Kejengkelan Pakai BRImo, m-Banking BRI yang Merugikan Pengguna dan Bikin Malu sama m-BCA

BRImo, Aplikasi m-Banking BRI yang Bikin Repot, m-BCA Lebih Baik. MOJOK.CO

Ilustrasi - Pengguna BRImi (m-banking BRI) merasa malu sama pengguna m-BCA. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga tak mau kalah dengan bank-bank lain dalam memberi pelayanan digital berupa mobile banking (m-Banking) ke nasabah. Jika BCA punya m-BCA atau Mandiri dengan Livin, BRI memiliki BRImo yang telah diluncurkan sejak 2019 silam.

BRImo, sebagai aplikasi m-Banking dari BRI, menawarkan berbagai kemudahan transaksi digital. Misalnya dari yang umum: tarik tunai tanpa ATM hingga kemudahan dalam segala bentuk transaksi digital lainnya.

Meski begitu, bagi nasabah BRI, BRImo pun tak jauh lebih baik dari m-Banking lain. Kalau kata Hamzah (25), BRImo malah cenderung lebih buruk dan merepotkan nasabah. Setidaknya begitulah yang ia simpulkan selama menjadi pengguna BRImo sejak 2020 dan setelah bersinggungan dengan para pengguna m-BCA.

BRImo awalnya terlihat praktis

Hamzah sendiri sebenarnya pengguna Bank Jatim. Hanya seja sejak bekerja di sebuah lembaga di Sidoarjo, Hamzah mau tak mau harus pakai BRI dan tentu BRImo-nya. Sebab, gajian di lembaganya tersebut hanya melalui BRI.

“Awalnya enak-enak saja menurutku. Karena aku kan belum pernah pakai m-Banking. Baru 2020 itu langsung BRImo. Jadi ngerasa lebih praktis aja,” tutur Hamzah bercerita, Selasa (25/6/2024) malam WIB.

“Apalagi BRImo ini ada fitur buat ngecek lokasi ATM BRI terdekat. Kan itu membantu banget misalnya lagi pengin tarik tunai,” sambungnya.

Selain itu, tampilan aplikasi m-Banking BRI tersebut terbilang simpel. Sehingga memudahkannya dalam memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Hamzah justru merasa kalau BRImo ini seolah-olah tak ada gunanya sama sekali.

BRImo suka mendadak eror

Bagi Hamzah, pegang BRImo rasanya seperti percuma saja. Malah seperti tidak punya m-banking atau ATM.

“Lah gimana. Kalau transaksi sering tiba-tiba eror. Misalnya mau transfer atau tarik tunai gitu. Bisa login, tapi pas udah mau transaksi tiba-tiba eror kan menyebalkan,” keluh Hamzah.

Di kondisi yang lebih parah, malah kerap kali Hamzah kesulitan untuk login BRImo. Padahal ia posisi lagi mendesak untuk melakukan sebuah transaksi.

Ilustrasi – Pengguna BRImi (m-banking BRI) merasa malu sama pengguna m-BCA. (Dok. BRI)

Alhasil, misalnya lagi eror dengan waktu yang cukup lama sementara ia ada kondisi mendesak, Hamzah mau tak mau harus pinjam ke temannya yang m-Banking-nya lebih lancar. (teman kosnya pengguna m-BCA).

“Dan itu erornya sering banget, nggak kenal waktu. Kalau tengah malam apalagi, bikin putus asa pas mau login,” kata Hamzah.

Hal senada pun turut Risda (25), perempuan yang saat ini bekerja di Surabaya. Risda berasal dari Trenggalek, Jawa Timur.

Sama seperti Hamzah, ia mau tak mau harus pakai BRI karena urusan pekerjaan. Beralih dari yang sebelumnya jadi pengguna BTN.

“Selain eror tiba-tiba, BRImo ini juga sensitf banget soal sinyal. Padahal masih bisa buat aplikasi lain, tapi berat banget pas buka BRImo,” gerutu Risda.

Malu dengan pengguna m-BCA

Teman-teman Risda—di luar teman-teman kantor—rata-rata pengguna m-BCA. Kerap kali ia merasa malu dengan teman-temannya tersebut.

Sebab, para pengguna m-BCA tersebut terlihat begitu mudah saat melakukan proses transaksi. Mereka pun juga nyaris tak mengeluhkan soal potongan admin.

“Sementara aku, udah sering eror, potongannya kadang nggak terduga tiba-tiba kurang aja saldoku,” tutur Risda.

Di lingkungan tongkrongannya tersebut, Risda juga kerap merasa jadi beban. Pasalnya, kalau teman-temannya hendak transfer ke Risda harus kena potongan admin yang lumayan lantaran beda bank. Sedangkan transaksi antar teman yang lain lancar karena sama-sama pengguna m-BCA.

Tapi Risda tentu tak serta merta bisa pindah ke m-BCA. Karena alur gajiannya harus pakai BRImo.

Tak bisa kalap belanja seperti pakai m-BCA

Hanya satu keluhan teman-teman tongkrongan Risda soal m-BCA. Yakni karena kemudahan layanannya, alhasil teman-temannya sering kalap kalau belanja di toko-toko online.

Maka dari itu, kekurangan BRImo yang sering eror di satu sisi juga Risda syukuri. Sebab dengan sering eror, ia jadi males dan tertahan kalau hendak ikut-ikutan kalap.

“Akhirnya main prioritas. Barang yang bener-bener aku pengin beli, ya itu yang bakakl kubeli. Sambil kejar-kejaran semoga BRImo-nya nggak eror,” ungkap Risda.

BRImo sering eror sebenarnya merupakan isu lama. Sejak pertama kali menggunakan BRImo pada 2022, Risda sudah kerap berhadap-hadapan dengan kondisi tersebut.

Bahkan di tahun 2022 itu, ia juga sempat mengalami momen di mana BRImo mengalami eror dalam skala massal. Sehingga terjadi gelombang complain di media sosial sampai pihak BRI menyampaikan permohonan maaf.

“Tapi nggak tahu sampai sekarang kok masih sering eror aja. Seenggaknya di punyaku sendiri ya,” keluh Risda.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: 26 Tahun Tak Bisa Naik Motor, Awalnya Tolak Belajar tapi Akhirnya Sadar Harus Bisa karena Malu Pacaran Jalan Kaki dan Takut Tak Bisa Boncengin Istri

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

Exit mobile version