Pacitan: Daerah yang Tak Terjamah Pemerintah, padahal Punya Banyak Cerita Sejarah

Pantai di Pacitan. MOJOK.CO

ilustrasi - Kabupaten Pacitan yang menyimpan banyak keindahan alam. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Kabupaten Pacitan bagai tempat antah berantah yang kaya akan sumber daya alam, tapi rakyatnya belum bisa dikatakan sejahtera. Sudah bertahun-tahun, Pacitan masuk sebagai salah satu kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Timur.

Lokasinya berjarak 270 kilometer lebih dari Kota Surabaya. Tepatnya di ujung barat Provinsi Jawa Timur. Jauh dari pusat kota. Berdasarkan penelitian berjudul Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kebupaten atau Kota Hasil Pemekaran di Indonesia, daerah yang dekat dengan pusat kekuasaan atau ibukota cenderung lebih mendapatkan perhatian daripada daerah yang jauh dari pusat kekuasaan. 

Penelitian dari Rasyid Widada, Dedi Budiman Hakim, dan Sri Mulatsih itu menjelaskan daerah yang jauh dari pusat ibukota bisa mengalami ketimpangan pemerataan dan keadilan dari pemangku kekuasaan.

Sialnya, penelitian tersebut memperkuat alasan Pacitan jadi salah satu kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Timur. Bisa dibilang, warga yang tinggal di Kabupaten Pacitan tidak sejahtera. Barangkali, alasan itu yang membuat orang tua Vio (26) memindahkannya tinggal di kota lain.

15 tahun di Kabupaten Pacitan 

Sejak Vio lahir hingga beranjak remaja, ia tinggal di Kabupaten Pacitan. Namun, saat usia 15 tahun alias kelas satu SMA, orang tuanya memindahkan Vio untuk sekolah di luar kota. Setelah pindah ke Jogja, Vio hanya berkunjung sesekali ke Kabupaten Pacitan di akhir pekan.

Pengalaman itu membuat Vio paham, apa yang berbeda dari Kabupaten Pacitan dan Jogja.

“Mungkin suasananya ya, kalau Jogja sudah tertata, meskipun terlalu padat juga penduduknya, tidak seperti Kabupaten Pacitan,” kata Vio saat dihubungi Mojok, Rabu (12/3/2025).

Secara geografis, Kabupaten Pacitan memiliki luas wilayah 1.389,87 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai 597,07 ribu jiwa di tahun 2024. Sementara itu, kabupaten yang mendekati luas wilayahnya seperti Pacitan adalah Gunung Kidul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Untuk perbandingan saja, Kabupaten Gunung Kidul yang luasnya 1.485,36 kilometer persegi memiliki jumlah penduduk 776.584 di tahun yang sama. Lebih kecil penduduknya dari Kabupaten Pacitan. 

Yang jelas, Vio bisa mengakses fasilitas pendidikan yang lebih baik di Kota Jogja, meski harus menempuh jarak 48,8 kilometer. Apalagi, Jogja dikenal sebagai Kota Pelajar. Kini, ia pun bisa menempuh pendidikan S2 di salah satu kampus di sana. 

Potensi Kabupaten Pacitan

Baca Halaman Selanjutnya

Potensi Kabupaten Pacitan yang “berlebih”

Sebetulnya, Kabupaten Pacitan memiliki sumber daya alam yang melimpah, bahkan disebut sebagai “Kota 1001 Gua”. Dengan kata lain, daerah tersebut punya potensi sebagai tempat pariwisata yang dapat meningkatkan ekonomi warga.

Namun, menurut Vio, ada beberapa sumber daya alam yang belum terlalu diekspor. Belum lagi, infrastrukturnya yang kurang memadai, sehingga sulit untuk diakses.

“Kadang tempat-tempat yang indah di Pacitan itu sulit untuk dijangkau oleh kendaraan roda dua dan harus jalan kaki untuk mencapainya,” ujar Vio. 

Selain itu, untuk mendapatkan perizinan alam sebagai destinasi wisata tidaklah mudah, mengingat prosedurnya yang panjang. Kadang kala, kata Vio, ada juga spot destinasi yang sudah dikelola oleh stakeholders setempat.

“Tapi memang butuh waktu untuk bisa mengelolanya sebagai sebuah destinasi yang besar,” ujarnya.

Alih-alih mengunjungi gua di Kabupaten Pacitan, Vio justru lebih nyaman berkunjung ke pantai. Apalagi, semasa Covid-19. Menurut dia, orang-orang masih takut atau ragu untuk masuk ke gua atau ruangan yang tertutup. Mangkanya, ia lebih suka berkunjung ke pantai.

Punya cerita sejarah dari tokoh-tokoh besar

Destinasi wisata di Kabupaten Pacitan sebetulnya tak kalah terkenal karena punya cerita sejarah dari orang-orang besar. Presiden Indonesia kedua, Soeharto, misalnya. Ia pernah mengunjungi Gua Kalak di Pacitan untuk bertapa.  

Terlebih mereka terdiri dari kelompok sosial dengan etnisitas, agama, kesejahteraan dan tingkat kebersamaan yang tinggi. Dengan demikian, kelompok tersebut biasanya menuntut pembentukan pemerintah daerah sendiri.

Seorang juru kuci Gua Kalak, Tugiman (85), berujar Soeharto pernah bersemedi di tengah gua tersebut pada tahun 1972. Tugiman atau yang akrab dipanggil Manrejo menjelaskan saat itu Soeharto menghadap barat dan bersemedi selama satu malam.

“Pak Soekarno juga pernah ke sini, tapi tahun berapa kurang tahu,’’ ucapnya dikutip dari Jawapos.com pada Kamis (20/3/2025).

Selain wisata alam, Kabupaten Pacitan juga punya tempat wisata baru yakni Museum dan Galeri Seni SBY-Ani. Museum ini diresmikan langsung oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Presiden Indonesia keenam pada Senin (17/8/2023).

Lokasinya tak jauh dari pusat Kota Pacitan karena berada tepat di tepi Jalan Lintas Selatan atau JLS Pacitan. Bangunannya pun terlihat unik karena mirip Gedung Putih (White House) di Amerika Serikat.

Di sana, pengunjung dapat melihat foto-foto SBY bersama mendiang istrinya, Ani Yudhoyono, serta perjalanan hidupnya saat menjadi presiden. Hanya ada satu ruangan yang mengisahkan hubungan Ani dan SBY mulai dari bertemu, menikah, mendampingi SBY, hingga saat-saat terakhirnya. 

Oleh karena itu, museum itu disebut-sebut sebagai simbol kesetiaan SBY untuk mengenang kisah cintanya bersama Ani.

“Warga mungkin bisa membanggakan museum tersebut, apalagi di dunia politik,” ujar Vio.

Walaupun, dampaknya dari segi ekonomi belum terlihat signifikan. 

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Mengikuti Ritual di Goa Langse Gunungkidul, Tempat Semedi Jokowi hingga Anies Baswedan di Pantai Selatan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Exit mobile version