Rasa capek menjadi driver Shopeefood usai ayah tertipu akhirnya terbayar. Nyaris drop out dari kampus Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, tapi bisa lulus dengan predikat Cumlaude.
Tulisan ini adalah cerita yang dituturkan oleh Ilham Syafruddin Akbar (23), sarjana Ilmu Informatika UM Surabaya yang baru saja diwisuda.
Memupus cita-cita menjadi tantara
Saya asli Banjarsugihan, Surabaya Barat. Cita-cita masa kecil saya sebenarnya menjadi tantara.
Namun, seiring waktu, cita-cita itu saya pupus. Pasalnya, saya minus dan buta warna. Tidak mungkin bisa jadi tentara.
Meski begitu, saya masih punya cita-cita lain yang ingin saya wujudkan. Saya ingin kuliah. Karena sejak SMA saya mulai terbayang ingin menjadi seorang programmer.
Akan tetapi, di masa SMA itu, memang tidak mudah menjaga optimisme untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Teman-teman SMA meragukan cita-cita saya, bahkan menertawakannya. Seolah orang seperti saya tidak akan bisa mewujudkan cita-cita setinggi itu.
Mungkin karena kondisi sosial-ekonomi keluarga saya. Bapak saya mandor kuli bangunan. Sementara ibu saya jualan di kantin TK dekat tempat kami tingggal.
Menjadi driver Shopeefood saat kuliah di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya
Saya akhirnya bisa kuliah di UM Surabaya. Di jurusan yang saya incar: Teknik Informatika. Singkat cerita, kuliah saya sempat keteteran ketika semester 5.
Kondisi ekonomi keluarga saya turun drastis karena saat itu bapak saya kena tipu oleh sahabtanya sendiri. Bahkan hampir dijebloskan ke penjara.
Karena benar-benar harus survive, di semester 5 itu saya putuskan untuk cuti kuliah. Saya mencoba membantu keuangan orangtua dengan menjadi pelayan hotel dan driver Shopeefood.
Bayangan berhenti kuliah, lanjut kerja jadi driver Shopeefood
Saya mengambil cuti hingga semester 6. Waktu itu, saya mulai bekerja menjadi driver Shopeefood sedari pukul 09.00 WIB. Lalu baru akan pulang di pukul 20.00 WIB.
Rasanya luar biasa capek. Tapi mau bagaimana lagi. Tidak ada pekerjaan yang tidak capek. Apalagi untuk orang-orang menengah bawah.
Di titik itu, saya sempat berpikiran untuk berhenti kuliah (DO). Saya berpikiran mau kerja saja untuk membantu keuangan orangtua yang sedang sulit-sulitnya.
Akan tetapi, bapak dan ibu saya bilang, sesuatu yang sudah dimulai harus diselesaikan dengan penuh tanggung jawab. Saya sudah memilih kuliah, maka harus saya selesaikan meski agak berat.
“Jangan berhenti bermimpi dan mengejar apa yang ingin kamu capai. Nanti akan ada rezekinya dari Allah (kalau tidak berhenti berusaha),” begitu kata bapak saya.
Tak hanya orangtua, dukungan serupa juga datang dari kakak, saudara, dan teman-teman saya di Ilmu Informatika UM Surabaya.
Pengalaman-pengalaman internasional
Saya pun kembali kuliah, dengan masih nyambi sebagai driver Shopeefood. Lebih capek lagi. Harus semakin pintar membagi waktu.
Pagi saya akan kuliah. Untuk sementara waktu, aplikasi akan saya nonaktifkan. Setelah kuliah, baru lah saya akan bekerja hingga malam.
Rezeki Allah memang selalu terlimpah pada hamba-Nya yang bekerja keras. Sejak masuk semester 7, saya mendapat banyak kejutan.
Saya punya kesempatan menjajaki pengalaman internasional. Saya terpilih menjadi mahasiswa dalam ajang International Internship Pilot Program, IIPP Taiwan, selama tiga bulan di Yuan Zee University secara gratis.
Dalam kesempatan itu, saya belajar banyak hal, mulai dari belajar riset yang mendalam dengan profesor, riset jurnal-jurnal terbaru, hingga mengikuti seminar di berbagai univeritas.
Tidak hanya itu, pada tahun 2023 saya juga berkesempatan menjadi mahasiswa dalam learning express Singapore Polytechnic yang bekerjasama dengan UM Surabaya.
Kemudian di tahun 2021, saya juga berkesempatan magang online dengan Asia University 2021 Winter Taiwan Programs, Web Design. Di tahun yang sama, saya mengikuti program Singapore From Your Home, Singapore Polytechnic International. Nasib yang tidak masuk akal.
Jalan masih panjang
Februari 2025 ini saya lulus dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya dengan predikat Cumlaude.
Selain keluarga dan teman, saya merasa perlu berterimakasih pada Pak Amirul, dosen pembimbing saya. Dia lah yang memberi saya kesempatan magang dan ikut program IIPP di Taiwan.
Kelulusan saya dari Teknik Informatika benar-benar terasa mengharukan. Orangtua saya ternyata begitu bangga. Sebab, selain ikut pontang-panting membantu mereka, saya masih bisa menuntaskan kuliah dengan prestasi.
Jalan saya masih panjang. Saya masih ingin lanjut S2 di Taiwan, dan itu akan terus saya upayakan. Kini, saya sedang mengupayakan beasiswa LPDP. Doakan.
*) Tulisan ini diolah dari hasil wawancara dengan Ilham Syafruddin Akbar, Selasa (18/2/2025)
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Ibu Jualan Balon, Saya Jualan Donat, Upaya Keras Perempuan Surabaya Wujudkan Mimpi meski Diremehkan Guru hingga Saudara Sendiri atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












