Bagi beberapa orang, ucapan Calon Bupati Nganjuk nomor urut 2 (Ita Triwibawati) yang tawarkan inovasi padi menjadi beras pada akhirnya memang dianggap sebatas lelucon belaka. Namun, sebagian yang lain, terutama yang mengaku orang Nganjuk asli, menganggapnya sebagai situasi darurat.
***
Hingga Rabu, (30/10/2024) siang WIB, potongan video Calon Bupati Nganjuk, Ita Triwibawati masih ramai jadi perbincangan di media sosial. Padahal debatnya sudah berlalu sepekan sebelumnya.
Di media sosial, warganet terbagi dua. Ada yang meresponsnya secara satire. Namun, banyak pula yang meresponsnya secara serius: putus asa dan tak menaruh harapan banyak pada calon-calon Bupati Nganjuk. Terutama untuk pasangan calon nomor urut 2, Ita Triwibawati dan Zuli Rantauwati.
Beberapa warganet yang mengaku asli Nganjuk bahkan berharap agar paslon nomor 2 tersebut nantinya tidak terpilih. Sebab, keduanya sangat lekat dengan lingkaran kotor yang pernah menyelimuti Nganjuk. Ya meskipun banyak pula yang tak terlalu percaya dengan dua calon lainnya.
Jejak kotor suami Ita Triwibawati
Untuk diketahui, Ita merupakan istri mantan Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman.
Taufiqurrahman menjabat sebagai Bupati Nganjuk selama dua periode dalam rentang 2008-2018. Namun, di penghujung masa jabatannya, dia terjaring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada Desember 2016, Taufiqurrahman ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait dugaan tindak pidana korupsi lima proyek pembangunan di Kota Angin pada 2009. Meliputi pembangunan jembatan Kedung Ingas, proyek rehabilitasi saluran Melilir, rehabilitasi saluran Ganggang Malang, perbaikan jalan Sukomoro-Kecubung, dan proyek pemeliharaan berkala jalan Ngangkrek-Blora.
Ita yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) di Pemkab Jombang pun sempat diperiksa buntut kasus tersebut. Namun, Ita dinyatakan bersih alias tidak terlibat praktik kotor yang dilakukan sang suami.
Dalam kasus ini, Taufiqurrahman memenangkan banding praperadilan. Alhasil, dia lolos dari jeratan hukum.
Akan tetapi, pada Oktober 2017, Taufiqurrahman kembali terjaring Opersi Tangkap Tangan (OTT) KPK atas dugaan suap pengisian jabatan. Dia pun divonis tujuh tahun penjara dan denda sebesar Rp350 juta setelah terbukti bersalah.
Bupati Nganjuk korupsi lagi
Pergantian Bupati Nganjuk berikutnya tak mengubah Nganjuk menjadi lebih baik. Kota dengan komiditas bawang merah besar itu masih terjebak dalam kubangan yang sama.
Pada periode 2018-2023, posisi Bupati Nganjuk diduduki oleh Novi Rahman Hidayat. Di tahun ketiganya memimpin, persisnya pada Mei 2021, Novi terjaring OTT KPK dan Bareskrim Polri.
Novi bersama ajudannya, M. Izza Muhtadin, ditetapkan sebagai terdakwa kasus suap jabatan eselon III dan eselon IV di wilayah Pemkab Nganjuk. Novi lantas dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara dan denda sebesar Rp200 juta subsider enam bulan penjara.
Orang di lingkaran Novi ingin jadi Bupati Nganjuk
Wakil Novi saat itu, Marhaen Djumadi lantas naik menggantikan posisi Novi.
Marhaen kini diketahui ikut dalam kontestasi Pilkada Nganjuk 2024-2029 dengan nomor urut 3. Dia menggandeng Trihandy Cahyo Saputro sebagai wakilnya.
Menariknya, kakak kandung Novi, Zuli Rantauwati juga ikut maju dalam kontestasi Pilkada Nganjuk. Zuli didapuk sebagai pasangan untuk Ita Triwibawati, calon Bupati Nganjuk yang suaminya sebelumnya terjaring KPK.
Ketiganya memang tidak terlibat dalam pusaran korupsi yang dilakukan oleh bupati-bupati sebelumnya. Hanya saja, dalam kasus Ita dan Zuli, keduanya dianggap memiliki hubungan sangat dekat dengan bupati terdakwa korupsi: Ita istri dari Taufiqurrahman, Zuli kakak dari Novi Rahman Hidayat.
Oleh karena itu, beberapa warganet Nganjuk di media sosial tetap saja menaruh pesimisme jika pasangan Ita dan Zuli kelak terpilih memimpin Nganjuk.
Godaan korupsi bagi pejabat
Ita menyadari bahwa nama baik suaminya—mungkin juga keluarganya—telah tercoreng. Ita juga tak menampik kenyataan bahwa sang suami sudah mendapat label sebagai koruptor.
Namun, Ita secara tidak langsung menolak disamakan dengan sang suami. Dia sempat dengan tegas menjamin pemerintahannya akan bersih dari korupsi.
“Akan kita perbaiki, sehingga tahun ke depan pada saat saya memimpin dan Bu Zuli, tidak ada korupsi lagi,” ujarnya kepada awak media dalam momen Sarasehan Rakyat di Hotel Istana Nganjuk, Senin (5/8/2024) lalu.
Ita mengucapkannya dengan sangat meyakinkan. Akan tetapi, fakta membuktikan bahwa sudah banyak pejabat yang mengucapkan hal serupa tapi ujung-ujungnya takluk juga pada godaan uang.
Ditambah lagi viralnya potongan video “ubah padi jadi beras”. Makin skeptis lah warga Nganjuk pada calon-calon pemimpinnya, terutama dari paslon nomor urut 2.
“Kalau ini kepilih, gak ngerti lagi aku wong Nganjuk yak opo ngelihat rekam jejak suaminya,” ujar akun Instagram @roes*****.
“Mau jadi ASN aja harus spek dewa, mau jadi pimpinan ASN-nya emang boleh spek seadanya??,” timpal akun @kent******.
“Ya Allah Bu Ita. Cukup bu cukup,” balas Instagram @ilh*****.
“Umumnya yang nyalon di Nganjuk ya begini. Bertahun-tahun Nganjuk autopilot,” ucap akun @der****.
“Di tangah orang yang tidak kompeten, kekuasaan tidak akan membawa apa-apa selain kehancuran,” tulis akun @hail******.
Perihal “padi jadi beras”, Ita memang sudah klariifikasi melalui akun Facebook resminya. Namun, banyak warga Nganjuk yang masih mengingat jejak kotor suami Ita (Taufiqurrahman) dan adik dari wakil Ita, Zuli Rantauwati, (Novi Rahman Hidayat).
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Membaca Maksud Inovasi Calon Bupati Nganjuk yang Mau Ubah Padi Jadi Beras
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News