Seorang mantan penipu jual beli motor bekas membagi ceritanya tentang bagaimana ia bisa menipu calon pembeli sekaligus calon penjual. Modalnya adalah uang rokok dan sumpah dari para korban agar amanah.
***
Sebut saja namanya Anwar (27). Masih muda, tapi jam terbangnya dalam dunia tipu-tipu terbilang tinggi. Selama dua tahun, ia melanglang buana sebagai penipu jual beli motor bekas. Sebuah aksi berisiko tapi mudah baginya.
Cari korban lewat grup jual beli motor bekas di Facebook
Saya bertemu Anwar di sebuah kedai di sekitar Jalan Ujung Makassar, setelah sebelumnya menghubungi dan meminta menceritakan pengalamannya menjalankan aksi penipuan dengan modus jual beli motor bekas.
Anwar menjelaskan jika untuk memulai aksinya, dirinya mencari korban melalui grup-grup jual beli motor bekas di Facebook.
“Saya ikuti semua grup jual beli motor di Facebook, selanjutnya kita liat postingan orang di grup itu yang ingin membeli motor,” kata Anwar, Minggu (24/9/2023).
Jika sudah menemukan pembeli, dirinya kemudian menghubungi nomor WhatsApp si calon korban untuk menanyakan spesifikasi motor yang dibutuhkan serta jumlah budget yang mereka miliki.
“Di grup jual beli itu kita fokus dulu cari pembeli. Kalo sudah dapat pembeli, baru kita cari penjual. Karena mencari penjual motor itu mudah,” jelas Anwar.
Menyamar sebagai penjual dan pembeli sekaligus
Untuk mendapatkan penjual, Anwar memanfaatkan marketplace di Facebook. Ia tinggal melakukan pencarian dengan merek motor yang korban butuhkan. Kemudian menggunakan filter lokasi untuk menyesuaikan dengan tempat si pembeli. Jika sudah ada motor yang cocok, maka Anwar akan menghubungi si penjual dengan menyamar sebagai pembeli motor bekas.
“Ketika berkomunikasi dengan pembeli, saya berpura-pura sebagai penjual, sedangkan ketika berkomunikasi dengan penjual saya akan berpura-pura sebagai pembeli,” jelas Anwar.
Anwar menerangkan jika nantinya ia akan mempertemukan pembeli dan penjual jika spesifikasi dan harga motornya cocok. Di sinilah ia akan menggunakan bujuk rayu untuk menipu para korbannya.
Anwar kemudian menghubungi ke dua calon korban, dirinya akan meminta calon pembeli datang ke rumah si penjual untuk mengecek kondisi motor. Anwar meminta ke pembeli untuk menghubunginya saat akan menuju lokasi. Sehingga sebelum pembeli berangkat, Anwar akan menyampaikan hal-hal yang harus pembeli lakukan agar aksinya berjalan mulus.
“Sebelum pembeli pergi melakukan cek, saya menyampaikan jika saya sedang berada di luar, dan yang berada di rumah adalah sepupu saya. Sehingga saya meminta pembeli tidak usah membahas soal harga saat tiba di lokasi. Jangan sampai sepupu saya di rumah menaikkan harga tanpa sepengetahuan saya karena menganggap harga motorya terlalu murah. Jika ingin negosiasi harga, langsung hubungi saya,” jelas Anwar.
Beri iming-iming ke pembeli dan penjual motor bekas
Bukan hanya itu, Anwar juga berpesan kepada pembeli untuk mengaku hanya sebagai orang suruhan jika kebetulan ditanya oleh sepupunya di lokasi agar proses transaksi tidak ribet, tugasnya sekadar cek dan bayar motor jika sesuai. Demi melancarkan aksinya itu, Anwar biasanya memberi iming-iming penurunan harga jual motor kepada korbannya.
