Perjuangan Satpam Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Lulus Sarjana dengan Pujian

Wisudawati UM Surabaya, Ragita Dwi Nur raih predikat cumlaude. (Dok. Humas UM Surabaya)

Ragita Dwi Nur Rahmadiani (25) berhasil meraih gelar S1-nya di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya pada Selasa (18/2/2025) dengan predikat cumlaude. Perempuan yang bekerja sebagai satpam di kampusnya itu lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,8.

Nekat jadi satpam UM Surabaya agar bisa kuliah

Sejak duduk dibangku SMK Jurusan Tata Boga, Ragita sudah punya keinginan untuk kuliah. Perempuan asli Mojokerto itu bilang ingin mengangkat derajat orang tuanya. Selain itu, kuliah bisa menambah wawasan dan relasinya dengan orang lain.

Hanya saja, Ragita harus menunda keinginan tersebut selang beberapa tahun, karena tak ada biaya. Ayah Ragita, Mulyono bekerja sebagai sopir truk di pabrik gula. Sedangkan ibunya, Yuni Eka Winarti, sehari-hari berjualan nasi dan kue keliling.

Setelah lulus SMK di tahun 2018, Ragita akhirnya memilih fokus mencari kerja. Ia berharap bisa menabung gajinya sedikit demi sedikit untuk biaya kuliahnya nanti. Namun, perjalanannya tak berjalan mulus. 

Ragita mengaku sudah melamar di beberapa tempat, tapi tak kunjung mendapat panggilan. Hingga akhirnya ia mendapat informasi soal lowongan kerja di UM Surabaya sebagai satpam perempuan.

Sarjana UM Surabaya. MOJOK.CO
Ragita Dwi Nur raih gelar sarjana dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. (Dok. Humas UM Surabaya)

“Kebetulan saudara saya yang bekerja sebagai tenaga administrasi di sana memberitahu, jika ada lowongan sebagai satpam perempuan di kampus tersebut,” kata Ragita kepada Mojok, Selasa (18/2/2025).

Tanpa babibu, Ragita pun langsung mendaftar. Ia mengecek dengan seksama persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan itu sudah dipublikasikan di website kepegawaian kampus UM Surabaya.

Bekerja sambil kuliah di UM Surabaya

Ragita sendiri tak pernah menyangka bisa bekerja menjadi satpam di UM Surabaya. Alih-alih gengsi dengan teman sebayanya yang sudah kuliah, Ragita hanya fokus pada mimpinya yakni menabung agar bisa kuliah.

“Sahabat saya sejak SMP selalu mendukung, ia juga senang saat mendengar kabar kalau saya diterima kerja di UM Surabaya,” kata Ragita. 

Setelah diterima, Ragita ditugaskan khusus menjaga kantor Sekretariat Rektorat. Jadi tidak ada shift. Jadwal tugasnya pun berbeda dengan satpam yang ada di lantai bawah. Biasanya dia bertugas dari pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB.

Selama menjalankan aktivitas tersebut, Ragita tak lupa pada mimpinya. Ia pun mulai mengorek informasi soal beasiswa dan jadwal kuliah yang bisa disambi dengan bekerja. Dari orang-orang sekitar, ia jadi tahu kalau kampus tempatnya bekerja memberikan beasiswa khusus bagi pekerja di sana.

Selain itu, Ragita masih bisa kuliah di jam 18.00 WIB usai bekerja. Ia juga jadi tertarik dengan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Ragita akhirnya mendaftar. 

Alhamdulillah saya dapat beasiswa dari awal semester. Saya dapat potongan biaya dan pembebasan dana pembangunan,” ujarnya.

Lulus sarjana dengan predikat cumlaude

Jerih payah Regita akhirnya membuahkan hasil. Ia diwisuda bersama 666 orang temannya di Dyandra Convention Center, Surabaya pada Senin (17/2/2025). Dalam acara wisuda ke-52 itu, Ragita dinyatakan lulus tepat waktu dengan IPK 3,8.

Sambutan rektor pada perayaan wisuda ke-52. (Dok. Humas UM Surabaya)

“Bagi saya, keterbatasan finansial bukanlah alasan untuk menghentikan impian kita. Justru, Allah ingin melihat sejauh mana kita bisa bertahan dan berjuang untuk meraih cita-cita,” tutur Ragita.

Meski sudah lulus, Ragita masih bekerja menjadi satpam di UM Surabaya. Selanjutnya, ia ingin kuliah lagi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Lalu, mencari pekerjaan yang selinear dengan kariernya.

Sementara itu, Rektor UM Surabaya Mundakir memastikan bahwa program-program yang sudah tercapai di UM Surabaya akan ia teruskan. Tak hanya diteruskan, tapi juga dikembangkan dengan beberapa modifikasi dan inovasi.

“Kami akan menambahkan beberapa perubahan untuk mencapai hasil yang maksimal,” ujarnya dalam perayaan wisuda ke-52.

Tahun 2024 lalu, UM Surabaya berhasil menempati peringkat teratas dalam peringkat perguruan tinggi Muhammadiyah (PTMA) se-Indonesia versi Webometrics. Kini, UM Surabaya tengah mempersiapkan pengakuan bertaraf internasional. 

Salah satunya bekerjasama dengan perguruan tinggi di Taiwan. Dengan begitu, mahasiswa bisa memperoleh gelar master dalam waktu satu tahun. Rencananya, UM Surabaya juga ingin bekerjasama dengan beberapa negara di Eropa.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA:Perjuangkan Mimpi dari Unesa hingga Kuliah S2 di Boston Amerika, meski Berat usai Ayah Pergi atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Exit mobile version