Sampai akhirnya, di sela kesibukan kerja di Bogor, ia kerap meluangkan waktu untuk memainkan aplikasi yang ia ketahui dari seorang teman kosnya. Aplikasi Hago, bermain gim sambil berbincang dengan orang asing.
Gim itu ia ketahui, lantaran suatu malam, ia tetangga kosnya begitu asyik telfon dengan seorang perempuan. Ternyata, tetangganya sedang bermain Hago.
“Saya penasaran lah, akhirnya download dan main,” ucapnya terbahak.
Lewat Hago, ia menemukan teman perempuan untuk bermain gim. Mereka kerap main gim Who Wants to be A Millionaire. Kepiawaian Agus memenangkan quiz di gim tersebut, ternyata membuat perempuan yang kelak jadi istrinya itu terpikat.
Nikahi perempuan Sunda meski sempat sulit dapat restu orang tua
Dari aplikasi Hago, Agus dan perempuan itu lalu saling berteman di Facebook. Berlanjut lagi saling berbagai kontak WhatsApp.
“Dari situlah, kemudian mulai komunikasi. Dia kerja di pabrik, pulang pergi naik angkot. Saya mulai inisiatif jemput,” tuturnya.
Agus bahkan rela, sengaja mengirim motornya dari Kendal, agar bisa antar jemput perempuan itu. Hubungan mereka pun merenggang. Meski mau diantar jemput, ternyata perempuan itu masih menjalin hubungan dengan laki-laki lain.
“Saya sempat coba mundur. Nggak jemput lagi, kira-kira tiga minggu. Akhirnya, dia nanyain kabar,” ujarnya.
Perempuan itu mengakui bahwa masih punya pasangan. Namun, hubungan mereka renggang dan jarang dapat perhatian seperti yang Agus berikan.
Di momen itulah, terhitung baru satu bulan kenalan, Agus nekat mengajaknya untuk berhubungan serius. Menyampaikan niatnya untuk menikah.
Tentunya, perempuan itu tak langsung menerima niat itu. Ia seolah menguji keseriusan Agus dengan beragam pertanyaan. Sampai beberapa waktu kemudian, Agus mendapat jawaban positif.
“Akhirnya kami serius nih. Nggak pacarana dan segala macam, taaruf lah istilahnya,” ungkapnya.
Coba patahkan mitos
Saat menyampaikan hal itu ke orang tuanya di Kendal, ternyata ia tak langsung dapat jawaban positif. Orang tuanya ingin ia menikah dengan sesama orang Jawa. Apalagi, banyak mitos yang menyelimuti hubungan antara orang Jawa dengan Sunda.
Mitosnya, pasangan Jawa Sunda hubungan tak akan langgeng. Mitos yang dipercaya berasal dari Perang Bubat berabad-abad yang lalu.
“Padahal kalau dari orang tua istriku, sejak awal kasih restu. Mereka anggap orang Jawa itu pekerja keras,” tuturnya.
Setelah coba meyakinkan lagi, akhirnya orang tua Agus di Kendal pun luluh. Pada 2019 mereka menikah. Kini sudah dikaruniai dua buah hati.
Meski tinggalkan Alfamart hingga berangkat kerja di Bogor salah satunya karena terobsesi FTV dan kehidupan Tanah Sunda, Agus mengaku tak mengira bisa berakhir menikahi orang sana. Namun, nasib membawahnya sudah sejauh ini.
“Sekarang saja, malah saya sudah nggak lancar bahasa Jawa lagi. Agak kaku, padahal ya baru mau jalan enam tahun di Bogor,” pungkasnya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News