Bus Eka maupun Sumber Selamat—di kelasnya masing-masing—memang menjadi bus andalan untuk menempuh rute Surabaya-Jogja. Akan tetapi, fakta yang tidak bisa dimungkiri, keduanya memiliki riwayat kelam sebagai bus yang kerap mengalami laka lantas karena cara nyopirnya yang ugal-ugalan.
Selain itu, kedua bus tersebut ternyata juga diidentikkan sebagai sarang “coro”—istilah untuk komplotan maling yang menyelinap di antara penumpang bus. Terutama jika dalam jam-jam malam. Lengah dikit, barang berharga bisa lenyap tanpa jejak.
Naik bus Sumber Selamat saat malam ternyata kesalahan
Ridho (21) jarang naik bus. Selama kuliah di Surabaya, dia lebih sering mengandalkan motor tuanya untuk perjalanan antarkota di Jawa Timur.
Hingga akhirnya dia magang di Jogja pada April 2024 lalu. Akhir bulan ketika hendak pulang ke Nganjuk, dia memutuskan untuk naik bus. Pertimbangannya, untuk waktu pulang yang singkat, naik motor Jogja-Nganjuk rasa-rasanya kok bakal bikin encok.
Beberapa orang di kantor tempatnya magang menyarankan agar naik bus Eka saja. Lebih nyaman karena eksekutif. Tapi Ridho punya pertimbangan berbeda.
“Tentu saja naik bus Sumber Selamat. Yang ekonomi-ekonomi aja. Kere soalnya,” ungkapnya. Terlebih, bus Eka mengambil rute full tol. Sehingga tidak mesti turun di Terminal Anjuk Ladang Nganjuk.
Ketika hendak kembali ke Jogja, Ridho masih menggunakan bus Sumber Selamat. Dia memilih perjalanan di jam tengah malam.
Bayangannya, dia akan tidur pulas, lalu bangun-bangun sudah tiba di Terminal Giwangan. Biar tidak begitu terasa perjalanan jauhnya. Sialnya, naik bus Sumber Selamat di malam hari ternyata adalah kesalahan.
Dompet hilang saat tidur pulas
Ridho menganggapnya kesalahan karena, pertama, bus Sumber Selamat di malam hari ternyata lebih ugal ketimbang di siang hari. Itu membuatnya senam jantung. Apalagi beberapa kali bus meliuk-liuk hingga mengguncang-guncang tubuh penumpang di dalamnya.
Satu sisi, Ridho terserang kantuk berat. Sebelum tertidur, dia mendekap tas buluknya. Sayangnya, dompet yang dia masukkan di saku celana tidak dia masukkan ke dalam tas.
“Aku baru sadar pas ambil motor di penitipan dekat Terminal Giwangan. Ternyata dompetku nggak ada di saku celana. Di dalam tas juga nggak ada,” ujarnya.
Dia langsung linglung. Pasalnya, di dalam dompet tersebut terselip beberapa lembar uang ratusan ribu untuk akomodasi selama magang di Jogja. Kesal, tapi mau kesal ke siapa.
Hingga saat ini, peristiwa itu tidak bisa Ridho lupakan. Pengalaman pertama naik bus Sumber Selamat yang berujung kesialan.
Laptop berisi disertasi hilang di bus Eka
Bus Eka, sebagai bus eksekutif, harapannya tentu menghadirkan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik ketimbang bus ekonomi seperti Sumber Selamat. Namun, apes nyatanya tidak mengenal tempat. Seperti yang dialami oleh Abdul (30).
Suatu malam pada Januari 2025, Abdul sedang dalam perjalanan dari Surabaya ke Jogja. Dia membawa tas berisi laptop.
Abdul sebenarnya terbiasa naik bus di jalur selatan (Surabaya-Jogja). Akan tetapi, hari itu dia sedang apes saja. Bangun-bangun, laptop dalam tasnya sudah raib.
“Laptopnya hilang sih nggak apa-apa. Tapi ada disertasinya, belum ke-back up juga,” ungkapnya. “Itu yang gondok.”
Karena sudah terjadi, ya mau bagimana lagi. Saat bercerita, Abdul tampak pasrah saja. Meski tidak bisa dimungkiri tersirat perasaan gemas dan kesal di wajahnya.
Tas-tas besar jadi incaran di bus Eka
Di Facebook, banyak pengguna bus Eka yang mengaku pernah kehilangan barang saat tertidur di bus tersebut. Utamanya adalah tas-tas besar.
“Kehilangan laptop dalam perjalanan menuju Surabaya. Sebelum tertidur, tas saya pindah ke atas untuk menutup HP yang saya cas. Sampai Surabaya saya ngecek kembali dan kemudian laptop berubah menjadi buku.” Begitu pengakuan salah seorang warganet di Facebook.
Pengakuan itu diamini oleh warganet lain yang pernah mengalami atau mendapati peristiwa serupa: tas berisi laptop, laptopnya diembat diganti dengan buku tebal bahkan batu bata.
SOP biar aman atau saat barang terlanjur hilang
Masing-masing bus biasanya menyediakan call center yang bisa dihubungi. Jika merasa barang hilang atau ketinggalan, bisa langsung melapor call center tersebut atau langsung ke garasi bus yang bersangkutan.
Hanya saja, kadang ada PO bus yang menolak tanggungjawab, dengan argumen: barang hilang ditanggung penumpang sendiri. Sebab, hilangnya barang pribadi tidak lepas dari kelalaian si empunya barang.
Namun, untuk mengantisipasi agar barang berharga tidak hilang saat naik bus di jam malam, akun Facebook M. An’imma Husna memberikan beberapa tips agar barang tidak mudah hilang. Sebab, jika sudah hilang di bus, 99% kemungkinannya tidak akan balik lagi. Tipsnya sebagai berikut:
- Bila bawa laptop, maka peluk tas erat saat tidur. Kunci bagian restleting dengan peniti. Kalau perlu bahkan digembok (cara paling sederhana: jika beruntung, ambil duduk di dekat jendela. Letakkan tas di sisi kiri, lalu himpit dengan badan).
- Jangan pernah cas hp di bagasi atas karena sangat rawan disikat orang.
- Pakai jaket yang ada saku di bagian dalamnya untuk meletakkan hp dan dompet. Sediakan uang cash secukupnya di kantong yang bisa diambil tanpa perlu rogoh dompet.
Ini belum kalau menaruh barang di bagasi bawah. Kernet bus tentu tidak bertanggung jawab mengawasi atau menghafal kepemilikan barang yang ditaruh di bagasi bawah bus. Maka jika digondol orang, ya wassalam.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Memahami Kondisi Sopir Bus Sumber Selamat, “Terpaksa” Ugal-ugalan di Jalan karena Terhimpit Banyak Persoalan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan
