Danau UNESA Lidah Wetan menjadi semacam oase tersendiri di tengah gemerlapnya Surabaya Barat. Pasalnya, Danau UNESA dengan sendirinya menjadi semacam tempat wisata bagi orang-orang berdompet tipis di Surabaya.
Memang sudah menjadi pandangan umum bahwa Surabaya Barat disebut sebagai daerah paling modern dan gemerlap di Surabaya. Bahkan ada juga warganet yang tidak segan menyebut Surabaya Barat lebih metropolis ketimbang pusat kota Surabaya sendiri.
Di Surabaya Barat, terutama di sekitar UNESA Lidah Wetan, berdiri gedung-gedung megah, perumahan elite, mal mewah, hingga sentra wisata kuliner elite seperti G-Walk.
“Surabaya Barat pusatnya crazy rich Surabaya,” kalau kata Viani (25), teman lama semasa MAN yang bekerja di Pakuwon Mall Surabaya sejak 2021 silam.
Viani sendiri sempat merasa bingung saat awal-awal jadi anak kos di daerah Surabaya Barat. Sebab, saat itu ia hanya tahu kalau tempat nongkrong yang paling populer adalah di G-Walk, tepatnya di kawasan Citraland, Lidah Kulon, tidak jauh dari danau UNESA Lidah Wetan.
Hingga kemudian ia tahu keberadaan danau UNESA Lidah Wetan yang menjadi tempat hiburan bagi orang-orang berdompet tipis di Surabaya Barat.
Danau biasa aja tapi istimewa
“Waktu itu temen kerja ada yang ngechat kan, ngajak nongkrong-nongkrong. Terus sepakat lah ke danau UNESA,” tutur Viani.
“Kukira danaunya yang bagus banget gitu, ternyata sebenernya biasa saja. Kayak waduk-waduk yang ada di Rembang menurutku,” imbuhnya menceritakan bagaimana awalnya ia mengetahui danau UNESA Lidah Wetan, Surabaya.
Danau UNESA Lidah Wetan sendiri terletak di Jl. Raya Kampus UNESA, Lidah Wetan, Surabaya. Jalanannya merupakan jalan besar dua arah yang selalu ramai lalu lalang kendaraan.
Kalau dulu, banyak PKL yang membuka lapak persis di trotoar tepi danau. Namun sejak akhir 2023 lalu, lokasi jualan PKL dipindah ke seberang jalan.
“Istimewanya dulu kan itu, pesen minuman dan camilan, terus duduk di tepi danau. Jadi pemandangannya danau,” kata Viani.
Terutama di waktu-waktu menjelang Magrib. Bagi Viani, waktu-waktu itu adalah waktu yang paling syahdu untuk menikmati danau UNESA Lidah Wetan. Silir angin dari pepohonan dan cahaya yang memantul di permukaan danau menjadi pelengkap.
Sedangkan sejak pindah ke sebarang jalan, pemandangan terdekat adalah kendaraan-kendaraan yang berseliweran.
Hiburan orang-orang dompet tipis Surabaya
Saya sendiri sudah beberapa kali nongkrong di danau UNESA Lidah Wetan, Surabaya. Kalau pertimbangan budget, ketimbang jajan di G-Walk yang jaraknya tinggal sejengkal, ukuran orang seperti saya tentu lebih masuk akal memilih danau UNESA Lidah Wetan.
Harga minuman rata-rata Rp5 ribu per gelas. Untuk camilannya pun variatif dan tentu harga kaki lima banget lah. Beda dengan di G-Walk Surabaya yang, sepengalaman saya, camilan paling murah ada di harga R35 ribu.
Meskipun kalau untuk minuman, di samping ada jenis minuman dengan harga mahal, tapi ternyata ada yang masih di harga Rp10 ribuan. Di Cincau Station misalnya.
Selain anak-anak muda, danau UNESA Lidah Wetan juga menjadi tempat hiburan keluarga.
Saya sempat beberapa kali mendapati sepasang suami istri dan dua anaknya yang masih kecil jajan di PKL danau UNESA Lidah Wetan, Surabaya. Dari kendaraan dan cara berpakaian, bisa dimungkinkan bahwa mereka adalah sebuah keluarga kecil dengan kehidupan sederhana.
Sepasang suami istri itu duduk menatap danau sambil menikmati jajanan yang terhidan di atas alas terpal. Sementara dua anaknya sibuk dengan dunianya sendiri.
Pemandangan nyaris serupa pun sering saya dapati saat kebetulan nongkrong di G-Walk Surabaya. Tapi bedanya tentu cukup mencolok.
Sebab, sebuah keluarga yang hendak kulineran di G-Walk pasti turun dari sebuah mobil. Lalu mereka akan melenggang ke gerai yang dari daftar menunya saja sudah bisa diprediksi kalau harganya mahal-mahal.
Baca halaman selanjutnya…
Danau UNESA: tempat pacaran mewah bagi pasangan miskin
Seorang teman di UINSA, Ikram (25), menjadi orang yang paling sering mengajak pacarnya nongkrong di danau UNESA Lidah Wetan.
“Untungnya pacarku neriman. Maksudnya kami menyadari kalau masing-masing kami ini orang pas-pasan. Jadi nongkrong di danau UNESA sudah seneng lah,” katanya saat saya hubungi, Jumat, (15/3/2024) siang WIB.
Di Surabaya Selatan, Ikram dan pacarnya sebenarnya memang sering nongkrong di tempat-tempat pinggiran. Entah angkringan atau warung-warung kopi sederhana. Lebih-lebih, tempat-tempat pinggiran semacam itu memang sangat banyak di Surabaya Selatan.
Meskipun ada Royal Plaza, yang menurut banyak orang adalah mal untuk kaum mendang-mending, tapi tak serta merta membuat Ikram dan pacarnya nongkrong di sana.
“Cuma sesekali, pas awal gajian. Kadang juga main ke Mojokerto,” ungkap pemuda yang saat ini bekerja sebagai kurir tersebut.
Namun jika duit menipis sementara butuh variasi hiburan, maka ia akan mengajak pacarnya melipir ke Surabaya Barat, di mana danau UNESA Lidah Witan adalah jujukannya.
Bagi Ikram, danau UNESA Lidah Wetan memang biasa saja. Jajanan yang para PKL jual pun sebenarnya juga biasa-biasa saja, sama seperti jajanan yang para PKL pada umumnya jual.
“Cuma seenggaknya, jalan dari Surabaya Selatan ke Surabaya Barat menghadirkan sensasi yang menyenangkan,” tutur Ikram.
Pertama, jaraknya cukup jauh. Sehingga Ikram dan pasangannya bisa menghabiskan malam menyusuri gemerlap jalanan Surabaya. Bagi Ikram, itu adalah momen romantis yang sangat mahal.
Kedua, saat memasuki Surabaya Barat, city light-nya memang indah banget. Gemerlap lampu-lampu kota itu pun bagi Ikram dan pasangannya sudah sangat bisa mereka nikmati.
“Boncengan berdua menyusuri Surabaya di bawah gemerlap lampu-lampu kota. Romantis dan puitis sekali, bukan?” ucap Ikram meminta validasi.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.