Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Panduan Bikin Proker KKN yang Diharapkan Warga Desa, Nggak Perlu Muluk-Muluk Entaskan Kemiskinan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
26 Juli 2024
A A
mahasiswa KKN.MOJOK.CO

Ilustrasi Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan” (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Masyarakat sebenarnya sangat senang dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang rutin diadakan kampus. Tak sedikit dari mereka mengaku cukup terbantu dengan kehadiran para mahasiswa KKN ke desa.

Makanya, ketika membaca liputan Mojok berjudul “Warga Desa Sebenarnya Muak dengan Mahasiswa KKN: Nggak Bantu Atasi Masalah Desa, Cuma Bisa bikin Les dan Acara 17 Agustusan”, Heru (45) tak sepenuhnya sepakat.

Ketua RT salah satu lingkungan di Jogja ini mengaku, kehadiran mahasiswa KKN malah menyumbang impak positif bagi warganya. Misalnya, dari hal yang paling kecil saja adalah menyangkut edukasi dan motivasi warga.

“Dulu kami nggak punya pengetahuan kalau air hujan itu bisa diolah, Mas. Cukup direbus sampai didih, itu aman diminum. Daripada pakai air sungai banyak pencemarannya, malah berbahaya itu,” ujarnya, menjelaskan maksud “edukasi” tadi kepada Mojok, Rabu (24/7/2024).

“Nah, kalau soal motivasi, nggak tahu kenapa saya merasa keberadaan mahasiswa KKN bikin pemuda sini minat untuk kuliah. Itu kan artinya bagus banget,” imbuhnya.

Tujuan KKN nggak perlu muluk-muluk buat mengentaskan kemiskinan

Saat Mojok jumpai di salah satu kedai kopi keliling, Heru tergelitik ketika saya menyinggung soal “mahasiswa KKN yang mengentaskan kemiskinan”. Ia, yang mengaku pernah kuliah–meski tak selesai, juga sempat mencicipi rasanya KKN.

Dulu, saat masih jadi mahasiswa, ia punya semangat menggebu-gebu untuk menaikan taraf hidup masyarakat. Mengubah sistem, menyejahterakan kehidupan warga desa, sampai mengentaskan kemiskinan, adalah tujuannya melakukan KKN.

“Tapi sekarang pas udah menjadi sipil [warga biasa], saya paham, Mas, warga itu nggak muluk-muluk ingin dibantu segitunya,” kata dia.

“Ya kalau ada warga miskin, itu tanggung jawab pemerintah. Bukan mahasiswa yang pada dasarnya masih belajar,” tegasnya.

Bikin proker yang tidak menggurui masyarakat adalah yang paling penting

Meskipun masyarakat tak berharap muluk pada proker KKN, tak sedikit mahasiswa yang malah punya “visi besar” terhadap program ini. Program-program yang mereka canangkan pun terbilang sangat “wah”. Dengan harapan, output-nya juga sangat luar biasa.

Menurut Ahmad (37), sosiolog di salah satu PTS Jogja yang beberapa kali menjadi dosen pembimbing KKN, itu akibat dari kecenderungan “messiah complex” yang dialami mahasiswa.

Pendeknya, banyak mahasiswa KKN menganggap diri mereka adalah “penyelamat”. Sehingga, saat tiba di lokasi KKN, mereka pun berusaha sekuat mungkin untuk “menyelamatkan warga desa” melalui program kerja yang dibuat.

“Hasilnya, ya proker-proker yang sangat menggurui. Seolah mahasiswa tahu segalanya, sementara orang desa itu nggak tahu apa-apa. Padahal KKN itu prinsipnya saling belajar,” ungkap Ahmad.

Pernyataan ini juga diafirmasi Heru. Menurutnya, banyak mahasiswa KKN memiliki kecenderungan tadi. Misalnya, dalam kasus yang beberapa tahun terakhir ramai di Jogja, sekelompok mahasiswa gembar-gembor berhasil mengajari warga cara bikin kompos. Padahal, warga di desa tersebut sudah 20 tahun lebih menggunakan kompos untuk pemupukan skala kecil dan menengah.

Iklan

“Kalau kasus kompos itu kan kebalik, Mas. Harusnya mahasiswa yang belajar cara bikin kompos, karena nyatanya masyarakat malah jauh lebih punya pengetahuan soal ini,” jelasnya.

“Idealnya mahasiswa bikin program aja yang memastikan produk kompos bikinan warga bisa terkenal dan direplikasi di tempat lain.”

Libatkan warga! Jangan cuma jadikan mereka “objek”

Pada Rabu (17/7/2024), Mojok juga sempat mewawancarai Ridho (28), warga Wonogiri yang desanya rutin jadi lokasi mahasiswa KKN. Dalam setahun, paling tidak ada 1-2 kampus di Solo yang menjalankan program tersebut di tempat tinggalnya.

Sayangnya, sejak Ridho kecil sampai sekarang sudah memiliki anak, ia belum merasakan dampak positif dari kehadiran KKN. Menurut Ridho, itu terjadi karena mahasiswa kerap bikin proker KKN nirfaedah dan tanpa melibatkan warga.

“Paling sering, tiap tahun ada aja mahasiswa KKN yang bikin program pengadaan plang penanda jalan, penanda masjid. Tanpa ada plang-plang itu, warga di sini sudah familiar dengan lokasi-lokasi itu,” ujar Ridho, menjelaskan salah satu proker KKN yang nirfaedah tadi.

“Sementara kalau program kayak karnaval atau jalan sehat aja deh yang paling sederhana, warga nggak dilibatkan sama sekali. Paling mentok kami kebagian kerja-kerja kasar. Padahal, kami juga perlu ilmu buat mengadakan acara.”

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Mahasiswa KKN cuma Sibuk Ngarang Cerita Horor, Ngerusuhi Desa karena Aslinya Nggak Angker

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 27 Juli 2024 oleh

Tags: KKNkkn kampusKuliah Kerja Nyatamahasiswa kknprogram KKNproker kkn
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Mahasiswa KKN.MOJOK.CO
Kampus

KKN Bikin Warga Muak Kalau Program Kerja Template dan Kelakuan Mahasiswanya Tak Beretika

17 Oktober 2025
KKN UMY Tidak Hanya Bisa Bikin Papan Nama MOJOK.CO
Esai

Mahasiswa UMY Atasi Sampah di Laut Wakatobi dengan Stove Rocket, Bukti KKN Tidak Hanya Bikin Papan Nama

6 Oktober 2025
Kesombongan mahasiswa KKN: tak sapa warga dan sok pintar bikin warga kesan dan berniat jahat MOJOK.CO
Ragam

Kesombongan Mahasiswa KKN bikin Warga Tak Segan “Berniat Jahat”: Tak Mau Nyapa dan Sok Pintar, Tak Tulus “Kerja Nyata” karena Niat Lain

21 Agustus 2025
anggota karang taruna lebih baik daripada mahasiswa KKN saat 17 Agustus. MOJOK.CO
Ragam

Warga Desa Sebetulnya Miris dengan Mahasiswa KKN: Nggak Menghargai Waktu dan Kerja Asal-asalan, Cuma Merugikan

19 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.