gaya hidup hedon.

“Di lingkunganku itu ada lah yang anaknya pengusaha. Ada juga yang anak PNS sepertiku. Anak PNS sepertiku cukup keteteran (ngikuti gaya mereka),” tutur Tiar, Rabu (19/6/2024).

“Tapi kalau nggak coba ngimbangin, takutnya nggak punya teman yang asyik dan loyal,” sambungnya.

Tiar menyontohkan betapa hedonnya lingkungannya di Undip, Tembalang. Misalnya kalau ngopi jarang ada yang mau di Warmindo atau warkop-warkop biasa. Tapi cari kafe. Meskipun kalau sedang sendiri, Tiar tetap lebih memilih makan dan nongkrong di Warmindo karena lebih murah.

Belum lagi kecenderungan sering healing keluar daerah. Misalnya ke Karimun Jawa atau ke Jogja. Bagi Tiar, hal itu tentu sangat menguras keuangannya. Karena kirimannya dari rumah sendiri terbilang tak sebanyak teman-teman lingkarannya.

“Sesekali aku nggak ikut dengan alasan sibuk. Tapi ya sering juga nggak bisa nolak. Sekali berangkat habis ratusan. Duh, harusnya uang ratusan bisa buat lain-lain yang lebih primer,” kata Tiar.

Malam-malam dengan miras di Kontrakan Tembalang Semarang

Beralih dari Tiar, saya mendapat cerita dari Obeng (26), demikian ia minta dipanggil. Alumni Undip semarang yang baru lulus pada 2022 lalu dan lanjut kerja di Kota Lumpia tersebut. Seorang pemuda asal Magelang, Jawa Tengah.

Tiar mungkin sedikit lebih lurus. Karena hal-hal yang ia alami selama tinggal di Tembalang, Semarang, berkutat soal hedonisme mahasiswa.

Sementara Obeng di level yang lebih liar dari Tiar. Sebab, selama masa-masa kuliah di Undip, ia kelewat sering menghabiskan malam dengan pesta anggur merah di kontrakan.

“Terlebih waktu udah berorganisasi per semester 2 ya. Nah, itu kalau lagi ngumpul nggak jauh-jauh lah dari anggur merah,” terang Pepeng.

Jadi di kontrakan yang berisi teman-teman satu jurusan sering menghabiskan malam dengan anggur merah, nanti kalau misalnya ada kumpul di basecamp organisasi atau saat ada acara tak luput juga dari anggur merah.

“Tapi ya nggak nyampe narkoba lah. Kami cukup mabok aja,” kata Obeng.

Belum lagi, kalau lagi gabut, biasanya ia dan teman-temannya akan hunting malam di Semarang. Mencari kelab-kelab atau lokasi hiburan malam di luar Tembalang. Dan itu adalah hal biasa.

Baca halaman selanjutnya…

Menginapkan lawan jenis di kontrakan jadi hal biasa

Menginapkan lawan jenis di kontrakan jadi hal biasa

Dari Obeng pula saya mengetahui kalau pergaulan mahasiswa Undip di Tembalang, Semarang, cenderung bebas dan liar. Sebab, menginapkan lawan jenis sudah menjadi pemandangan biasa di sini.

Obeng lantas menceritakan cukup banyak persinggungannya dengan teman-temannya yang bolak-balik menginapkan pacarnya di kontrakan. Hanya saja ia meminta saya tak menulisnya secara gamblang.

“Jadi ya kami tahu sama tahu lah. Kalau nggak ya check in hotel. Kami saling tahu, selain karena melihat sendiri, ya karena satu sama lain biasanya saling cerita,” tutur Obeng. “Ya itulah sisi-sisi bejat mahasiswa Undip di Tembalang.”

Bahkan, kata Obeng, open BO di kalangan mahasiswa Undip pun sudah tak menjadi rahasia lagi di lingkarannya sendiri.

Obeng tak menampik bahwa Undip pun sebenarnya juga lekat dengan kultur intelektual dan aktivisme. Secara, Undip merupakan salah satu kampus ternama. Tidak hanya di Semarang dan Jawa Tenga, tapi juga di Indonesia (Undip peringkat 8 nasional versi WUR 2025).

Hanya saja, kata Obeng, sebagaimana banyak kota besar lain, Tembalang ndilalah-nya menjadi bagian dari gemerlap Semarang yang menyimpan sisi gelap dan liar. Mirip seperti Jogja dengan Seturan-nya atau Surabaya dengan Kembang Kuning-nya.

“Sampai sekarang aku kerja, misalnya lagi kumpul lagi sama teman-teman kuliah dulu di Undip, anggur merah itu wajib,” tuturnya.

***

Saya sendiri pernah bersinggungan dengan liarnya hidup di Tembalang, Semarang. Meski bukan dari lingkungan mahasiswa Undip.

Misalnya pada awal Mei 2024 lalu. Usai libur panjang (long weekend), saya sempat mampir di kontrakan adik kelas pesantren di salah satu sudut Tembalang saat dalam perjalanan menuju Jogja. Kebetulan ia juga baru tiba di kontrakannya.

Saat kami tiba di kontrakan menjelang Magrib, dari dalam satu kamar tiba-tiba keluar sepasang lawan jenis. Keduanya teman dari adik kelas saya.

“Sudah biasa di sini, Mas. Tetangga juga nggak masalah. Karena memang cenderung bebas,” kata adik kelas saya itu. Meski adik kelas saya juga tidak menjelaskan apa yang kedua temannya itu lakukan. Saya sendiri juga tak terlalu penasaran. Peduli amat, urusan masing-masing.

Dari adik kelas saya itu pula saya tahu kalau tak jarang di kontrakannya ada kumpul-kumpul untuk menenggak anggur merah bareng-bareng. Bisa karena mumet dengan perkuliahan, bisa juga karena memang lagi pengin saja.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Argomulyo Merekam Sisi Gelap Anak Kos di Salatiga yang Saingi Seturan Jogja, Dulu Kota Santun Kini Lekat dengan Kehidupan Malam yang Kelam

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

 

 

 

Exit mobile version