Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Aplikasi Kencan Online Versi Halal Jadi Solusi Kaum Jomblo Jogja Menjauhi Seks Bebas dan Ngebet Dapat Jodoh Seiman

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
4 Maret 2024
A A
Pengalaman Pria Jogja Pakai Hijra Taaruf, Tinder Versi Muslim: Bukan Dapat Jodoh Malah Kena Spam Slot.mojok.coAplikasi Kencan Halal Jadi Solusi Kaum Jomblo Jogja Menjauhi Seks Bebas dan Ngebet Dapat Jodoh Seiman.mojok.co

Ilustrasi Aplikasi Kencan Halal Jadi Solusi Kaum Jomblo Jogja Menjauhi Seks Bebas dan Ngebet Dapat Jodoh Seiman (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Akhir-akhir ini, Kota Jogja ramai lagi dengan laporan Dinas Sosial yang menyebut kota pendidikan ini sebagai wilayah dengan “seks bebas tertinggi di Indonesia“. Sepakat atau enggak dengan klaim Dinsos tadi, tapi memang harus diakui kalau aplikasi kencan online jadi faktor yang bikin seks bebas–sesuai definisi Dinsos–itu subur di masyarakat. Banyak penelitian sudah membuktikan. Nah, kalau kalian masih tetap pengen cari jodoh via aplikasi kencan online tapi enggak mau kejebak seks bebas, ada solusi kok. Yakni dengan menggunakan yang versi halal.

Pada 2022 lalu, Fariz (27) coba-coba menginstal Minder, aplikasi kencan online sejenis Tinder atau Bumble tapi khusus pengguna muslim. Alasannya sederhana, sebab sejak 2020 ia memang jomblo akut. Alhasil, buat mengisi kekosongan hatinya, pencarian jodoh pun ia lakukan via Tinder maupun Bumble.

Sayangnya, bukannya jodoh yang didapat, tapi match di dua aplikasi kencan online itu hanya berakhir sebagai cinta satu malam, hubungan tanpa komitmen, atau kalau dalam bahasa Dinas Sosial yang ramai tadi, “seks bebas”.

Sekalinya dapat yang serius, eh, ternyata Fariz dan pasangannya itu beda agama. Sebagai lelaki yang berprinsip bahwa agama jadi hal fundamental dalam menentukkan calon istri, ia pun terpaksa putus hubungan dengan sang perempuan.

“Makanya menginstal Minder. Soalnya kalau match sudah pasti dapat yang Islam,” jelasnya kepada saya, saat kami mengobrol di Kobessah Kopi Condongcatur, tempatnya biasa nongkrong, Minggu (25/2/2024).

Sayangnya, Minder tak sama dengan Tinder maupun Bumble. Meski sudah dapat jaminan dapat teman kencan muslim, untuk bisa match ternyata amat sulit. Mungkin karena aplikasinya yang kurang populer atau penggunanya yang masih terbatas. “Sekalinya ada yang match, ternyata orang luar negeri,” ujar Fariz kecewa. 

Jalan ninja ke taaruf online

Aplikasi Minder malah mempersulit dia dapat jodoh. Dalam keputusasaan, ceramah seorang ustaz tiba-tiba melintas di FYP TikTok-nya. Isinya kurang lebih bilang kalau “taaruf adalah metode paling ideal cari jodoh dan diridhai Allah”.

Gayung pun bersambut. Fariz, yang awalnya sudah amat desperate dengan aplikasi kencan online, kembali bersemangat buat cari jodoh dengan cara lain. Kalau Tinder dan Minder bukan jalan dia, mungkin taaruf online adalah jawaban dari Tuhan, pikirnya.

Fariz pun langsung cari tahu soal taaruf online. Ternyata sudah banyak website yang menawarkan jasa itu. Mulai dari yang berbayar hingga gratis. Di salah satu postingan media sosial, Fariz menemukan rekomendasi aplikasi taaruf online bernama “Hijra Taaruf”.

Kalau melansir situs resminya, sih, aplikasi ini mengklaim “jadi opsi terbaik bagi kaum muslim buat mencari jodoh”. Pengguna Hijra Taaruf sendiri sudah lebih dari 400 ribu. Tiap harinya saja, mereka juga berhasil “menjodohkan” 20 pasangan. 

Tanpa babibu, Fariz langsung menginstalnya. “Ampuh. Beberapa hari pakai langsung match dengan beberapa ukhti-ukhti,” kata Fariz.

Match dengan “teman kencan misterius”

Kalau menurut Fariz, antara Tinder, Bumble, Minder, ataupun aplikasi taaruf online seperti Hijra Taaruf ini bedanya tipis banget. Di Hijra Taaruf, yang paling beda adalah dalam tampilan profil pengguna.

