Hidup terlunta-lunta dari satu gudang ke gudang lain menjadi fase terendah yang pernah Restu Gusti Monitasari (26) alami. Namun, perjalanan hidup yang sedemikan berat ternyata mengantarkan alumni Untirta Banten tersebut menjadi seorang Kepala Program Studi (Kaprodi) di usia 24 tahun. Meski awalnya ia nyaris mengubur mimpinya untuk lanjut kuliah karena kondisi ekonomi yang memprihantikan.
***
Restu, panggilan akrab Kaprodi muda alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten tersebut selalu terharu setiap membuka atau menutup gerbang rumahnya sendiri. Rumah yang ia beli pada 2023 itu memang kecil. Tapi kisah di baliknya lah yang membuat Restu tak bisa menahan tangis harunya.
Pada akhir Maret 2024 lalu, sempat ada tren di TikTok orang-orang membagikan perbandingan rumah mereka yang dulu vs sekarang. Restu lantas terpancing untuk membagikan cerita di tempat seperti apa ia tumbuh sebelum akhirnya menjadi Kaprodi muda sebuah kampus di Banten, yakni Universitas Banten.
“Pengin kayak orang-orang buka Google Maps dan lihat kenangan rumahnya di tahun berbeda. Tapi aku nggak pernah punya rumah dari kecil,” tulis Restu melengkapi video pendek yang ia bagikan di akun TikTok @callutuy waktu itu.
Tinggal dari gudang ke gudang
Kehidupan Restu dan keluarganya memang tidak beruntung. Sejak SD ia sudah yatim. Alhasil, sang ibu harus mengambil alih peran sebagai kepala rumah tangga dengan merantau ke luar kota.
Karena saat itu Restu masih SD, Kaprodi Untirta Banten itu mengaku tak tahu di mana dan bekerja sebagai apakah sang ibu. Yang jelas, ibunya saat itu masih belum memiliki rumah sendiri. Alhasil ibunya menitip Restu kepada neneknya yang tinggal di sebuah rumah kecil di Serang, Banten.
“Tapi saat aku lulus SD tahun (2009), rumah tersebut dijual,” ujar Restu, Rabu (27/3/2024).
Setelah rumah neneknya dijual, sang ibu yang pulang dari luar kota mengajak Restu untuk menyewa sebuah gudang di dekat rumah warga yang masih sekampung dengan rumah sang nenek. Di gudang kecil itulah Restu menghabiskan masa kelas 1 SMP-nya (2009-2010).
Pasca neneknya tidak ada, ibu Restu sendiri sudah tak bekerja ke luar kota lagi demi menjaga Restu. Sebagai gantinya, untuk menyambung kebutuhan hidup sehari-hari, ibu Restu bekerja serabutan di Serang, Banten.
“Hanya satu tahun kami di situ. Kami pindah lagi karena diusir secara nggak langsung. Langit-langit gudang kami pernah disiram air,” terang Kaprodi muda alumni Untirta Banten tersebut.
Proses berpindah-pindah tempat tinggal dari gudang ke gudang tersebut berlangsung bahkan hingga Restu kuliah S2. Tempat tinggal terakhirnya bisa dibilang sangat tidak layak huni, malah lebih mending gudang-gudang yang pernah ia sewa sebelumnya.
Awalnya tak ingin kuliah, malah jadi lulusan terbaik Untirta Banten
Selulus SMA pada 2015, banyak teman-teman Restu yang bersiap untuk mendaftar kuliah. Sementara Restu saat itu masih belum punya bayangan untuk kuliah. Ia malah mempersiapkan diri untuk segera bekerja di Jakarta.
Akan tetapi, karena melihat ada peluang di Bidikmisi, Restu pun coba-coba daftar SNMPTN (sekarang SNBP) sekaligus Bidikmisi di Untirta Banten. Ia mengambil jurusan Ilmu Hukum dan ternyata lolos.
Setelah berunding dengan sang ibu, akhirnya Restu mantap untuk lanjut kuliah, dengan tekad bisa memberikan prestasi terbaik. Siapa tahu kelak bisa mengentaskan Restu dan ibunya dari jurang kemiskinan.
Restu lulus dari Ilmu Hukum Untirta Banten pada 2019, di usia ke 20 tahun. Ia lulus tepat waktu dengan predikat Cumlaude.
“Setelah itu langsung mendapat beasiswa full untuk lanjut S2. Sambi kuliah dipercaya menjadi asisten dosen dan diberi tanggung jawab mengajar mahasiswa. Saat itu umurku 21 tahun,” ungkap Kaprodi muda alumni Untirta Banten itu.
Di masa-masa S2 di Untirta Banten itu, Restu juga bekerja freelance sebagai asisten advokat, makeup artist, MC, hingga juri di berbagai acara lomba debat. Dengan tekad dan kesungguhan, Restu lulus dari S2 Untirta Banten pada 2021. Lagi-lagi dengan predikat Cumlaude.
Baca halaman selanjutnya
Menjadi Kaprodi muda hingga bisa beli rumah sendiri
Menjadi dosen hingga Kaprodi muda di Untirta Banten
“Selepas lulus S2 di usia 22 tahun, ada info lowongan menjadi dosen tetap di Universitas Banten. Segala proses pun kujalani hingga akhirnya menjadi dosen tetap,” kata Restu.
Kejutan hidup Restu masih berlanjut. Saat usianya menginjak 24 tahun, ia diangkat menjadi Kaprodi di Ilmu Hukum Universitas Banten. Di usia 24 tahun itu pula Restu akhirnya bisa membeli dan memiliki rumah sendiri yang nyaman dan jauh lebih layak dari tempat tinggal-tempat tinggalnya sebelumnya.
Ia pun memboyong ibunya ke rumah barunya tersebut. Rumah nyaman yang sebelumnya tak pernah bisa keduanya rasakan.
“Rasanya syahdu sekali (di rumah hasil jerih payah sendiri). Bahkan sekadar menutup pagar setelah pulang bekerja pun rasanya seneng banget. Tentu semua ini patut untuk disyukuri. Alhamdulillah,” ucap Restu.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Cek berita dan artikel lainnya di Google News