Repotnya berhadapan dengan maling
Sebagai orang yang dipasrahi kos, menurut Awan, mengelolanya tidak terlalu merepotkan. Ya paling ia harus sigap mendengar keluhan dari para penghuni, mengingatkan untuk membayar, dan segera memperbaiki jika ada kerusakan.
“Untungnya anak kos di sini itu kalem-kalem. Bukan anak nakal, nggak pernah ada yang bawa cewek, mabuk-mabukan, dan segala macam,” kelakarnya.
Namun, pada 2021, saat ia sedang pulang kampung tragedi dalam kos di Purwokerto itu mulai terjadi. Tiba-tiba ada penghuni yang mengabarkan bahwa motornya hilang.
Kejadiannya di akhir pekan. Penghuni kos di Purwokerto lainnya juga sedang keluar semua. Sementara satu penghuni itu ada di dalam. Motornya, saat itu sedang terparkir di luar.
“Itu Honda BeAT keluaran terbaru. Baru kredit seminggu langsung hilang,” ungkapnya.
Sejak saat itu, kos di Purwokerto itu langsung dipasangi CCTV. Menurut Awan, penghuni itu beruntung karena leasing masih memberikan garansi kehilangan motor.
Kejadian kemalingan 3x dalam sebulan
Namun, tragedi dalam kos di Purwokerto itu masih berlanjut. Sebenarnya cukup lama Awan merasakan ketenangan. Sejak kejadian motor hilang, hampir tiga tahun tidak ada tragedi serupa. Awan juga sudah tidak menetap reguler di kos tersebut lantaran diterima kerja di kabupaten tetangga.
Sayangnya, kejadian nahas kembali terjadi pada 2024 ini. Bahkan, frekuensinya tak terduga. “Juni 2024 lalu sebulan kemalingan tiga kali,” keluhnya.
Pertama, seseorang menerobos masuk ke dalam kos yang tidak terkunci di pagi hari. Dari rekaman CCTV tampak orang itu masuk dengan yakin dan keluar membawa gas LPG.
“Kedua itu bahkan sehari setelahnya. Ini beda orang tapi indikasinya masih satu komplotan. Kedua itu yang dijarah satu laptop,” katanya.
Seminggu berselang, hal serupa terjadi lagi. LPG baru kembali digasak. Kejadian itu membuat Awan langsung memperketat aturan menggembok pintu gerbang dan setiap penghuni kos selalu keluar masuk.
Kejadian terbaru itu membuatnya merasa bahwa kos di Purwokerto cukup rawan. Terutama di wilayah kampungnya. Namun, selain tantangan maling, ada tantangan lain yang tak kalah berat.
“Yang nggak kalah berat itu duit sewa kosnya ditransfer langsung ke rekening bapak. Ya gimana-gimana kan ini rumah dia. Jadi, aku sering dibilang teman-teman mahasiswa juragan kos, tapi duitnya nggak ngerasain,” pungkasnya tertawa.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News