Aplikasi Kencan Halal Jadi Solusi Kaum Jomblo Jogja Menjauhi Seks Bebas dan Ngebet Dapat Jodoh Seiman.mojok.co
Ilustrasi mencari jodoh via aplikasi kencan online (dok. Unsplash.com)

Dalam Tinder, misalnya, kita hanya bisa melihat biodata singkat dan foto profil penggunanya. Foto dan biodata singkat itu jadi pertimbangan pengguna buat mutusin match atau enggak.

“Nah kalau di Hijra Taaruf kita bisa lihat biodata lengkap banget. Udah kayak CV lamaran pekerjaan,” kata Fariz.

Iklan

Bahkan, foto dari para penggunannya, para ukhti-ukhti ini, juga blur. Jadi, kemungkinan besar pengguna baru bisa melihat wajah aslinya saat sudah bertemu secara langsung. Pokoknya syar’i banget kalau kata Fariz.

“Iya, misterius. Tapi ini malah bikin penasaran buat ketemu langsung.”

Hampir berjodoh, tapi kandas gagal gegara “enggak bisa nahan nafsu”

Fariz berkisah, pada 2022 lalu, dia sempat match dengan salah satu ukthi di aplikasi yang ia sebut “kencan versi halal itu”. Kebetulan mereka sama-sama asli Jogja. Chat mereka makin intens, bahkan sudah sampai ngobrol via telepon.

“Jadi udah dekat banget. Kerja di mana, dulu kuliah di mana. Manggil ‘sayang’ pun udah enggak sungkan lagi,” kata akamsi Kota Jogja ini.

Antara Fariz dan calon jodohnya itu bahkan sudah bersepakat untuk bertemu. Namun, sesuai dengan aturan taaruf, pertemuan pun enggak boleh cuma berduaan saja–takut yang ketiga adalah setan.

Alhasil, sepakatlah mereka buat ketemu langsung di rumah sang perempuan. Sekalian nembung ke orang tua calon pasangan, pikir Fariz.

Sayangnya, saat tanggal pertemuan sudah mereka sepakati, petaka malah datang. Lucunya–atau lebih tepatnya “ironisnya”–petaka itu hadir gara-gara Fariz tak bisa mengontrol ketikan pesannya yang sudah dikuasai nafsu.

“Ada setan lewat kali, ya. Jadi malam itu tiba-tiba minta pap aneh-aneh,” kata Fariz mengingat penyesalannya itu. “Beberapa hari lost contact sampai akhirnya benar-benar enggak ada kabar lagi. Kandas!”, ujar Fariz, menyesali kebodohan yang masih menghantuinya hingga saat ini.

Buat kalian yang mau coba aplikasi kencan online tapi yang halal, bahkan bisa taaruf, ada lima rekomendasi saya. 1) Minder, 2) Veil, 3) Muzmatch, 4) IndonesianMuslimMatch, dan 5) Pure Matrimony. Kenapa saya enggak merekomendasikan Hijra Taaruf? Sebab, kalau kata Fariz, anonim yang menghubunginya via Whatsapp lebih banyak yang ngajak slot ketimbang taarufan. Hadeh!

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Pengalaman Pria Jogja Pakai Hijra Taaruf, Tinder Versi Muslim: Bukan Dapat Jodoh Malah Kena Spam Slot

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 4 Maret 2024 oleh

Tags: aplikasi kencan online halalkencankencan onlinekota jogja
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Roti kembang waru, kuliner tradisional Kotagede yang bisa jadi pilihan oleh-oleh khas dari Kota Jogja MOJOK.CO
Kilas

Oleh-oleh Khas Jogja Tak Cuma Bakpia, Ada Roti Tradisional Legend Sejak Zaman Mataram Islam

21 Oktober 2025
Jogja Punya Aura Negatif, tapi Masih Mending ketimbang Jakarta MOJOK.CO
Esai

Jogja Memang Lebih Nyaman meski Tetap Menyimpan Aura Negatif, tapi Masih Mendingan ketimbang Hidup Menderita di Jakarta

4 Oktober 2025
Makam Karangwaru, Kota Jogja MOJOK.CO
Bidikan

Lahan Pemakaman di Jogja Menyempit Juru Kunci Terhimpit, Sepi Pemakaman Sepi Pemasukan

24 Agustus 2025
Sudah Selayaknya, Kota Yogyakarta jadi Ibu Kota Budaya Indonesia MOJOK.Co
Ragam

Sudah Selayaknya Kota Yogyakarta jadi Ibu Kota Budaya Indonesia

10 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.