Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Nestapa di Kota Pendidikan, Merekam Kisah Mahasiswa Kelaparan yang Berharap Sebungkus Nasi

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
15 Februari 2023
A A
Beranda Liputan Geliat Warga
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Lulusan SMK yang terinspirasi perjuangan mahasiswa

Evan mengaku selalu kagum dengan perjuangan para mahasiswa yang bertahan di perantauan. Mereka bertahan di tengah segala keterbatasan demi meraih cita-citanya. 

“Saya ini lulusan SMK saja. Saya tidak pernah merasakan apa yang mahasiswa ini rasakan. Berjuang mengejar mimpi, belajar, pengin membanggakan orang tua, sebuah kesempatan yang nggak saya rasakan,” terangnya di jalan.

Evan sedang menghubungi penerima bantuan. MOJOK.CO
Evan sedang menghubungi penerima bantuan. (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Menurut lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai frelaance videographer ini, ada satu momen yang akhirnya mendorongnya untuk melakukan gerak nyata. Hal itu terjadi saat ia mendengar ada seorang mahasiswi UNY meninggal, karena sakit, saat berjuang membayar UKT pada awal tahun ini.

“Itu benar-benar menyadarkan saya. Membuat saya yakin untuk bergerak,” jelasnya.

Setiap membeli makanan, ia pastikan dirinya sendiri doyan dan suka makanan tersebut. Ia anggap standar makanan yang ia beri adalah yang ia suka. Baginya, seleranya masih lumayan sesuai dengan para mahasiswa lantaran sama-sama suka makan di warmindo.

Namun, jauh sebelum momen itu, ada rentetan kejadian yang membuat hatinya terketuk. Ia mengaku sempat mengalami stress berkepanjangan dalam hidup. 

Baca Juga:

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025

Sebelum bekerja sebagai freelance videographer, lulusan SMK Pelayaran ini mengaku sempat bekerja di berbagai tempat. Mulai dari di kapal sampai bekerja sebagai karyawan sebuah gudang logistik.

Sempat bekerja dengan penghasilan yang menurutnya lumayan, tekanan membuatnya mundur. Setahun belakangan ia tinggal di Jogja dan bekerja dengan hasil yang menurutnya pas-pasan, bahkan kurang.

“Ini Mas, gaji saya sebulan segini,” terangnya saat kami beristirahat di sebuah warmindo. Ia menunjukkan bukti pembayaran gaji sebesar Rp1,4 juta yang ia terima.

Bertahan karena menemukan makna hidup

Sempat, di akhir 2022 silam, ia mengalami kondisi kesulitan keuangan. Bayarannya nunggak beberapa hari. Sedangkan ia nyaris tak punya uang simpanan. Kesulitan ekonomi sampai ia merasakan kondisi susah makan.

“Saya ingat betul, sampai saya itu makan sukun dari pohon yang ada di depan kos saya,” kenangnya.

Di saat kondisinya begitu terpuruk, ia mengaku terpikir untuk mengakhiri hidup. Tapi di saat itu, ada rekan yang membantunya. Memberinya bantuan logistik untuk bertahan.

“Orang kalau sudah tidak merasakan makna, itu bawaannya ya pengin mati,” katanya.

Kondisi ini juga yang mendorongnya untuk mencari makna agar terus bertahan. Salah satunya, lewat berbagi. Setiap bisa membantu menolong orang lain, ia merasakan kebahagiaan dalam hati. Sesuatu yang memberinya semangat untuk terus melewati hari.

Iklan

Mendapat donasi

Di masa-masa awal melakukan aktivitas ini, ia selalu menggunakan uang pribadinya. Berbagi nasi semampu yang ia bisa. Bahkan untuk berkeliling saja, ia hanya menggunakan sepeda butut lantaran tak punya motor.

Evan mengaku, motor Vario 150 yang ia pakai ini kebetulan merupakan pinjaman dari saudaranya di Wonosari. Baru ia gunakan beberapa hari terakhir ini. Sebelumnya, setiap keliling ia menggunakan sepeda, menerabas hujan, untuk jarak yang lumayan jauh.