“Saya biasanya janji turunkan harga kendara Rp500.000, supaya si pembeli mengikuti perintah saya untuk tidak membahas soal harga saat di lokasi bahkan mengaku sebagai sepupu atau suruhan yang akan membeli jika kebetulan ditanya penjual. Karena tergiur harga murah, biasanya mereka tidak pikir panjang. Pokoknya sampai di lokasi saya berusaha bagaimana pembeli hanya sibuk mengecek motor, dan kalo sesuai langsung saya suruh transfer” jelas Anwar.
Setelah yakin, jika pembeli akan mengikuti perintah Anwar, ia pun meminta pembeli untuk menghubungi dirinya ketika sudah sampai di lokasi.
Anwar juga akan menghubungi penjual motor untuk menyampaikan jika keluarganya akan datang mengecek motor dengan waktu yang sudah mereka sepakati.
“Kepada penjual saya sampaikan jika yang akan datang ke rumahmu untuk mengecek motor adalah sepupu saya. Saya juga meminta penjual motor agar tak perlu bahas-bahas soal harga. Alasannya motor itu rencananya akan saya jual kembali dengan harga yang lebih tinggi, jangan sampai sepupu saya tahu. Saya sampaikan penjual akan terima bersih sesuai dengan harga kesepakatan awal,” jelas Anwar menirukan pesan yang kerap ia sampaikan kepada para korbannya.
Minta penjual dan pembeli bersumpah
Selain tidak membahas soal harga, Anwar juga meminta kepada penjual agar bersedia mengaku sebagai keluarga pemilik motor yang diberi amanah untuk menjual motor, agar proses tranksaksi tidak berlangsung lama. Agar aksinya berhasil, Anwar mengiming-imingi pemilik motor dengan uang Rp500.000.
“Jadi kepada pembeli biasa kita iming-imingi penurunan harga motor Rp500.000, kalo kepada penjual, kita iming-imingi tambah uang rokok Rp500.000,” jelas Anwar.
Anwar mengungkapkan jika permintaannya untuk tidak membahas soal harga dan masing-masing mengaku sebagai suruhan ketika ditanya harus betul-betul dipatuhi oleh pembeli dan penjual. Sebab jika tidak usahanya bisa gagal. Pada saat itulah Anwar dituntut untuk benar-benar bisa menyakinkan pembeli dan penjual, dengan cara apapun.
“Bahkan tak jarang saya meminta pembeli dan penjual bersumpah agar bisa menjaga amanah yang sudah mereka sepakati,” kata Anwar yang sejurus kemudian tertawa.
Setelah meyampaikan pesan-pesan itu kepada ke dua calon korbannya. Saat penjual dan pembeli bertemu, mereka yang termakan omongan Anwar umumnya tidak akan mengungkit-ungkit soal harga.
“Saat mereka bertemu, masing-masing dari mereka akan menganggap jika yang ada di lokasi itu adalah sepupu dari penjual dan pembeli, padahal pada kenyataanya yang bertemu ini penjual dan pembeli asli. Tapi karena sudah tergiur iming-iming motor murah dan uang rokok, mereka kadang tidak pikir panjang,” tekan Anwar.
Selalu punya alasan untuk meyakinkan pembeli dan penjual
Anwar menambahkan, adakalanya di tengah proses pengecekan motor, pembeli menelepon dirinya untuk menawar. Sebab sebelumnya Anwar sudah meminta kepada pembeli agar proses tawar-menawar tidak usah dengan orang yang ada di lokasi. Ini sudah seperti yang Anwar minta kepada pembeli sebelumnya.
“Saat pembeli menelepon untuk menawar harga, saya langsung beralasan jika jaringan telepon sedang jelek, atau suara telepon putus-putus. Lalu segera mengarahkan pembeli untuk berpindah lokasi dan mencari sinyal bagus,” jelas Anwar.
“Saya melakukan itu agar pemilik motor tidak mendengar kami saat membahas soal harga,” tambahnya sejurus kemudian.
Anwar juga biasanya menghubungi penjual dan meminta melakukan video call saat pembeli sementara mengecek motor, sehingga Anwar bisa memantau sejauh mana perkembangan di tempat itu.
“Saya beralasan jika istri atau keluarga saya ingin melihat kondisi motor yang sementara diperiksa oleh sepupu saya, makanya minta untuk video call,” kata Anwar.
