40 tahun lebih menjual salak di Kaliurang, Jogja
Sudah 40 tahun lebih, Mbah Juno menjual salak. Salak itu ia kulak dari tetangganya yang punya lahan perkebunan salak. Jenisnya pun macam-macam, ada salak madu, gading, super, sampai gula pasir. Lalu, ia jual sekitar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu tergantung kualitasnya.
Namun, Mbah Juno merasa akhir-akhir ini dagangannya sepi. Termasuk jualannya hari ini. Puncaknya setelah Covid-19 dulu. Memang betul banyak wisatawan yang datang, tapi mereka tidak mau beli. Entah karena apa.
Melihat banyak orang yang tak mau membeli salak, Mbah Jono membuka peluang lain dengan menjual alpukat, sawo, rambutan tapi pembelinya pun sama saja. Tidak ramai. Malahan dia rugi, karena buah-buahan itu cepat busuk ketimbang salak. Akhirnya, dia tetap menjual salak.
Selain di Nawang Jagad, Mbah Juno biasanya memikul barang dagangannya dari rumah jalan kaki, lalu menawarkannya ke hotel-hotel sekitar destinasi wisata Kaliurang, Gunung Merapi, Jogja. Di usianya yang sudah senja, Mbah Juno tak mau berhenti bekerja.
“Saya nggak mau minta (ke anak). Mintanya cuman doa. Doanya, semoga anak saya dikasih selamat, dikasih sehat,” kata dia.
“Jangan sampai saya merepotkan anak, syukur kalau anak saya itu bisa cari rejeki lancar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya masing-masing,” lanjutnya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Ketika Orang Tua Gantikan Anak Jadi Mahasiswa Baru untuk Rasakan Kuliah di UGM, Susana Jadi Haru atau liputan Mojok lainnya rubrik Liputan.