Awalnya buka jasa sewa laptop di Jogja untuk menolong mahasiswa yang tak punya laptop. Namun, malah banyak mahasiswa Jogja yang tak tahu diri: sewa laptop tapi tak pernah mengembalikannya lagi. Padahal sewa laptop Jogja ini sudah memberikan sekian kemudahan dalam hal biaya persewaan.
***
Pemuda yang saya temui pada Rabu (8/5/2024) itu bernama Rajih (23). Ia berasal dari Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hanya saja ia sudah menetap di Jogja sejak 2019 silam untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Pemuda yang sangat ramah.
Rajih sebenarnya menawari saya untuk ngobrol-ngobrol di dalam ruangan tempat rentalnya di Jl. Kranggan, Cokrodiningratan, Jetis, Jogja. Lebih adem karena ada AC, lebih nyaman juga karena duduk di sofa. Tapi saya menawarkan balik untuk ngobrol di luar, sambil menikmati gerimis sore itu.
“Kalau di maps kami bikin dua (nama). Jadi ada yang SKLJ (Sewa Kamera Lensa Jogja), ada juga SLJ (Sewa Laptop Jogja),” jelas sarjana Ilmu Komunikasi tersebut.
Dari dua jenis barang yang ia sewakan tersebut, menurut Rajih sewa laptop lah yang memberinya pengalaman-pengalaman di luar nurul. Ia tak segan membagikan ceritanya pada saya.
Buka sewa laptop di Jogja untuk bantu mahasiswa
Sebenarnya yang lebih dulu ada adalah SKLJ, yakni sejak 2019, saat Rajih masih semester 1. Rajih sendiri bukan pemilik asli SKLJ. Pemiliknya adalah paman dari temannya yang juga membuka bisnis serupa di Bali.
“Dulu pamannya temenku cari admin, terus aku dikenalin, akhirnya aku jadi admin. Aku juga sempat magang yang di Bali, lokasinya dekat Kute,” ungkap Rajih.
Seiring berjalannya waktu, Rajih kemudian ditunjuk menjadi manajer di SKLJ Jogja tersebut. “Jadi bukan aku pemiliknya. Ada memang beberapa barangku di sini. Cuma ya di bawah 5 persen,” kata Rajih.
Pada 2022, barulah muncul gagasan untuk menambah barang sewaan. Tidak hanya sewa kamera (dan segala pernak-perniknya) saja, tapi juga sewa laptop untuk mahasiswa-mahasiswa Jogja.
Pertimbangan kapitalistik tentu ada. Rajih tak memungkiri itu. Sebab, ia melihat ada potensi profit dari usaha sewa laptop di Jogja. Secara, mahasiswa di Jogja banyak banget, Bro!
Akan tetapi, ide tersebut muncul salah satunya berangkat dari perasaan halus Rajih. Ia sering kali merasa “kasihan” tiap ada mahasiswa Jogja yang kuliah tak punya laptop. Sehingga saat mau nugas harus pinjam laptop teman. Itu pun kalau punya teman yang baik hati. Kalau tidak, tentu repot urusannya.
Kasih harga murah tapi malah digondol
Hingga saat ini, kata Rajih, ada 25 aset laptop beragam merk yang ia sewakan. Sepengelamannya sejauh ini, 80 persen yang menyewa adalah mahasiswa Jogja untuk kepentingan tugas (entah skripsi atau tugas-tugas lain).
“Paling banyak disewa Asus Vivobook. Karena laptop bagus, tapi harga sewa murah,” ujar Rajih.
Bahkan tak jarang pula Sewa Laptop Jogja tempat Rajih itu memberikan diskon bagi penyewa. Misalnya, sewa dua hari hanya bayar satu hari atau sewa seminggu hanya bayar lima hari.
Malah sering juga Rajih memberi diskon 50 persen hingga 100 persen jika kondisi laptop yang disewa ternyata memiliki kendala teknis tertentu.
“Karena saat menyewakan, kami udah menjamin kalau kondisi laptop bener-bener sehat,” ungkap Rajih.
Sayangnya, kebaikan Rajih tersebut justru tak berbanding lurus dengan kelakuan beberapa mahasiswa Jogja. Sebab, sudah cukup sering pula laptop yang Rajih sewakan tak kunjung kembali.
“Dari 10 kejadian terakhir, lima masih bisa kelacak, sisanya udah raib,” beber Rajih sembari tersenyum kecut. Rajih lalu menunjuk satu sudut di dalam ruangan SKLJ. Di sana terpampang foto beberapa mahasiswa yang jadi buron usai menyewa laptop di Sewa Laptop Jogja tapi tak kembali dan orangnya menghilang (tak bisa dihubungi).
Rajih bisa menyimpulkan mereka mahasiswa karena mereka meninggalkan KTM dan KTP. Karena memang syarat meminjam laptop di Sewa Laptop Jogja tempat Rajih adalah meninggalkan KTM dan KTP asli.
Berbekal dua kartu identitas tersebut, ada yang berhasil terlacak sehingga mau mengembalikan laptop sewaannya. Tapi banyak juga yang hilang entah ke mana.
Baca halaman selanjutnya…
Yang bawa kabur laptop justru mahasiswa berduit dari kampus top
Laptop di Sewa Laptop Jogja hilang digondol mahasiwa berduit
“Udah jelas syaratnya ninggal KTP dan KTM, ada loh yang nego ninggal kartu gym. Modus aja sih, kalau kartu gym kan sulit kelacak,” tutur Rajih. Ia sampai geleng-geleng kepala tak habis pikir.
Mirisnya, dari data yang Rajih telusuri, mayoritas mahasiswa yang menyewa di tempatnya sebenarnya mahasiswa kalangan berduit. Mayoritas juga berasal di kampus-kampus top Jogja.
Rajih sendiri tak bisa memastikan apa motif mereka, yang notabene berduit, justru melakukan upaya-upaya untuk membawa kabur laptop sewaan. Kalau ada yang pengin punya laptop bagus tapi nggak modal, tentu bisa saja. Sebab, MacBook Air (2015) di Sewa Laptop Jogja juga sempat nyaris raib digondol penyewa yang Rajih ketahui adalah anak orang kaya.
Atas rangkaian kejadian tersebut, Rajih masih belum berpikir untuk stop sewa laptop. Sebab pada kenyataannya ada kok mahasiswa-mahasiswa Jogja yang sewa laptop dengan jujur.
“Toh omzet juga udah ketutup dari sewa kamera dan lain-lain. Aman lah,” ucap Rajih. Hari makin gelap, obrolan kami perihal sewa laptop memang berakhir. Namun, rasan-rasan kami tentang kelakuan di luar nurul mahasiswa-mahasiswa Jogja masih terus berlanjut.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.