Memaksakan diri jadi usil
Ilham lantas menduga, lantaran sekarang banyak content creator atau YouTuber daerah yang ngonten soal Kampung Sengkuni, akhirnya dipaksakanlah adanya keusilan-keusilan di Kampung Sengkuni.
Misalnya, pernah suatu ketika ada pendatang yang sandal dan motornya disembunyikan oleh warga setempat.
Bahkan, konon ada pula pejabat yang datang berkunjung lalu jadi korban, yakni sandalnya sempat raib entah ke mana. Padahal ia ingat persis tempat menaruhnya.
“Jadi lebih ke karena sudah punya label “kampung usil”, akhirnya untuk memuaskan pendatang, entah YouTuber entah pejabat, akhirnya ya seolah-olah memang warga sana usil-usil dan suka ngeprank,” ujar Ilham.
“Padahal aslinya ya nggak usil, nggak suka ngeprank. Kalau melihat di YouTube, wong kalau ada tamu pasti warganya langsung ngajak jagongan (berbincang akrab) kok,” sambungnya.
Atas hal tersebut, saya malah tertarik untuk berkunjung dan menginap barang beberapa hari di Kampung Sengkuni, Nganjuk.
Ilham pun siap menemani asal saya konfirmasi jauh-jauh hari. Sebab, ia sendiri tak selalu ada di Nganjuk. Karena pekerjaannya ada di Surabaya.
“Aku juga merasa perlu ke sana langsung. Menarik untuk ditelusuri. Apalagi aku orang Nganjuk, masa nggak pernah ke Kampung Sengkuni?,” ucapnya.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Misteri 3 Makam Nyai Dewi Sekardadu dan Bukit yang Dipindah dari Banyuwangi
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News