Nasib membawa seoang pria di Pasuruan dari buruh pabrik menjadi sosok yang memiliki ribuan jemaah online. Ia siap menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh dan kurang ajar dari warganet. Bahkan tak masalah jika ia menjadi samsak untuk dikata-katai. Sebab dari situlah ia kemudian mendapat rezeki yang lebih baik dari buruh pabrik sebelumnya.
***
Kopiah putih, jas hitam, dan sarung gelap. Begitulah outfit andalan dari Muhammad Iksan Mawardi (30). Sosok asal Pasuruan, Jawa Timur, yang kemudian lebih akrab dengan panggilan Gus Ngantemi.
Gus Ngantemi akan senantiasa duduk di kursi sofa dengan background tembok rumahnya yang warnanya mengusam. Kameramen lalu akan membacakan pertanyaan-pertanyaan dari jemaah online. Pertanyaan yang kelewat aneh bahkan cenderung kurang ajar.
Wajah datar Gus Ngantemi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh itulah yang menjadi hiburan tersendiri bagi jemaah online-nya. Belakangan baru saya tahu kalau jemaah online-nya itu memiliki sebutan “Jamaah Ngantemi”.
Belum lagi nada bicara Gus Ngantemi seperti tak berintonasi. Datar saja. Jawaban-jawabannya pun tak kalah kurang ajar. Jadi makin terhibur lah para Jamaah Ngantemi tersebut.
Pertanyaan kurang ajar untuk Gus Ngantemi Pasuruan
“Assalamualaikum Gus bade tangklet. Niki kula bade utang bank tapi jaminane sertifikate Jenengan Gus. Yok nopo, angsal? (Assalamualaikum Gus mau tanya. Ini saya mau utang bank tapi jaminannya sertifikatmu Gus. Gimana, boleh?).”
“Gus terose dadi tiang niku mboten angsal boros. La nek ngiseng dimaem male ngoten pripun Gus, sae ta? (Gus katanya jadi orang itu tidak boleh boros. Lah kalau berak dimakan lagi begitu gimana Gus, baik kah?).”
“Gus bade tangklet kukur kukur selet terus didilat saget mbatalken poso ta Gus? (Gus mau tanya, garuk-garuk pantat terus dijilat bisa membatalkan puasa kah Gus?).”
Di atas adalah tiga dari beberapa pertanyaan aneh nan kurang ajar yang Jamaah Ngantemi layangkan ke Gus Ngantemi, Pasuruan, di akun Instagram miliknya, @muhiksanmawardi.
Jika menilik ke kolom komentar, niscaya Anda akan menemukan komentar-komentar yang mengundang anteman (pukulan). Bagaimana tidak. Ada saja yang mengomentari sekaligus mengata-ngatai wajah Gus Ngantemi. Tentu dalam konteks bercanda. Gus Ngantemi sampai punya panggilan lain: “Gus Penceng”. Gus Ngantemi pun tak masalah soal itu. Sebab ia memang berniat untuk menghibur.
Gus Ngantemi bukan konten reliji
“Yang perlu saya katakan, jadi ini bukan konten reliji. Pertanyaan-pertanyaannya nggak ada yang menyinggung agama,” tegas Gus Ngantemi saat saya hubungi, Senin (20/5/2024) menjelang jam delapan malam WIB.
Pria asal Mojotengah, Sukorejo, Pasuruan itu mengaku hanya lulusan SMA. Ia lulus dari MA Ma’arif Sukoerjo pada 2011 silam. Selain itu ia juga mengaku bukan berangkat dari latar belakang pesantren.
“Saya juga bukan anak kiai. Kenapa kok dipanggil “Gus”? Jadi kalau di desa saya “Gus” itu bukan cuma panggilan buat anak kiai. Anak-anak muda itu juga panggilannya “Gus”,” jelas Gus Ngantemi.
Lantas kenapa dalam kontennya ia berpakaian layaknya “Gus” anak kiai? Semua berawal dari sebelum Ramadan 2024 lalu.
Dari buruh pabrik di Pasuruan hingga punya ribuan jemaah online
Usut punya usut, ternyata Gus Ngantemi sebelumnya adalah buruh pabrik di salah satu pabrik di Pasuruan. Tak hanya itu, ia juga aktif sebagai stand up comedian di Komunitas Standupindo Pasuruan sejak 2016.
“Setiap ada audisi stand up (Kompas) saya ikut. Cuma ya berhenti di audisi. Tapi kalau acara-acara komunitas sering tampil,” kata Gus Ngantemi.
Karena branding sebagai komika itulah pada suatu waktu Gus Ngantemi, yang saat itu masih dipanggil Iksan, mendapat permintaan untuk mengisi sebuah acara di daerahnya. Ia diminta untuk menghibur dalam acara imtihan (seremonial kenaikan kelas atau kelulusan madrasah).
Karena acara madrasah, Iksan pun membuat gimmick berpakaian ala Gus dan memilih nama panggilan “Gus Antemi”. Nama tersebut, kata Iksan, adalah plesetan. Karena di kalangan cewek-cewek terkenal sosok gus muda bernama Gus Azmi, maka Iksan memilih nama Gus Antemi, yang lambat laun berubah menjadi Gus Ngantemi. Dalam bahasa Indonesia, “ngantemi” yang dimaksud Gus Ngantemi kurang lebih mengundang pukulan.
Lalu saat naik panggung, Gus Ngantemi me-roasting habis si panitia acara. Ternyata komedinya di atas panggung berhasil membuat hadirin terpingkal-pingkal.
“Dari situ karena mau puasa (Ramadan 2024), kontennya lanjut seperti yang di Instagram. Lebaran sebenarnya mau berhenti, tapi yang suka makin banyak, jadi masih lanjut sampai sekarang,” ujar pria asli Pasuruan itu.
Mendapat rezeki yang lebih baik ketimbang di pabrik
“Alhamdulillah dari ngonten ada rezeki lah. Lebih mending dari pas di pabrik,” ujar Gus Ngantemi.
Rezeki dari ngonten itu Gus Ngantemi bagi menjadi dua, yakni untuk ia sendiri dan untuk kameramen yang merupakan saudaranya sendiri.
Persis sebelum Ramadan 2024, Gus Ngantemi memang berhenti dari pabrik di Pasuruan tempatnya bekerja. Oleh karena itu, rezeki dari ngonten tersebut tentu sangat membantunya.
Untuk saat ini Gus Ngantemi berniat fokus untuk ngonten di Instagram. Ia juga tengah mempersiapkan model konten yang lebih segar untuk Jamaah Ngantemi.
“Alhamdulillah nggak ada yang menghujat atau menekan. Banyak yang suka dan terhibur. Karena memang bukan bahas agama. Ada juga jemaah yang mengingatkan agar saya hati-hati, nggak kebablasan,” tutur Gus Ngantemi.
Tidak setiap pertanyaan aneh-aneh Gus Ngantemi jawab. Ia tentu memilah-milah. Jangan sampai menjawab pertanyaan yang bertendensi merendahkan orang lain. Misalnya pertanyaan tentang disabilitas. Gus Ngantemi pasti tak akan merespons.
“Tapi masih kepingin lah jadi stand up comedian. Kalau ada audisi masih berniat ikut,” ucap Gus Ngantemi. Saya hanya bisa menyambungnya dengan doa, semoga Gus Ngantemi senantiasa sehat dan lancar rezekinya.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.