Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Kenangan Warga di Alun-Alun Utara Jogja, Hal-hal Indah yang Tak Bisa Terulang Kembali

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
5 November 2022
A A
Beranda Liputan Geliat Warga
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Hiburan rakyat yang hilang

Alun-alun yang ditutup pagar besi membuat beragam hajatan yang biasa dihelat di dalam sudah tinggal kenangan. Salah satu acara tahunan yang paling meriah tentu saja Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS).

Bagi Toni, melihat keramaian sekaten membuat hatinya senang. Selain memang perayaan itu mendatangkan rezeki bagi para penjaga parkir sepertinya. Sekaten memang sudah menjadi magnet tersendiri bagi warga Jogja maupun wisatawan dari luar daerah.

Cerita tentang kebahagiaan melihat Sekaten juga dituturkan Kartilah (58). Perempuan yang berasal dari Jetak, Sidokarto, Godean, Sleman ini masih ingat betul dulu saat masa remaja ia rela jalan dari rumahnya ke Alun-alun Utara yang jaraknya sekitar 10 km untuk mendatangi perayaan tahunan tersebut. 

“Jalan ramai-ramai sama teman di desa. Setiap tahun itu hal yang tidak boleh terlewatkan pokoknya, Mas,” ujarnya.

Saat beranjak dewasa, Kartilah akhirnya mencari nafkah dengan berdagang di sekitar kawasan tersebut. Ia mulai berjualan makanan sejak tahun 1995 dan masih berlanjut hingga sekarang. Sebagai pedagang, ia senang karena bisa melihat sekaligus mendapat manfaat puluhan edisi Sekaten. Hingga akhirnya perayaan itu benar-benar hilang.

“Setelah hilang, benar-benar berbeda. Apalagi sekarang dipagari, dagangan jadi sepi,” curhatnya.

Baca Juga:

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Kartilah mencari nafkah di kawasan Alun-alun Utara. (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Tak hanya menarik magnet bagi para pengunjung, pasar malam itu juga menarik pedagang dari berbagai daerah. Termasuk kelompok pedagang dari Minangkabau. Bahkan jika ditelisik secara sejarah, ada hubungan antara pedagang di Pasar Malam Perayaan Sekaten dengan kemunculan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Malioboro. 

Pedagang dari Minangkabau kerap disebut sebagai salah satu kelompok yang awal menempati lorong-lorong di depan pertokoan Malioboro untuk berjualan. Eka Louis (41), salah satu tokoh pemuda Minang di Jogja mengatakan bahwa dulunya pedagang dari Minang itu berjualan di area perayaan Sekaten di Alun-alun Utara terlebih dahulu.

“Dulu memang banyak pedagang dari Minang yang kerap berkeliling Indonesia untuk berjualan di satu pasar malam ke pasar malam lain. Di Jogja itu tentu awal jualannya di Pasar Malam Sekaten,” paparnya.

Eka melanjutkan, para pedagang di Sekaten itu lalu melihat potensi berjualan di sepanjang Jalan Malioboro yang kala itu masih sepi PKL. Akhirnya lahan itu coba dimanfaatkan untuk berdagang sisa-sisa barang yang awalnya dijual di Sekaten.

Gelaran PMPS saat ini memang bergeser menjadi Pasar Rakyat Jogja Gumregah yang digelar di bekas kampus STIE Kerjasama di Jalan Jalan Parangtritis, Kalurahan Bangunarjo, Kapanewon Sewon, Bantul. Lokasinya sekitar 4 kilometer dari Alun-alun Utara. Acara ini sudah diselenggarakan 16 September – 16 Oktober 2022. 

GKR Hemas yang membuka kegiatan tersebut mengatakan bahwa keberadaan pasar rakyat bisa mengobati kerinduan masyarakat terhadap PMPS yang absen karena revitalisasi Alun-alun Utara. Namun, tetap saja, nuansa dan kenangan yang tercipta pasti berbeda.

Setelah perubahan terjadi

Pasar Malam Perayaan Sekaten yang menjadi momen puncak keramaian Alun-alun Utara setiap tahunnya kini tinggal kenangan. Begitu pula acara-acara lain yang bersifat tidak rutin tetapi sesekali digelar di area seluas sekitar 300×300 meter ini. 

Baik Toni, Supardi, hingga Kartilah yang punya banyak kenangan di area itu mengakui bahwa perubahan ini membawa kerapian dan ketertiban. Areanya lebih tertata dan bersih ketimbang dahulu. Namun, hal-hal menyenangkan yang dulu bisa dilakukan di dalam tidak bisa terulang kembali.

Iklan

“Perubahan ini memang bagus sih jadi rapi dan tertib. Tapi ya kalau senang, senang dulu, banyak hal yang bisa dilakukan, banyak hiburan,” terangnya. Jadi, Lur, apa pengalaman berkesanmu di Alun-alun Utara Jogja?

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Alun-alun Utara Keraton Jogja yang Kembali Sakral dan Supardi yang Tak Lagi Bisa Jualan

Halaman 2 dari 2
Prev12
Tags: alun-alun utaraJogjakeraton jogja
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
BPJS

Hasil Riset, Tata Kelola BPJS Kesehatan Perlu Perbaikan

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.