Rumah makan ini lokasinya jauh dari pusat kota di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Namun, menu sajiannya istimewa, ikan sidat atau unagi dan pepes belut yang selama ini lebih banyak diekspor ke Jepang.
***
Saya langsung memesan empat menu sekaligus di Rumah Makan Ancoan. Ada pepes sidat, pepes belut, sayur belut, dan sidat goreng. Saya ‘ngamuk’ karena menu-menu yang rumah makan ini tawarkan merupakan kesukaan saya.
Ada rasa balas dendam karena bertahun-tahun melewati jalan ini setiap pulang kampung, tapi nggak tahu keberadaan warung ini yang terletak persis di tepi di Jalan Raya Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah.
Rumah makan dengan menu unagi dan pepes belut di Kawunganten Cilacap
Awal tahu warung ini juga tidak sengaja. Saat akan kembali ke Jogja dari arah Sidareja, sebuah plang bertuliskan “RM. Ancoan olahan belut-sidat” berwarna hitam di papan berwarna putih membuat saya menghentikan motor yang terlanjur melaju melewatinya.
Saya memutar balik dan berhenti di depannya. Ada tulisan “Buka” yang membuat saya melangkah ke dalam warung. Bagi saya, sidat dan belut adalah makanan wajib ketika pulang kampung. Ibu saya pasti akan berusaha mencarinya, apakah meminta ayah saya memancing atau membeli ke tetangga yang memang kadang mencari.
Bahkan kalau orang tua datang ke Jogja, minimal belut lombok ijo atau sambal belut selalu jadi oleh-oleh. Maka menjadi hal yang saya sesalkan sampai tidak tahu keberadaan warung ini. Rasa heran dan penasaran membuat kalimat yang keluar pertama dari mulut saya bukan menanyakan menu, tapi kapan warung tersebut buka.
“Sudah dari 2010, Mas,” kata salah seorang pelayan.
Bajiguuur!! Ternyata sudah empat belas tahun, dan saya melewatkan warung ini begitu saja. Sangat mungkin saya tidak mengetahui keberadaan warung ini karena setiap pulang kampung menggunakan motor saya memilih waktu sore hari dari Jogja. Sehingga sampai di lokasi ini kalau nggak tengah malam ya sudah melewati jam tutup.
Menu spesial pepes unagi dan sayur belut tanpa duri
Jalan Raya Kawunganten ini meski nggak terlalu ramai statusnya jalan nasional yang menghubungkan Cilacap di Jawa Tengah dengan kabupaten dan kota di Jawa Barat seperti Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis. Dari pusat kota Cilacap, warung ini juga terbilang jauh, sekitar 35-40 kilometer.
Meski tampak kecil warung ini punya ruangan yang cukup luas di bagian dalam. Selain sidat dan belut, menu yang mereka siapkan untuk pengunjung ada pepes ikan gabus, pepes ikan sungai, belut goreng, ayam goreng, dan pepes ayam.
Setiap menu yang disajikan akan disertai dengan sayur oseng genjer atau gendot serta lalapan timun, rebusan daun ketela dan sambal.
Sebelum makan saya sempat melihat foto pemilik bersama Ganjar Pranowo saat masih menjadi Gubernur Jateng. Begitu juga dengan foto-foto bupati dan pejabat pemerintahan yang makan di RM Ancoan di Kabupaten Cilacap tampak terpasang di dinding warung.
“Dulu itu Pak Pak Jokowi kunjungan ke Cilacap sudah ada rencana akan makan di sini, tapi nggak jadi karena padatnya jadwal,” kata Priyatno (50) pemilik RM Ancoan, Jumat (12/4/2024).
Priyatno sebelumnya meminta maaf karena sayur belut yang ia sajikan untuk saya masih ada durinya. “Yang istimewa dari sayur belut itu sebenarnya nggak ada durinya, cuma karena masih sibuk suasana Lebaran, belum sempat ngilangin durinya,” kata Priyatno. Sayur belut yang ia maksud adalah sayur belut lombok ijo. Belutnya sengaja dibakar diasap sehingga aroma belut asap sangat kuat ketika saya makan.
Baca halaman selanjutnya
Asal mula nama Rumah Makan Ancoan