Yamie Panda hadir sebagai kuliner yang dicintai banyak orang. Kuliner yang pertama kali buka di Jogja ini sangat dikenal oleh kalangan mahasiswa karena harganya relatif murah dan banyak promo. Pun tak terkecuali, bisa dinikmati bersama keluarga.
***
Tiba di restoran Yamie Panda, saya sudah disuguhi ornamen khas Tiongkok dari depan. Yakni lampion-lampion merah serta banyak lukisan bergambar panda yang merupakan hewan asal Negeri Bambu tersebut.
Tak hanya panda, sejumlah mural seperti Bruce Lee, Elvis Presley berbusana kungfu, hingga poster-poster vintage khas Tiongkok juga terpajang di dinding-dinding ruang makan. Cocok untuk spot foto estetik.
Di ruang makan itu, seorang ayah dan anaknya yang masih menggunakan seragam sekolah tampak menikmati hidangan Yamie Panda. Ada pula empat orang remaja yang asyik mengobrol sambil menunggu pesanan mereka di tengah-tengah musik mandarin.
Di ruangan lain, seorang laki-laki sedang mengecek layar laptopnya yang masih menyala. Sesekali ia menunduk, mencoba menyeruput mie dari mangkok. Dan kembali pada tugasnya.

Restoran yang saya kunjungi tersebut, adalah satu dari banyaknya cabang Yamie Panda. Tepatnya di Jalan Tamansiswa, Mergangsan, Yogyakarta.
“Di Jogja sendiri sudah ada 14 cabang, lalu di Semarang ada 3, Solo ada 1, dan 1 di Surabaya,” ucap Marketing Manager Yamie Panda, Boma Ardhian kepada Mojok, Jumat (19/9/2025).
Yamie Panda jadi andalan mahasiswa Jogja
Boma bercerita menu Yamie Panda mulanya lebih banyak digemari mahasiswa, karena lokasi restoran pertamanya memang tidak jauh dari kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) maupun Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Terlebih dengan harga mie yang ramah di kantong.
“Saya ingat betul di restoran Yamie Panda cabang Megatruh waktu itu, pelanggannya kebanyakan mahasiswa. Itu dulu sampai ngantre penuh,” cerita Boma.
“Makanya, sampai sekarang kami masih mempertahankan promo untuk pelajar dan mahasiswa, karena dari sejarahnya kami turut membersamai mereka,” lanjutnya.
Bisa dibilang, Yamie Panda jadi satu-satunya restoran yang tak pernah absen memberikan promo, terutama bagi pelajar dan mahasiswa. Misalnya paket panda pintar, atau Panda Day, promo “jor-joran” yang sering mereka berikan khususnya tiap tanggal 22.
Cita rasa mie yang tiada dua berasal dari dapur keluarga
Kesuksesan Yamie Panda tak lepas dari “keyakinan” sang owner, William Mahardhika Darlius dalam membangun bisnis di tengah tantangan yang ada. Mulanya, ia punya bisnis berupa foto copy–jauh dari bidang kuliner.
Namun, William merasa usaha tersebut sudah mulai masuk fase sunset, maka ia berusaha memutar otak dan menemukan peluang bisnis lain di dunia kuliner. Dalam benaknya saat itu, makanan yang paling banyak peminatnya adalah bakso, nasi goreng, soto, dan mie.
Kebetulan, ayah William berasal dari Singkawang, Kalimantan Barat. Saat bermain ke sana, William mengamati bahwa ada banyak mie yang enak, tapi kebanyakan masih “non-halal”. William pun ingin membawa ide usaha tersebut ke Jogja–kampung halamannya.
“Akhirnya di tahun 2014, beliau kembangkan sendiri, yang tentunya disesuaikan dengan lidah orang-orang Jogja ya termasuk bahannya yang sudah terverifikasi MUI,” jelas Boma.
Jika pelanggan amati, Yamie Panda punya cita rasa mie tersendiri. Boma mengungkap mie itu diproduksi sendiri oleh keluarga William. Terutama dari ibu William yang jago memasak serta referensi dari William dan adiknya yang sering pergi ke luar negeri.
“Jadi kalau Anda misalnya makan tanpa kuah, mienya akan tetap enak. Dari segi penyajian, pelanggan juga bisa memilih: mau yang kuahnya terpisah atau langsung dituang jadi satu,” kata Boma.
Ikon panda yang loveable
Dengan inovasi tiada henti, Yamie Panda kini memiliki banyak menu. Misalnya, Yamie Panda manis, yamie rica asin, yamie manis tapi asin, hingga yamie pedas asin syalala yang menggunakan campuran sambal lalah khas Bali.
Tak hanya dari segi cita rasa, William ingin Yamie Panda menjadi restoran yang cocok untuk bersua hingga memunculkan kenangan hangat bagi pelanggan. Sesuai tagline mereka, “Dari Yamie Turun ke Hati”.
“Mie ibarat santapan rohani dan salah satu bentuk cinta yang bisa kamu nikmati,” kata Boma.
Itu juga salah satu alasan William memilih ikon panda. Meski pada awalnya ia terinspirasi dari film Kungfu Panda yang lagi booming pada saat itu, tapi akhirnya ia memahami alasan mengapa panda jadi hewan yang dicintai banyak orang.
“Kami berharap Yamie Panda juga gampang dicintai oleh semua orang dan semua kalangan, dari anak-anak hingga yang tua,” kata Boma.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Orang Desa Pertama Kali Makan di Mie Gacoan: Demi Viral Malah Berujung Malu Perkara QRIS dan Sumpit atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.