Kampung Sengkuni Nganjuk, Warganya Baik tapi Jadi Tukang Prank Demi Puaskan Pengunjung

Warga Kampung Sengkuni Nganjuk Tukang Prank MOJOK.CO

Ilustrasi Kampung Sengkuni Nganjuk. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Di Nganjuk, Jawa Timur, ada sebuah dusun yang menjadi sorotan beberapa content creator atau YouTuber daerah. Pasalnya, konon warga dusun tersebut terkenal dengan sikapnya yang usil dan suka ngeprank pendatang.

Jika teman-teman mengetik “Kampung Sengkuni” di YouTube, pasti teman-teman akan mendapati beberapa konten dengan narasi seperti yang tergambar di atas.

Usut punya usut, Kampung Sengkuni adalah julukan untuk sebuah dusun bernama Dusun Tungulung, Desa Bendolo, Kecamatan Sawahan, Nganjuk, Jawa Timur. Desanya berada di Nganjuk bagian utara, berada di sekitar kawasan Gunung Wilis.

Kampung Sengkuni: warganya tukang prank

Nama “Kampung Sengkuni” tentu terdengar unik di telinga sebagian banyak orang. Mengingat, Sengkuni adalah salah satu karakter dalam pewayangan yang terkenal licik.

Lantas, kenapa namanya dipakai menjadi nama sebuah dusun? Apakah karena warganya licik-licik?

Bahkan, warganya sendiri seolah bangga dengan sebutan “Kampung Sengkuni”. Terlihat dari gapura masuk Dusun Tungulung yang terpampang banner bertuliskan “Selamat Datang di Kampung Sengkuni”.

Kalau merujuk keterangan seorang warga (sayang sekali tidak ada keterangan namanya) dalam vlog di kanal YouTube Jejak Richard, pemberian nama Kampung Sengkuni merujuk pada kebiasaan unik warga Dusun Tungulung di masa lalu.

Konon, warga Desa Tungulung dulunya memiliki sifat yang usil nan jahil alias tukang prank.

Misalnya, mereka tak segan menyembunyikan barang-barang milik pendatang. Begitu pula bentuk-bentuk kejahilan lainnya yang bikin gemas-gemas marah.

Dari situlah kemudian Dusun Tungulung mendapat julukan sebagai “Kampung Sengkuni”.

Warga setempat, dalam konten-konten yang beredar di YouTube dan platform lain seolah tak masalah dan cenderung senang-senang saja dengan julukan tersebut. Karena menjadi identitas khas yang tak dimiliki desa-desa lain di Jawa Timur.

Selain itu juga bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan-wisatawan dari luar Nganjuk atau dari luar Jawa Timur sekalian.

Keusilan warga Kampung Sengkuni hanya terjadi di masa lalu

Saya lantas mencoba menghubungi teman semasa kuliah di Sejarah Peradaban Islam UINSA yang asli Nganjuk, Ilham Wahyudi (25).

Selain suka meneliti naskah-naskah kuno, ia juga terkenal suka mblakrak, istilahnya untuk menyebut aktivitas bepergian dari satu tempat ke tempat lain secara random.

Bukan untuk berwisata, tapi untuk mencari hal-hal unik dari tempat tersebut. Entah kulinernya, entah tradisinya.

“Kalau denger pernah, tapi kalau ke Kampung Sengkuni langsung aku belum,” tutur Ilham saat saya tanyai perihal Kampung Sengkuni di Nganjuk.

Ilham membenarkan kalau Kampung Sengkuni memang benar-benar ada. Hanya saja, soal keusilan yang menjadi image bagi dusun tersebut, Ilham menduga bahwa itu sebenarnya sudah tertinggal jauh di masa lalu.

“Aku belum nemu data Kampung Sengkuni warganya usil sejak tahun berapa. Tapi kalau dengar cerita-cerita di YouTube, kayaknya yang sekarang jadi image kan warisan. Artinya berarti usilnya sudah sejak masa lalu,” bebernya, Jumat (23/2/2024).

Jika melihat konten-konten YouTube yang sudah tayang, alih-alih mengusili, nyatanya tampak warga di Kampung Sengkuni menyambut pendatang dengan sangat hangat. Mereka justru menunjukkan sikap yang sangat ramah.

Termasuk kanal YouTube Wong Pinggiran Channel juga menyebut bahwa ternyata warga Kampung Sengkuni, Nganjuk baik-baik, tak ada usil-usilnya.

Baca halaman selanjutnya…

Terpaksa jadi tukang prank

Memaksakan diri jadi usil

Ilham lantas menduga, lantaran sekarang banyak content creator atau YouTuber daerah yang ngonten soal Kampung Sengkuni, akhirnya dipaksakanlah adanya keusilan-keusilan di Kampung Sengkuni.

Misalnya, pernah suatu ketika ada pendatang yang sandal dan motornya disembunyikan oleh warga setempat.

Bahkan, konon ada pula pejabat yang datang berkunjung lalu jadi korban, yakni sandalnya sempat raib entah ke mana. Padahal ia ingat persis tempat menaruhnya.

Ilustrasi keusilan di Kampung Sengkuni Nganjuk. (Kostiantyn Li/Unsplash)

“Jadi lebih ke karena sudah punya label “kampung usil”, akhirnya untuk memuaskan pendatang, entah YouTuber entah pejabat, akhirnya ya seolah-olah memang warga sana usil-usil dan suka ngeprank,” ujar Ilham.

“Padahal aslinya ya nggak usil, nggak suka ngeprank. Kalau melihat di YouTube, wong kalau ada tamu pasti warganya langsung ngajak jagongan (berbincang akrab) kok,” sambungnya.

Atas hal tersebut, saya malah tertarik untuk berkunjung dan menginap barang beberapa hari di Kampung Sengkuni, Nganjuk.

Ilham pun siap menemani asal saya konfirmasi jauh-jauh hari. Sebab, ia sendiri tak selalu ada di Nganjuk. Karena pekerjaannya ada di Surabaya.

“Aku juga merasa perlu ke sana langsung. Menarik untuk ditelusuri. Apalagi aku orang Nganjuk, masa nggak pernah ke Kampung Sengkuni?,” ucapnya.

Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Misteri 3 Makam Nyai Dewi Sekardadu dan Bukit yang Dipindah dari Banyuwangi

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version