Tidak menyesal, tapi lanjut S2 buat balas dendam dan ‘cuci ijazah’
Ahmad tercatat sebagai mahasiswa UNNES angkatan 2019. Lulus 3,5 tahun dan mendapat predikat cumlaude. Pada acara wisuda Maret 2023 lalu, ia merupakan salah satu lulusan terbaik.
Meski tujuh semester ia jalani perkuliahan tanpa paham materi, Ahmad mengaku tak ada penyesalan dalam hatinya. Malahan, kuliah di UNNES jadi bikin dia paham kalau prinsip utama yang harus dijunjung mahasiswa adalah komitmen dan rajin.
“Pintar itu bisa dilatih, pakai belajar. Kalau komitmen, itukan kebiasaan. Ada orang malas tapi otaknya pinter, tapi kalau mau sukses ya butuh komitmen itu tadi. Kudu rajin,” jelasnya.
Makanya, buat “balas dendam” karena kuliah S1-nya salah jurusan, Ahmad pun memutuskan lanjut S2. Jurusan yang ia ambil pun juga tak linier dengan gelar sarjananya.
Lanjut S2 sekaligus jadi caranya buat “nyuci ijazah”. Ahmad, yang tak puas dengan gelar sarjana, setidaknya bisa mendapat kebanggaan melalui gelar magister di jurusan yang benar-benar ia pilih sendiri.
“Enggak apa-apa sarjana di jurusan yang tak kita inginkan. Tapi S2-nya harus dari keinginan kita sendiri,” pungkasnya.
Ahmad sendiri kini tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana di salah satu PTN di Jogja. Saat menghubunginya untuk kebutuhan menulis liputan ini, saya sebenarnya memintanya buat bertemu langsung. Namun, karena dia berhalangan, proses wawancara pun kami lakukan via panggilan telepon.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.