Memutuskan untuk berhenti kuliah memang tak pernah mudah, entah bagi pelaku atau orang tua mahasiswa. Tapi hal ini tetap harus dihadapi Yanto, (mantan) mahasiswa PBI UNY, karena melanjutkan kuliah tak mungkin sebab dia benar-benar tidak kerasan. Kini dia bekerja meneruskan usaha keluarga dan jadi freelancer, dan justru karena itulah, dari bisa meraih hal-hal yang menyenangkan dalam hidupnya.
***
“Yo nesu, Mas, mau apa lagi, hehehe.”
Itulah jawaban Yanto (bukan nama sebenarnya) saat ditanya bagaimana reaksi orang tuanya saat dia memutuskan untuk berhenti kuliah (11/04/2024). Yanto memutuskan untuk memberi tahu orang tuanya kalau dia tidak melanjutkan kuliah karena benar-benar tidak kerasan kuliah di PBI UNY. Yang bikin dia tidak kerasan adalah bahwa jurusan ini tak sesuai ekspektasinya.
“Kaget sih, Mas, tidak sesuai bayanganku.”
“Aku sebenarnya sudah beberapa kali minta pindah kuliah. Bahkan aku sudah bilang kalau aku sendiri yang akan biayai kuliahku. Yang aku minta adalah izin dan restu. Tapi tetap saja nggak dikasih izin dan restu.”
“Memang mau pindah ke mana?”
“UT atau Janabadra, Mas. Yang penting bisa sambil kerja.”
Keluar dari PBI UNY, jadi penjaga toko kelontong
Kesibukan Yanto setelah keluar dari PBI UNY kini adalah menjaga toko kelontong milik keluarganya. Tapi bagi dia hal itu tidak jadi aib. Bagi dia justru saat inilah dia bisa membuktikan bahwa dirinya tidak gagal atau gimana.
“Selain jaga toko kelontong, ya aku juga freelancer, Mas. Bantu jadi tour guide dan designer sih. Tapi yang utama tokonya sih. Duitnya bener-bener gede.”
Keputusan untuk jadi penjaga toko kelontong ini justru muncul dari Yanto sendiri. Baginya, menjaga toko kelontong adalah pekerjaan paling masuk akal. selain bisnisnya juga jalan, pekerjaan ini relatif aman, tidak ada layoff dan semacamnya.
“Aku pernah kerja di XXXXX, kena pandemi bubar. Toko kan nggak, malah tokoku lebih maju sekarang.”
Semenjak dia mengambil kendali, tokonya jadi jauh lebih maju dan keuntungannya makin bertambah.
“Sekarang tokoku mulai nompo order pesan antar, mulai ono pembayaran menggunakan QRIS, karo sedia pulsa, pulsa listrik dan top up. Sebelum kupegang, cuman toko kelontong biasa, Mas.”
Baca halaman selanjutnya
Menyesal DO, tapi tidak menyesal kuliah