“Dulu dari kos nyepeda bisa sampai Mlati sama Pleret. Ya sekuatnya saja. Kalau kira-kira masih bisa dijangkau, saya antarkan,” paparnya.

Sepeda andalan Evan untuk berbagi nasi. [Dok. Evan]
Sepeda andalan untuk berbagi nasi. Saat ini ia dipinjami motor oleh saudaranya. (Dok. Evan)
Namun, sejak unggahannya viral di Twitter, Jumat (10/2) lalu, banyak donasi yang masuk kepadanya. Ia mengaku ada sekitar Rp21 juta dana bantuan yang masuk rekeningnya sejak saat itu sampai kami berjumpa. Donaturnya dari berbarai latar belakang. Sebagian juga masih mahasiswa.

“Ya saya nggak pernah minta. Tidak juga mencantumkan rekening. Tapi kalau ada yang menghubungi, minta rekening, saya beri,” terangnya.

Sejauh ini, ia berusaha melaporkan bantuan yang disalurkan setiap hari lewat cuitannya di Twitter. Mulai dari jumlah nasi yang ia beli sampai titik-titik rute ia menyalurkannya. Semua itu ia unggah secara berkala.

Evan mengaku, sampai saat ini belum bisa melakukan pendataan dengan detail donasi dan pengeluarannya selama melakukan aksi. Misalnya, saat membeli nasi ke warung, tidak setiap saat ia bisa meminta kuitansi pembayaran.

“Kadang-kadang, saya kehabisan nasi di jalan, terus beli di penjual nasi goreng keliling. Keburu juga, saya sering nggak bisa minta nota dan semacamnya,” paparnya.

Uang panas yang ingin ia kelola dengan benar

Ia punya keinginan agar nanti, bisa lebih tertata urusan ini. Bagaimana pun, menurutnya, uang bantuan seperti ini adalah ‘uang panas’ yang harus ia kelola dengan benar. 

Evan tidak ingin, ke depan gerakannya menjadi terlalu formal bahkan terlembaga. Hal yang sebenarnya merupakan saran dari beberapa warganet di media sosial. Baginya, lewat jalan yang ia lalui, bantuan bisa lebih personal. Orang yang meminta bantuan pun, tidak sungkan untuk meminta.

“Sebenarnya sudah banyak ya instansi atau perseorangan yang melakukan hal serupa. Kalau saya pribadi sih, inginnya ya seperti ini saja. Tidak terlalu besar nggak papa, yang penting terus jalan dan tepat sasaran,” ujarnya.

Hujan sempat reda, namun kembali turun membasahi Jogja. Sekitar pukul sembilan, Evan hendak melanjutkan perjalanan membagi nasi. Saya tak bisa ikut bersamanya meneruskan perjalanan. Sampai tengah malam hari itu, lewat Twitternya, Evan mengabarkan telah mengantar 24 bungkus nasi ke sejumlah titik.

Sebagian di antaranya adalah orang-orang dan mahasiswa kelaparan di Hari Kasih Sayang. Mereka tidak ingin mendapatkan setangkai bunga mawar atau sebungkus cokelat. Mereka hanya berharap mendapatkan sebungkus nasi untuk mengganjal perutnya barang sehari.

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Cerita Mahasiswa yang Nggak Ikut Wisuda karena Merasa Nggak Sakral-sakral Amat dan reportase menarik lainnya di kanal Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12
Tags: Mahasiswamahasiswa kelaparannestapa di kota pendidikan
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO
Kampus

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025
beasiswa kuliah. MOJOK.CO
Ragam

Kuliah Modal Beasiswa, tapi Malah “Durhaka” ke Orang Tua: Dulu Dibanggakan, Kini Menyakitkan

17 September 2025
3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang Mojok.co
Pojokan

3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang

8 September 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pengakuan perempuan pekerja startup

Pengakuan Andin, Perempuan Pekerja Startup: Cuma Aku yang Ikut Demo, Lainnya Melongo

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.