Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Mati-matian Kuliah PTN Bayar UKT Sendiri, Pas Jadi Sarjana Sukses Ortu Tiba-tiba Tuntut Balas Budi

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
15 Agustus 2025
A A
Ingin kuliah PTN tapi dicekal ortu. Mati-matian kuliah sambil kerja untuk biaya UKT setelah jadi sarjana sukses ortu malah menuntut balas budi MOJOK.CO

Ilustrasi - Ingin kuliah PTN tapi dicekal ortu. Mati-matian kuliah sambil kerja untuk biaya UKT setelah jadi sarjana sukses ortu malah menuntut balas budi. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Makan dari “belas kasihan” karena penghasilan buat biaya kuliah (UKT)

Untuk makan, Fauqa lebih sering makan sehari sekali. Karena prioritas penghasilannya adalah untuk biaya UKT dan sewa kos. Selebihnya, dia kerap mengandalkan acara-acara seminar di kampus untuk sekadar mendapat snak berisi roti dan air mineral.

“Kalau bulan puasa, full cari buka di masjid. Biasanya kalau ada nasi kotak lebih, aku ambil buat sahur. Kalau nggak ada, ya nggak sahur,” ucap Fauqa.

Orangtuanya tentu tak peduli dengan kondisi Fauqa. Menanyakan kabar saja tidak. Hanya sesekali saja menelepon untuk sekadar mengingatkan pada Fauqa bahwa jika tidak kuat menjalani perkuliahan di tengah keterbatasan, lebih baik berhenti saja dan fokus bekerja. Karena memang orangtua Fauqa sudah menyatakan diri tidak sanggup membantunya.

Untungnya pula, dan begitu Fauqa syukuri, dia dikelilingi orang-orang baik. Teman satu PTN-nya tak hanya meminjami laptop, tapi juga kerap menraktir Fauqa makan enak.

“Dan di setiap tempat kerja, kok ada paling nggak satu aja orang baik. Misalnya pas jaga warung kopi, itu orangnya sering ngasih uang buat aku makan. Di konter pun begitu,” ujar Fauqa.

Lulus PTN dengan terseok-seok, rayakan wisuda sendirian

Dengan terseok-seok, Fauqa berhasil menuntaskan kuliahnya pada 2022. Tidak tepat waktu memang, tapi masih tidak telat-telat amat.

“Waktu wisuda sarjana itu, orangtuaku memang nggak kuminta hadir ke PTN-ku. Aku cuma mengabari kalau aku sudah jadi sarjana. Mereka meresponsnya biasa saja, nggak antusias,” kata Fauqa. Barangkali orangtua Fauqa masih berpikiran, bergelar sarjana dari PTN belun membuktikan apapun. Karena sudah terlalu banyak contoh sarjana jadi pengangguran.

Momen wisuda membuat Fauqa agak emosional. Di PTN-nya, Fauqa melihat banyak sarjana yang berpelukan haru dengan orangtua masing-masing. Raut bangga tergurat di wajah orangtua mereka. Sementara Fauqa hanya sendiri saja.

Di titik itu, tekad Fauqa makin tersulut. Dia tak mau jadi sarjana yang biasa-biasa saja. Harus sukses! Harus “jadi orang”!

Fauqa sempet melanjutkan kerja sebagai penjaga konter, sampai akhirnya dia lolos seleksi CPNS pada 2023 silam. Dia mendapat penempatan di sebuah daerah di Jawa Timur.

Jadi “sarjana sukses” langsung dibangga-banggakan

Di kalangan orang desa seperti di desa Fauqa, PNS masih menjadi simbol kesuksesan. Oleh karena itu, saat pulang kampung dan mengabarkan bahwa dia resmi menjadi PNS dan akan segera bertugas di wilayah tugasnya, tetangga dan keluarganya pun menganggapnya sebagai sarjana sukses. Dia dibangga-banggakan.

Pasalnya, di tengah isu banyaknya sarjana pengangguran dari masa ke masa, Fauqa nyata-nyata tidak termasuk di dalamnya.

“Sikap orangtua langsung berubah. Nggak meremehkan lagi,” ucap Fauqa.

Tapi Fauqa tak bisa melupakan, bahwa dalam rentang 2017-2023, dia berjuang sendirian untuk kuliah di PTN. Menanggung biaya UKT dan hidupnya sendiri, tanpa dukungan dan bahkan dalam pengabaian orangtua.

Iklan

Barangkali terkesan sebagai anak durhaka. Tapi akhirnya Fauqa mengambil jalan itu.

Orangtua tuntut balas budi, tapi Fauqa pilih tak peduli

Setelah resmi bertugas, Fauqa memilih jarang pulang. Orangtuanya kelewat sering meneleponnya, sekadar basa-basi menanyakan bagaimana kerjaannya hingga persoalan sudah makan atau belum? Basa-basi yang tak pernah dia terima selama berjuang saat masih mahasiswa.

Di titik menyebalkan, berkali-kali orangtua hingga saudara di rumah merayu Fauqa agar dipinjami uang. Tapi, tanpa halus-halusan, Fauqa lugas menolak mentah-mentah.

“Itu ternyata membuat orangtuaku marah. Menganggap aku anak nggak tahu diri. Nggak tahu balas budi. Kata mereka, aku kecil sudah dirawat dan dibesarkan. Sementara sekarang pas aku sudah besar dan jadi PNS, langsung lupa daratan,” ujar Fauqa.

“Tapi menurutku, yang bisa disebut durhaka bukan hanya anak kepada orangtua. Tapi orangtua ke anak juga bisa durhaka. Seperti apa yang dilakukan orangtuaku selama aku terseok-seok mengejar gelar sarjana. Sementara membesarkanku, merawatku dari kecil, itu kan memang tugas dan kewajiban mereka,” tegas Fauqa.

Hubungan Fauqa dan keluarganya di rumah saat ini tak baik-baik saja. Merenggang. Tapi Fauqa tak peduli. Dia ingin balas dendam atas masa-masa sulitnya dulu dengan cara fokus menikmati jerih payahnya sendiri, tanpa berbagi ke orangtua yang telah meremehkan dan mengabaikannya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Mahasiswa PTN Rela Bohongi Ibu: Ngaku Sudah Lulus Kuliah Bergelar Sarjana padahal DO, Demi Fokus Kerja Bantu Hidupi Keluarga atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 16 Agustus 2025 oleh

Tags: biaya kuliahKuliah di PTNMahasiswamahasiswa ptnpilihan redaksiPNSPTNsarjanasarjana pengangguranukt
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Ragam

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO
Ragam

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.