Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Derita Mahasiswa Kuliah Sambil Kerja, Sudah Capek Kerja dan Kuliah, Masih Kena Omel Dosen Killer

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
30 Januari 2024
A A
Kulaih di PTN, beasiswa.MOJOK.CO

Ilustrasi - Derita Mahasiswa Kuliah Sambil Kerja (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kuliah sambil kerja itu kian berat ketika ketemu dosen killer yang tidak suka dengan tipe mahasiswa seperti ini. Padahal dari kerja itu, seorang mahasiswa bisa membiayai kuliahnya sekaligus punya pengalaman lebih.

***

Sidiq (22)* adalah mahasiswa yang mengikuti program alih jenjang dari D3 ke S1. Awalnya ia lulus D3 di sebuah kampus di Jawa Timur. Dalam bayangannya tidak ada keinginan untuk mengambil program alih jenjang. Ia justru berpikir bagaimana bisa langsung bekerja. 

“Jadi setelah lulus D3, aku tidak ada niatan kuliah lagi, aku langsung cari pekerjaan dan dapat,” kata Sidiq. Namun, beberapa bulan kemudian, orang tuanya meminta Sidiq untuk melanjutkan ke jenjang sarjana. Ia akhirnya memenuhi keinginan orang tuanya karena pertimbangan untuk masa depan. Meski dia sebenarnya khawatir jika kuliah lagi akan kehilangan pekerjaan saat ini.

Kena semprot dosen killer karena kuliah sambil kerja

Solusi yang ia ambil adalah kuliah sambil kerja. Setelah mencari kampus yang sekiranya cocok, ia memutuskan untuk kuliah lagi di almamaternya. Salah satu alasannya karena salah satu dosen yang biasa menampung aspirasi mahasiswa di kampusnya mengatakan kalau program alih jenjang memang diperuntukan kepada pekerja yang ingin melanjutkan pendidikan.

Shidiq menyatakan, sebenarnya ia tidak ingin kuliah di almamaternya karena sistem administrasinya yang menurutnya sangat tidak praktis. Namun, karena banyak teman-temannya yang melanjutkan juga di kampus itu, ia akhirnya ikutan juga. 

“Aku selalu berusaha untuk mengikuti perkuliahan, dan beberapa kali aku izin tidak masuk, karena bentrok dengan pekerjaan. Hingga sampailah pada Ujian Akhir Semester (UAS), dan aku baru mengetahui informasi bahwa izin tidak mengikuti perkuliahan karena bekerja akan tetap tertulis alpa pada sistem di kampus A ini,” kata Sidik kepada Mojok, Senin (29/1/2024). 

Akibatnya ada satu mata kuliah yang secara absensi tidak memenuhi syarat ia bisa ikut UAS. Ia harus mengikuti ujian UAS susulan dengan syarat meminta persetujuan dari dosen pengampu mata kuliah. 

Masalahnya dosen yang sebenarnya dalam mengajar itu enak, ternyata jadi dosen killer kalau urusan disiplin. Di ruang dosen, Sidiq bertemu dengan dosen tersebut. Ketika ia menjelaskan maksud dan tujuannya, dosen tersebut terlihat tidak senang. “Kenapa banyak absen, jika tidak niat kuliah, tidak usah kuliah!,” kata Shidiq menirukan omongan dosen killer tersebut.

Kuliah sambil kerja bisa jadi satu-satunya pilihan

Ia berusaha menjelaskan alasannya beberapa kali absen tidak mengikuti kelasnya karena ia kuliah sambil kerja. Awalnya, penjelasannya tidak bisa dosen terima. Bahkan mereka saling berbantahan. “Akhirnya aku menerima saja yang dosen itu sampaikan, sambil minta maaf. Kalau saya bantah terus, pasti malah dosennya marah terus. Akhirnya aku bisa mengikuti UAS susulan,” kata Shidiq. 

Shidiq mengatakan ia sebenarnya tidak meminta keistimewaan, tapi ia menilai karena sebelumnya ada pihak dosen yang menyatakan program alih jenjang memang untuk orang yang sudah bekerja, dosen lain harusnya sepemikiran. Bisa jadi orang-orang yang kuliah sambil kerja karena itu satu-satunya pilihan agar mereka bisa membiayai pendidikan tinggi mereka.

Narasumber lain, Adit (24) mahasiswa reguler di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Ia sudah sejak awal kuliah berkomitmen untuk tidak menyusahkan orang tuanya yang tidak mampu membayar kuliahnya. “Keputusannya adalah aku harus kuliah sambil kerja. Mau cari beasiswa, kemampuan akademis ku biasa-biasa saja,” katanya.

