Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

10 Tahun Jaga Penginapan di Bali Jadi Sadar, Prawirotaman Belum Layak Jadi “Bali-nya Jogja” Hanya Karena Banyak Bule

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
28 Juni 2024
A A
Till Drop Prawirotaman, bukan Bali.MOJOK.CO

Ilustrasi - 10 Tahun Jaga Penginapan di Bali Jadi Sadar, Prawirotaman Belum Layak Jadi "Bali-nya Jogja" Hanya Karena Banyak Bule (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bule miskin, mokondo, tapi dielu-elukan

Soal orang asing yang punya “posisi spesial” di mata orang Indonesia, Jamal sadar betul akan hal itu. Tak cuma Bali, di Prawirotaman pun orang asing seolah punya kedudukan yang lebih tinggi.

Jamal mencontohkan, di tempat kerjanya yang dulu, ia mengaku bule mendapatkan servis berbeda ketimbang turis dalam negeri. Di Prawirotaman pun demikian, ada pelayanan-pelayanan berbeda kepada turis asing yang itu tak dirasakan wisatawan dalam negeri.

Kata Jamal, sih, itu semua memang by design, dilakukan demi “citra lokasi wisata yang ramah wisatawan luar negeri”. “Ibaratnya kami, yang jaga penginapan itu contoh, begini lho orang Indonesia. Ramah-ramah. Kalian datang nggak bawa duit saja dilayani dengan baik, biar betah dan balik lagi suatu saat,” jelasnya.

Namun, yang membedakan, di Bali banyak turis mokondo. Tiap malam, yang entah bertemu di mana, mereka pasti membawa perempuan-perempuan Indonesia. Selalu beda-beda.

Bejatnya lagi, “incarannya” selalu perempuan-perempuan lokal atau yang berduit.

“Dulu di tempat kerjaku sampai ada yang pernah nge-drugs dan akhirnya kami laporkan ke polisi. Dua minggu bule itu nginep sama si perempuan. Sewa kamar, makan, semua dibayarin si perempuan. Anjingnya lagi, nih, si bule ternyata dah overstay 10 bulanan di Bali,” kata Jamal.

“Sumpah, seumur-umur kayak gini itu nggak ada di Prawirotaman,” tawanya.

Prawirotaman masih kondusif, jangan “jatuh” seperti Bali

Kesimpulan Jamal, Prawirotaman belum bisa disamakan dengan Bali justru dalam aspek yang positif. Kalau boleh jujur, ia bahkan tak mau kawasan ini menjadi seperti Bali. Yang mana bule-bulenya bisa bersikap seenaknya, tapi warga lokalnya tersingkir.

“Justru baik kalau beda dengan Bali, dan moga aja Prawirotaman nggak downfall kayak Bali,” ujarnya.

Menyebut kawasan ini sebagai “Kampung Bule”, Jamal sepakat. Toh, bule-bule yang ke sini kebanyakan ingin menikmati kebudayaan Jogja, bukan bersenang-senang dan mabuk-mabukan saja.

Namun, kalau menyebut Prawirotaman sebagai “Bali-nya Jogja”, kata dia sih: “Amit-amit, jangan sampai!”.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA 5 Tahun Tinggal di Purwokerto Bikin Saya Sadar, Kota Ini Sama Problematiknya dengan Jogja

Iklan

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 28 Juni 2024 oleh

Tags: Balibule di baliJogjakampung buleprawirotamanprawirotaman jogja
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan MOJOK

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.