Ada “angin segar” semacam Zendo, tapi nyatanya sama saja
Selain OK-JEK (fiksi) kita sempat punya angin segar bernama Zendo di dunia nyata. Ojol bikinan ormas keagamaan Muhammadiyah ini di-klaim lebih baik ketimbang ojol mainstream laiknya Grab dan Gojek. Misalnya, dari segi kesejahteraan pekerja: jam kerja dan penghasilan lebih terjamin.
Sayangnya, reporter Mojok menemukan hal sebaliknya. Pada Senin (21/1/2025) kemarin, reporter Mojok menjajal Zendo. Kesan pertama yang didapat, ternyata ojol ini lebih ribet karena tak menggunakan aplikasi untuk pemesanan, melainkan via chat admin di Whatsapp. 20 menit baru dapat driver, yang harus menjemput reporter Mojok nyaris 12 kilometer jauhnya.
Memang, dari sudut pandang penumpang, biayanya cukup murah: Rp12 ribu. Namun, dari sudut pandang driver, ini amat memberatkan. Reporter Mojok mulai berhitung, untuk antar-jemput PP total 24 kilometer, mereka akan mendapatkan Rp24 ribu dipotong biaya admin 20 persen. Tidak worth it.
Apalagi, untuk sekali shift (6 jam), mereka tak mesti dapat 10 kali orderan. Artinya, buat dapat Rp100 ribu sehari saja kudu mengkis-mengkis. Makanya, mereka masih kerap mengambil orderan di luar shift. Kalau sudah begini, apa bedanya Zendo dengan Gojek maupun Grab?
Sebenarnya, kalau kalian belum tahu, ormas sebelah yakni Nahdlatul Ulama, juga punya ojol bernama NUJEK. Tapi nasibnya lebih mengenaskan. Diluncurkan sejak 2018 lalu, NUJEK kini cuma beroperasi di empat kota: Cianjur, Bontang, Ende, dan Malang.
Emang paling bener kita pakai OK-JEK saja!
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Susahnya Pakai Zendo yang Layanannya Pakai WA Bukan Aplikasi, Tak Cocok untuk Saya yang Memiliki Kesabaran Setipis Tisu atau liputan Mojok lainnya rubrik Liputan.