Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Mengenang Kejayaan Penjual Es Beras Kencur UGM, dari Puluhan Kini Cuma Lima Orang

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
3 Maret 2024
A A
Mengenang Kejayaan Penjual Es Beras Kencur UGM, dari Puluhan Kini Cuma Lima Orang MOJOK.CO

Ilustrasi Mengenang Kejayaan Penjual Es Beras Kencur UGM, dari Puluhan Kini Cuma Lima Orang. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Penjual es beras kencur adalah pedagang terlama yang masih berjualan di sunday morning UGM (sunmor UGM). Dulu, puluhan penjual es beras kencur ini gampang ditemukan di sekitar Graha Sabha Pramana, bahkan sebelum ada sunmor UGM.

***

Sunmor UGM mulai menggeliat lagi sejak Januari 2024 setelah hibernasi sekitar 3,5 tahun. Saya ingin merasakan kembali suasana keramaian yang dulunya terkenal sebagai tempat mencari barang dan makanan murah. 

Es beras kencur UGM yang dulu pernah berjaya

Sebelum pandemi, masuk ke lokasi sunmor UGM yang menempati lokasi dari Jalan Prof Dr Notonagoro, Jalan Lembah UGM, hingga Jalan Karangmalang bukan perkara mudah. Di kara kini jalan, pedagang dan pembeli berjubel. Namun, kini kondisi belum ramai seperti dulu. Di Sepanjang Jalan Prof Dr Notonagoro yang dulunya jadi tempat berjualan, sekarang untuk parkir. Lalu lalang kendaraan bermotor juga masih leluasa masuk ke sunmor UGM. 

Tujuan saya datang ke sunmor UGM tidak lain untuk bernostalgia dengan minuman beras kencur yang dulunya banyak ditemui di kawasan UGM. Saya masih mengingat, ketika cuaca terik maka mencari penjual es beras kencur -ada juga yang menyebut es gula asem- di bawah rindangnya pohon sawo kecik di sekitar Graha Sabha Pramana adalah pilihan tepat. 

Di awal tahun 2000-an, gampang sekali menemukan mereka di sekitaran Grha Sabha Pramana. Selain es beras kencur di kawasan itu juga banyak penjual bakwan kawi dan tempura. Seingat saya, selain di tempat Graha Sabha, penjual es beras kencur juga ada di sekitaran lembah UGM bersama penjual es doger. 

Menemukan es beras kencur di sunmor UGM

Saya menelusuri jalan dimana pedagang sunmor berjualan hingga finish di Selokan Mataram atau ujung Jalan Karangmalang. Hampir tidak saya temukan penjual es beras kencur yang saya inginkan. Saya kembali berjalan balik setelah beberapa kali mencoba membeli minuman dan makanan kecil. 

Suasana Sunmor UGM pada Minggu (3/3/2024). Sejak buka kembali pada awal tahun lalu, pengunjung maupun penjual belum seramai saat sebelum pandemi MOJOK.CO
Suasana Sunmor UGM pada Minggu (3/3/2024). Sejak buka kembali pada awal tahun lalu, pengunjung maupun penjual belum seramai saat sebelum pandemi. (Agung P/Mojok.co)

Di sekitaran GOR UGM, saya akhirnya bertemu dengan Pak Tumingin (63) atau biasa dipanggil Pak Ngin. Ia berjualan es beras kencur dan merupakan saksi hidup saat penjual jamu seperti dirinya berjaya dulu. 

“Saya mulai jualan sejak tahun 1997, Mas. Saya ikut juragan sampai sekarang,” kata laki-laki asal Sanden Bantul ini. 

Pak Ngin menceritakan, dulu di sekitaran UGM ada sekitar 4 sampai 5 juragan es beras kencur. Rata-rata satu juragan punya 20 anak buah yang berjualan di kawasan UGM dan sekitarnya. 

“Sekarang juragannya cuma tinggal satu, ya juragan saya, yang jual hanya 5 orang,” kata Pak Ngin. 

Merana karena dari 5 juragan yang bertahan kini cuma satu

Menurut Pak Ngin, juragan-juragan lain bertumbangan karena memang minuman jamu kalah menarik di mata anak-anak muda saat ini. Dulu dia dalam sehari bisa menjual hingga 40 botol jamu. Sekarang rata-rata di sunmor UGM hanya bisa menjual sekitar 15 botol yang setiap botolnya setara dengan sekitar 4 gelas.

Satu gelasnya ia jual Rp5 ribu. “Sekarang kalah dengan yang jual es teh jumbo, padahal kalau dari segi kesehatan kami lebih sehat, lah kami buatnya dari bahan-bahan jamu,” kata Pak Ngin. 

Setiap hari Pak Ngin jualan di kawasan Sekip, terutama di sekitaran Kampus Vokasi UGM. Meski hasilnya tak pasti, tapi dia bersyukur karena setidaknya dia masih bisa menabung dan mencukupi kebutuhan keluarganya. 

Iklan

“Saya di Jogja tinggalnya di rumah juragan, pulang ke Bantul biasanya seminggu atau dua minggu sekali,” katanya.

Dari jualan jamu itu, Pak Ngin bersyukur bisa membangun rumah dan menyekolahkan anaknya hingga SMK. “Bersyukur saja, Mas. Kalau mau berhenti juga bingung mau jualan apa,” katanya. 

Pak Ngin saat jualan es beras kencur di Sunmor UGM, Minggu (3/3/2024)

Ingin bisa jualan hingga 60 botol es beras kencur setiap hari

Saya lantas berjalan beberapa ratus meter dan bertemu dengan Pak Wahid (55), penjual es beras kencur yang juga rekan Pak Ngin. Ia mulai jualan es beras kencur tahun 2000. Ia menceritakan, saat masih berjaya, dalam sehari bisa menghabiskan 60 botol jamu. “Sekarang sudah kalah sama minuman kekinian,” kata Pak Wahid. 

Pria asal Kaliangkrik, Magelang ini mengatakan, di hari-hari biasa sekarang ia bisa menghabiskan 10 botol jamu saja sudah bersyukur. Saat ini di hari-hari biasa ia jualan di sekitaran Selokan Mataram hingga kampus UNY. Ia juga biasa jualan di saat kampus sedang ada wisuda. “Kampus mana saja yang sedang wisuda kami biasanya jualan,” kata Pak Wahid. 

Ia yang juga tinggal di rumah juragan bersama Pak Ngin biasa pulang ke Magelang dua minggu sekali. “Sebelum 2010, saya belum bisa nabung, tapi Alhamdulillah setelah saya bisa nabung, bisa untuk renovasi rumah, beli kendaraan hingga menyekolahkan anak,” ujarnya. 

Wahid masih berharap, orang-orang kembali minum jamu, sehingga pedagang sepertinya bisa merasakan kembali kejayaan jualan jamu seperti dulu. 

Lidia (28) pembeli es beras kencur di Pak Ngin mengatakan, setiap datang ke sunmor UGM sejak sebelum pandemi, es beras kencur adalah buruannya. Selain karena segar, ia tentu berharap dapat khasiat dari jamu tersebut. “Sukanya beras kencur, sama gula asem,” katanya.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Bakmi Jumpa Pers, Warisan Umar Kayam yang Punya Nama gara-gara Bir Bintang

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 3 Maret 2024 oleh

Tags: es beras kencurjamukuliner ugmsunmor ugmUGM
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
ugm.mojok.co
Pendidikan

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Pendidikan

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

11 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.