Setelah pembeli yakin kondisi motor dan surat-surat motornya aman, Anwar kemudian mengarahkan pembeli untuk melakukan pembayaran.
“Saya hubungi pembeli, menanyakan apakah motor dan surat-suratnya aman. Kalo cocok saya kirimkam nomor rekening dan menyuruh pembeli untuk melakukan pembayaran. Jadi saat itu saya minta kepada pembeli untuk tidak usah mematikan telepon, saat melakukan transfer,” kata Anwar.
Gagal kalau pembeli bawa teman
Anwar menjelaskan jika saat pembeli tidak memiliki Mobile Banking, maka ia akan mengarahkan pembeli ke ATM terdekat. Agar tidak curiga Anwar juga menghubungi penjual dan menyampaikan jika pembeli akan ke ATM untuk menarik uang. Namun, ada juga kondisi di mana pembeli minta untuk diantarkan ke ATM.
“Saat kondisi demikian, saya langsung telepon pemilik motor dan meminta mengantarkan pembeli atau yang saya akui sebagai sepupu ke ATM untuk menarik uang dengan alasan akan membayar motor. Padahal pembeli ini akan melakukan transfer bukan menarik uang. Namun, sebelumnya saya sudah sampaikan ke penjual motor untuk menunggu di luar bilik ATM agar ia tidak melihat pembeli melakukan transfer. Kalo sampai melihat pasti akan gagal, ” ungkap Anwar.
Menurut Anwar kegagalan juga bisa terjadi saat pembeli datang bersama kenalannya untuk mengecek motor. Biasanya saat akan melakukan pembayaran di ATM, kenalan pembeli tinggal bersama penjual, sedangkan pembeli berangkat sendiri ke ATM untuk transfer.
“Biasanya teman korban yang mau membeli motor ini menyampaikan ke penjual jika temannya akan ke ATM melakukan transfer. Padahal penjual berpikir, pembeli ini ke ATM untuk menarik tunai. Di situ biasanya teman korban langsung menelepon pembeli untuk membatalkan pembayaran karena merasa terjadi miskomunikasi dan akhirnya sadar sedang kena tipu,” jelas Anwar.
Belajar logat bahasa dan punya tim di berbagai provinsi
Agar aksinya aman, Anwar sudah menyiapkan nomor rekening yang dibuat di beberapa provinsi berbeda dan dipegang oleh setiap anggotanya.
“Jadi kalo aksinya di provinsi A, maka saya suruh transfer ke rekening anggota saya yang di provinsi C. Sebaliknya kalo aksinya di provinsi C, saya suruh transer ke rekening yang ada di provinsi D. Saya sudah menyiapkan empat rekening di empat provinsi berbeda. Jika uangnya masuk saya perintahkan anggota saya untuk segera menarik uangnya. Jangan sampai korban melapor ke pihak Bank dan menahan uang korban,” ungkapnya.
Untuk melancarkan setiap aksinya, Anwar juga mempelajari logat bahasa di beberapa lokasi sasaran penipuannya.
“Saya belajar sedikit-sedikit, ikuti logat mereka pas bicara, sehingga korban yakin jika saya asli orang situ,” ungkap Anwar.
Menurut Anwar, dari aksi penipuan jual beli motor bekas ini ia pernah meraup uang senilai Rp24 juta, untuk sekali aksinya.
Namun, praktik penipuan yang Anwar geluti hanya bertahan sampai sekitar dua tahun. Aksi selama 2020-2022 itu ia akhiri karena merasa bersalah. Ia akhirnya mengelola usaha yang lebih halal.
“Saya rasa uangnya tidak berkah, merasa tidak enak juga kalo harus hidup dengan uang seperti itu,” jelas Anwar lalu tersenyum dan menutup pembahasan tentang pengalamannya pernah jadi penipu.
Reporter: Munawir Madjo
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Pengakuan Penipu yang Menggunakan MiChat untuk Menguras Uang Korban yang Jadi Pacar Onlinenya
Cek berita dan artikel lainnya di Google News