Bagi perantau di Jogja, memilih bus malam selalu menghadirkan pertanyaan krusial: mengutamakan kenyamanan maksimal atau ketenangan pikiran? Pilihan ini sering mengerucut pada dua nama besar: Rosalia Indah dan Agra Mas.
Rosalia Indah dikenal luas karena fasilitasnya yang memanjakan penumpang, bahkan kerap dilabeli sebagai “hotel berjalan”. Sementara Agra Mas, meskipun mungkin tidak semewah pesaingnya, mengklaim reputasi yang lebih solid dalam hal keamanan barang.
Rosalia Indah nyamannya kebangetan
Ari (27), seorang pekerja asal Jawa Barat yang merantau ke Jogja, adalah saksi hidup betapa Rosalia Indah memang memanjakan penumpangnya. Matanya berbinar saat ia mulai bercerita, seolah kembali merasakan setiap sentuhan kemewahan yang dulu sangat ia nikmati.
“Naik Rosin (Rosalia Indah) itu kaya masuk kamar hotel. Serius,” ujarnya, Kamis (3/7/2025) malam, dengan penuh semangat. “Begitu masuk, wangi busnya udah beda, wangi premium gitu,” imbuhnya.
Tak sampai di situ. Setinggi langit, ia terus memuji fasilitas bus yang memang pernah jadi teman setianya bolak-balik Jawa Barat dan Jogja itu. Selaiknya buzzer, mulai dari kursinya yang tebal dan empuk, lega, hingga petugasnya yang selalu rapi, tak luput dari pujiannya.
Bagi Ari, dulu, Rosalia Indah bukan sekadar alat transportasi, tapi sudah menjadi “tempat meditasi”. Saking nyamannya fasilitas yang diberikan PO ini.
“Soal fasilitas, Rosin itu top tier. Nggak ada lawan. Pokoknya dulu kalau pulang kampung atau balik ke Jogja, ya pasti Rosin. Udah kayak ritual wajib,” tegasnya, semacam deklarasi cinta pada PO bus tersebut.
Nyamannya kebangetan, tapi was-wasnya nggak ketulungan
Namun, sekuat apapun rasa cinta Ari dengan Rosalia Indah, harus berakhir dengan perpisahan pahit. Bukan karena fasilitasnya yang nggak nyaman lagi, tapi gara-gara isu yang tak kalah menakutkan: kehilangan barang.
“Waktu itu ramai banget di media sosial, soal kasus laptop diganti buku, iPad diganti keramik, viral di mana-mana,” kenangnya, raut wajahnya berubah serius. Bayangan kasus-kasus viral itu masih jelas di benaknya.
“Modusnya sama lagi. Tas dirusak, terus diganti benda lain yang bobotnya mirip. Sampai ada yang bilang tasnya dilubangi terus dijahit lagi biar nggak ketahuan langsung. Jujur, itu ngeri sih.”
Ketika kasus itu mencuat, Ari masih bisa mikir positif. Namun, dirinya makin nggak bisa berpikir tenang ketika makin banyak orang mengaku pernah mengalami hal serupa di bus Rosalia Indah. Dan, yang bikin ia lebih kecewa lagi: kasus ini tak pernah diusut tuntas.
“Jujur, yang paling bikin kecewa itu respons awalnya yang terkesan lepas tangan,” kata Ari, menyinggung beberapa keluhan korban yang menyebutkan Rosalia Indah mulanya menolak bertanggung jawab penuh.
“Walaupun belakangan mereka berjanji akan investigasi dan ganti rugi, tapi yang namanya kepercayaan susah buat dibeli,” imbuhnya dengan penuh kekecewaan.
Akhirnya, dengan berat hati, setelah berbulan-bulan dihantui kekhawatiran, Ari memutuskan untuk pindah haluan.
“Saya nggak mau barang berharga saya jadi tumbal kenyamanan. Setelah kejadian itu, saya putuskan coba Agra Mas.”
Baca halaman selanjutnya…
Agra Mas memang kalah jauh kalau ngomongin kualitas dibanding Rosin. Tapi jaminan aman.
Nggak semewah Rosalia Indah, tapi Agra Mas menawarkan rasa aman
Ari benar-benar mengakui, ketika pertama kali beralih ke Agra Mas, ia merasa ada “penurunan standar”. Dirinya bahkan memberikan analogi: ibarat dari hotel bintang lima langsung ke kos-kosan.
“Pertama naik Agra Mas, rasanya langsung ‘oh, ini dia realita bus AKAP‘. Sungguh beda jauh sama Rosin,” ujarnya.
Menurutnya, kursinya tak seempuk dan senyaman Rosalia Indah. Space untuk kakinya juga tak selega bus langganannya dulu. Bagai bumi dan langit. Namun, ada satu hal yang membuat Ari kini loyal pada Agra Mas, dan itu menurutnya tak bisa dibeli dengan fasilitas mewah: rasa aman.
“Setidaknya saya nggak perlu was-was soal tas laptop atau dompet. Itu penting banget, sih,” kata dia. “Perjalanan jadi lebih tenang, bisa tidur pulas tanpa perlu memeluk tas.”
Cerita Ari diamini oleh Fatia (20), seorang mahasiswi asal Jawa Barat yang kini menimba ilmu di Jogja. Berbeda dengan Ari yang dulunya dimanjakan Rosalia Indah, Fatia adalah tipe “penumpang yang pragmatis”.
Baginya, fasilitas mewah adalah bonus, tapi keamanan adalah harga mati. Ia tak pernah tergiur janji-janji kenyamanan yang sering diiklankan PO bus itu.
“Aku selalu pakai Agra Mas. Dari awal kuliah sampai sekarang, kalau pulang kampung atau balik ke Jogja, ya Agra Mas,” kata Fatia lugas.
“Fasilitasnya memang nggak mewah-mewah banget, ya standar lah. Yang penting kursinya nggak bikin pegal, AC-nya dingin, dan nggak ada bau aneh-aneh. Selebihnya, ya biasa saja.”
Memang tak berjodoh dengan Rosin
Fatia bercerita, sebenarnya ia pernah sekali tergoda untuk mencoba kemewahan Rosalia Indah. Sekali-kali pakai bus mahal buat pulang kampung. Self reward setelah menuntaskan ujian semesteran, kata dia.
“Waktu itu lagi iseng, lihat promo Rosin, terus kayaknya enak banget kalau bisa nyobain bus double decker-nya. Isenglah aku pesan tiket,” kisahnya sambil tertawa kecil.
“Tapi anehnya, setelah tiketnya sudah di tangan, tiba-tiba ada urusan mendadak di kampus yang nggak bisa ditinggal, jadi aku harus reschedule dan batal berangkat,” ujarnya.
Tak lama setelah pembatalan itu, kasus-kasus kehilangan barang di Rosalia Indah mendadak ramai di media sosial. Alhasil, Fatia pun jadi berpikir kalau jangan-jangan dia memang nggak ditakdirkan berjodoh sama PO bus itu.
“Lihat di medsos, ngeri lihat laptop diganti keramik, iPad jadi buku. Mending yang sudah pasti aman saja, walaupun fasilitas biasa,” kata dia. “Tapi memang kayaknya aku sama Rosin nggak jodoh aja sih.”
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.