Ia kemudian berkompromi dengan beberapa dosen bahwa beberapa kali ia mungkin tidak masuk kuliah karena  kuliah sambil kerja. “Tapi aku nggak minta diistimewakan, aku cuma minta, bisa nggak absensi itu diganti tugas pengganti,” ujarnya. 

Bersyukur ada dosen yang mau kompromi

Beberapa dosen ada yang menerima kompromi, tapi tidak sedikit dosen killer yang berpegang pada aturan harus 75 persen mengikuti kuliah. “Kalau seperti ini ya paling ngatur shift pekerjaan dengan teman yang lain. Bagaimanapun kerja sambil kuliah itu aku lakukan untuk bayar kuliah juga,” katanya.

Iklan

Ada dosen yang menyarankannya untuk ambil cuti kuliah, baru setelah punya uang masuk kuliah lagi. Namun, opsi itu menurutnya juga tidak bisa jadi solusi. “Ya, kalau menurutku sekalian saja capeknya, yang penting bisa lulus,” katanya.

Ana (20) memutuskan untuk kuliah sambil kerja karena merasa dengan latar belakang keluarga yang kelas menengah, tidak mungkin ia hanya menggantungkan biaya pendidikan dari orang tua. 

“Awalnya aku membayangkan pasti keren seperti di sosmed-sosmed ya. Gimana asyiknya ngatur waktu antara kerja dan kuliah,” kata mahasiswi Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Timur ini. 

Dosen tidak menjamin kalau fokus kuliah setelah lulus pasti langsung dapat kerja

Namun, kenyataannya ia harus pandai-pandai mengatur juga mood atau perasaan selama kerja sambil kuliah. Kadang mood-nya naik turun karena ada dosen-dosen yang sepertinya menyepelekan mahasiswa yang sambil kerja. “Ada yang minta untuk fokus kuliah dulu, aku mikirnya setelah lulus nanti cari kerjanya belum tentu mudah,” ujar Ana. 

Masalahnya, dosen tersebut tidak bisa menjamin apakah dia bisa langsung dapat kerja setelah lulus. Selain itu, tentu saja dosen tersebut tidak bisa membantunya untuk membayar uang kuliahnya.

“Kadang dapat sindiran di kelas karena terlihat capek atau tertidur. Senang itu kalau dapet dosen yang ndukung, tapi kuliah sambil kerja memang capek. Kalau ada pilihan, ya mending memang fokus kuliah saja,” katanya.

Satu hal lagi yang ia pikirkan, seandainya nanti ia lulus kuliah, ia tidak perlu bingung untuk mencantumkan portofolio pengalaman kerjanya. Harapannya walaupun nanti ia dapat pekerjaan baru, akan lebih mudah.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Nestapa Dosen Muda Digencet Ribetnya Administrasi dengan Gaji di Bawah Guru SD

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 30 Januari 2024 oleh

Tags: kuliahKuliah sambil kerjapart time
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Eva Nandha Jalma Yael, wisudawan terbaik Unesa Jurusan Psikologi. MOJOK.CO
Kampus

Belajar dari Kerja Keras Sang Bapak sebagai Buruh Bangunan, Antarkan Saya Jadi Wisudawan Terbaik di Unesa

25 November 2025
Kerja keras bawa Annes kuliah di Universitas Brawijaya (UB) Malang gratis hingga kerja sebelum wisuda MOJOK.CO
Kampus

Universitas Brawijaya (UB) Bawa Saya Kuliah Tanpa Biaya, Bisa Kerja Sebelum Wisuda buat Tebus Masa-masa Berat Sekolah Sambil Kerja Sejak Remaja

15 Oktober 2025
Kuliah PTN demi kejar sarjana tanpa biaya orangtua. DO menjelang skripsi karena gagal bayar UKT MOJOK.CO
Kampus

Mati-matian Kuliah PTN Sambil Kerja hingga Makan Lauk Cabai, Malah Di-DO Pas Tinggal Skripsi Gara-gara UKT

28 Agustus 2025
Mahasiswa PTN pura-pura lulus kuliah padahal sudah DO, demi fokus kerja untuk bantu ibu dan buatnya bangga karena gelar sarjana MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa PTN Rela Bohongi Ibu: Ngaku Sudah Lulus Kuliah Bergelar Sarjana padahal DO, Demi Fokus Kerja Bantu Hidupi Keluarga

13 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.