Keluhan netizen terkait banyaknya tukang parkir ilegal di Jogja kerap menjadi viral di media sosial. Tak cuma soal tarifnya yang nuthuk alias sangat mahal. Jukir ilegal kerap bikin resah karena pelayanannya yang sembrono.
Adesta (21), seorang mahasiswa sebuah PTN di Jogja, belum lama ini mengalami pengalaman buruk tersebut. Saat hendak mengambil uang di sebuah ATM minimarket kawasan Condongcatur, tukang parkir langsung memintanya bayaran di muka.
Padahal, jelas-jelas di sana terpampang tulisan “parkir gratis”. Namun, karena nggak mau ribet berurusan dengan mereka, ia memberikan uang Rp2.000.
“Males debat aja sih makanya aku kasih,” jelasnya kepada Mojok, Sabtu (12/4/2025).
Setelah selesai mengambil uang, Adesta melihat motornya terhimpit. Posisinya memang masih berada di tempat semula, tapi karena banyak pengunjung yang datang, ada banyak motor lain yang menghalangi motornya.
Ia pun langsung meminta bantuan kepada tukang parkir di sana. Sialnya, jawaban yang didapatnya sangat di luar nalar.
“Yah elah, Mbak, itu ditarik sendiri juga bisa, jangan manja,” ujarnya, menirukan perkataan tukang parkir. “Maksudku ini bukan soal manja atau cuma 2 ribu, tapi soal tanggung jawab,” imbuhnya.
Cerita itu ia unggah di grup Facebook “info cegatan jogja”. Sayangnya ia malah mendapat hujatan netizen lain. Beberapa orang malah ada mengiriminya pesan (DM) dengan isi, “jangan mematikan rezeki orang”.
Berapa sih penghasilan tukang parkir ilegal di Jogja?
Persoalan tukang parkir ilegal memang menjadi masalah serius di Jogja. Mojok sendiri kerap menaikkan artikel yang membahas persoalan tersebut. Kalian bisa membaca selengkapnya di sini.
Mojok juga pernah berbincang dengan Sarwo Sukendro Putro (53), tukang parkir resmi di Pasar Kranggan yang bekerja di bawah naungan Dinas Perhubungan Kota Jogja. Menurut lelaki yang sudah sejak 2008 bekerja sebagai jukir ini, ada dua hal yang membuat tukang parkir ilegal di Jogja menjamur.
“Satu, karena pemerintahnya kurang tegas; masyarakat sering melapor tapi dibiarkan. Kedua, ya karena penghasilan tukang parkir ilegal itu besar, lebih besar dari yang resmi,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Sebagai perbandingan, rata-rata penghasilan Sarwo setiap harinya adalah Rp100-150 ribu–kadang kurang saat sedang sepi. Itu didapatkan dari bagi hasil dengan Dishub Jogja.
“Kami kan tarifnya sesuai aturan, nggak boleh lebih dari 2 ribu. Hasilnya sekian, dibagi 70-30 dengan dinas,” paparnya.
Sementara untuk tukang parkir ilegal, penghasilannya bisa dua bahkan tiga kali lipat. Hal itu terjadi lantaran…
Baca halaman selanjutnya…
Eksperimen seminggu jadi tukang parkir ilegal di Jogja. Seminggu bisa kantongi Rp2,5 juta.












