Pengalaman Pakai Joki Melamar Pekerjaan di Medsos, Nyadar Kalau Cuma Akal-Akalan Setelah Keluar Banyak Duit dan Tak Ada Panggilan Interview

Pengalaman Pakai Joki Melamar Pekerjaan di Medsos, Nyadar Kalau Cuma Akal-Akalan Setelah Keluar Banyak Duit dan Tak Ada Panggilan Interview.MOJOK.CO

Ilustrasi Pengalaman Pakai Joki Melamar Pekerjaan di Medsos, Nyadar Kalau Cuma Akal-Akalan Setelah Keluar Banyak Duit dan Tak Ada Panggilan Interview (Mojok.co/Ega Fansuri)

Tak cuma skripsi, bikin SIM, STNK, maupun TOEFL, nyatanya melamar pekerjaan pun ada jokinya. Promosi jasa ini bahkan bertebaran di media sosial. Memang ada yang benar-benar trusted, tapi tak sedikit juga joki lamaran pekerjaan yang abal-abal dan cuma punya motif nipu.

Salah satu calon pekerja yang kena tipu adalah Muhammad Ridwan (24). Fresh graduated salah satu PTS di Jawa Barat ini nyaris kehilangan banyak uang gara-gara joki “dilamarkan” pekerjaan abal-abal tersebut.

“Ya ‘kan jadinya lucu kalau kemarin benar-benar keluar duit lebih gede. Kerja saja belum malah nombok di awal,” kata Ridwan kepada Mojok, Sabtu (25/5/2024).

Sekitar sebulan lalu, lelaki asal Bogor, Jawa Barat ini sedang mencari lowongan pekerjaan di akun-akun Instagram yang punya informasi tersebut. Di tengah pencariaannya, ia menemukan banyak sekali komentar dari akun yang menawarkan jasa melamarkan pekerjaan.

“Di promonya itu nanti kita bayar dia buat bikinin CV, surat lamaran, begituan. Katanya dijamin lolos interview, jadi kita tinggal nyiapin interview gitu,” jelas Ridwan. 

Tertarik dengan jasa tersebut, ia pun menghubungi beberapa akun. Alhasil, terjadilah transaksi yang kalau kata Ridwan, “sangat meyakinkan”, yang membuatnya optimis bakal dapat pekerjaan.

Tarif cuma Rp200 ribu, dapat jaminan masuk PT-PT ternama

Awalnya, Ridwan mengira ia satu-satunya orang yang mau pakai jasa lamaran pekerjaan. Dalam pikirannya, orang gila mana yang mau “menyerahkan nasib” kepada orang asing.

Tapi nyatanya dia salah. Setelah deal-dealan di DM Instagram, Ridwan diarahkan buat masuk ke sebuah grup Telegram. Ada puluhan anggota di sana, yang isinya adalah orang-orang sepertinya.

“Itu isinya ya para pelanggan si joki. Ada sesi pada sharing kira-kira PT mana yang buka lowongan, persaingannya gimana,” ujar Ridwan, menjelaskan isi grup Telegram tersebut.

Di grup tersebut, bahkan ada testimoni dari mantan pengguna jasa yang kini mengaku sudah kerja kantoran di Jakarta. Alhasil, Ridwan pun semakin percaya, dan mantap dengan keyakinan, “kalau kerja di start up Jakarta aja bisa tembus, apalagi kalau ngincernya PT-PT di Cikarang.”

Admin grup tersebut, sekaligus sang pengelola joki lamaran pekerjaan, mematok tarif Rp200 ribu buat jasanya. Uang tersebut dipakai buat bikin lamaran pekerjaan, mengedit CV, dan mengirim lamaran ke beberapa perusahaan.

Teknisnya, Ridwan cuma perlu memberi tahu ingin di bidang apa dia bekerja. Nantinya, sang joki bakal mengirim pesan ke banyak email perusahaan terkait yang sedang buka lowongan kerja atau loker.

“Itungannya jackpot aja, sih. Jadi dari banyak email yang dikirim kita nggak tahu tuh mana yang bakal diterima buat interview. Tapi jaminannya memang pasti bakal nyantol gitu,” ujarnya.

“Kebetulan aku minta dilamarin kerja di PT-PT daerah Cikarang, apa aja yang penting gampang masuknya. Kemarin bayar 100 ribu, nah, 100 ribu lagi kalau udah benar-benar diterima.”

Baca halaman selanjutnya…

Sudah keluar duit, baru sadar kalau cuma akal-akalan.

Nyadar kalau joki lamaran pekerjaan cuma akal-akalan

Selama dua minggu, perasaan Ridwan tak menentu. Rasa gelisah bercampur keyakinan dapat kerja tak pernah lepas dari hari-harinya.

Sayangnya, ia harus kecewa. Dua minggu penantian, sebagaimana waktu yang dijanjikan sang joki lamaran pekerjaan bakal ada panggilan interview, berakhir sia-sia.

“Nggak ada panggilan interview. Aku coba mastiin ke joki, katanya suruh bersabar. Tapi seminggu lagi tetep nggak ada panggilan interview,” kata Ridwan.

Ternyata, Ridwan tak sendirian. Beberapa anggota grup Telegram ternyata mengalami hal serupa. Berbekal informasi dari Ridwan, Mojok sendiri terhubung dengan Yana (24), jobseeker lain yang mengaku kena tipu joki lowongan pekerjaan.

Menurut pengakuannya, ia sudah mengeluarkan duit Rp100 ribu. Sayangnya, panggilan kerja seperti yang dijanjikan tak pernah datang. Bahkan, di grup tersebut, sang admin malah “membela diri” kalau mereka hanya membantu melamarkan pekerjaan: bikin surat lamaran, permak CV, dan mengirimnya. Perkara lolos atau tidaknya, hanya Tuhan dan HRD yang tahu.

“Maksudnya kenapa sejak awal ngasih jaminan lolos. Kenapa nggak bilang aja jasa bikin CV gitu, jadi kita nggak berharap. Mana 100 ribu itu uang yang besar kan itungannya,” kata Yana.

Mojok sendiri telah menghubungi beberapa akun yang menawarkan jasa joki lamaran pekerjaan dengan jaminan dapat kerja–sebagaimana pernah dipakai Ridwan dan Yana. Namun, hingga tulisan ini tayang, belum ada respons atas pesan yang dikirim.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Cerita Joki Tugas Kuliah Surabaya, Pernah Gantiin Presentasi Mahasiswa dan Kerjain Tesis S2, Cuannya Gede!

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version