Pada saat bersamaan, temannya menawarkan lowongan kerja menjadi admin media sosial di sebuah lembaga nonprofit. Hal itu membuatnya bimbang. Pilih Jogja dengan kenyamanannya atau pergi ke Karawang untuk memulai hidup baru.
Kerja di Jogja daya tariknya bukan semata urusan gaji
Jogja baginya jadi tempat yang terlanjur membuat nyaman. Baginya, di kota ini hidup berjalan pelan. Cocok dengan pribadinya yang tak suka tergesa-gesa dan banyak tekanan. Ia merasa kepribadiannya cocok dengan suasana Jogja. Dengan kedai-kedai kopi, angkringan, dan suasananya.
“Sebenarnya di rumah sih juga slow living karena desa. Tapi, karena bareng keluarga kan jadinya banyak tuntutan ini dan itu,” tuturnya.
Akhirnya, ia mantap mengambil kerja di Jogja meski gajinya bahkan tidak sampai UMR, hanya Rp1,8 juta. Namun, dengan modal skil desain grafis yang ia punya, Ula yakin bisa dapat beberapa pemasukan tambahan dari kerja lepas.
Bukan hanya Ula, kisah lain datang dari Tasya (22) yang memutuskan untuk menetap di Jogja setelah lulus kuliah pada awal 2023 silam. Padahal, di Jogja, masih sulit untuk menemukan pekerjaan yang bisa membuatnya nabung.
Tiga bulan setelah lulus, ia sempat mendapat kerja di perusahaan outsourcing. Gajinya, UMR Jogja lebih sedikit. Namun, kontraknya berhenti di bulan ketujuh dan tidak dilanjutkan oleh perusahaan.
Sejak saat Februari 2024 lalu hingga sekarang ia belum mendapatkan pekerjaan lagi. Namun, memutuskan masih tinggal di Kota Pelajar dengan sisa-sisa tabungan sambil cari kerjaan lain.
“Sebenarnya orang tua ya nyuruh pulang. Saudara di Cikarang juga ada yang nyuruh cari kerja di sana aja, secara gaji lebih besar,” kata perempuan asal Jambi ini.
Sekadar tak ingin pulang kampung
Ia yakin dengan cadangan dana yang ia punya sekarang, jika tak segera dapat kerja, paling lama hanya bisa bertahan tiga bulan lagi di Jogja. Namun, ia memutuskan untuk terus bertahan selama mungkin.
Selain karena terlanjur nyaman di Jogja, ia memang tak ingin pulang ke kampung halaman. Jika gagal di Jogja, ia akan coba di kota selain asalnya yakni Jambi. Namun, lantaran pernah kuliah di Jogja, kota itu jadi tempat yang tepat untuk berposes sambil menimbang lebih jauh keputusan hidupnya nanti.
“Selain nyaman karena Jogjanya, sebenarnya, sederhananya aku nggak pengin pulang ke asalku saja,” tuturnya.
Baik Ula maupun Tasya, adalah gambaran segelintir orang yang memutuskan menetap setelah lulus kuliah di Jogja. Ada beragam alasan, selain urusan gaji kerja yang membuat mereka bertahan.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita an artikel Mojok lainnya Google News