Kelimpungan di Stasiun Manggarai
Di Stasiun Manggarai , orang-orang tampak sibuk untuk transit ke kereta lain, tapi saya tampak tidak peduli. Sebab, jika melihat peta KRL di aplikasi, saya seharusnya naik kereta dari stasiun tersebut menuju ke Matraman, lalu transit di Jatinegara. Barulah dari Jatinegara kereta berjalan Pondok Jati, Kramat, menuju Gang Sentiong, baru kemudian sampai di Stasiun Pasar Senen.
Tapi, untuk memastikan hal tersebut, saya pun bertanya kepada petugas, “kalau mau ke Pasar Senen, naik kereta ke arah mana?”
“Seharusnya kakak tadi naik lewat Pasar Senen,” ucap petugas itu. “Lebih cepat, dan nggak bingung turunnya,” lanjutnya.
Jawaban ini tidak terlalu memuaskan. Namun, saat ingin bertanya lebih lanjut, petugas itu malah meninggalkan saya. Dia terlihat sibuk mengurus penumpang lain. Saya yang panik karena takut ketinggalan kereta, malah naik jalur via Manggarai lagi–mengikuti asumsi saya di awal.
Sayangnya, perasaan saya tiba-tiba jadi tak tenang saat kereta berhenti di Stasiun Jatinegara. Bukannya melaju ke arah Pasar Senen, kereta malah berjalan ke rute sebaliknya: Stasiun Klender, Buaran, Klender Baru, Cakung, dan seterusnya–yang jika dibiarkan akan berhenti di Cikarang.

Saya pun merasa ada yang tidak beres. Jam di gawai juga sudah menunjukkan pukul 14.15 WIB, alias 15 menit lagi kereta saya dari Pasar Senen ke Surabaya sudah berangkat. Di tengah kenyamanan ini, saya pun turun memutuskan di Stasiun Cakung. Lalu, menggunakan aplikasi ojek online menuju Pasar Senen.
Sayangnya, saya sudah terlambat. Kereta saya sudah berangkat 7 menit yang lalu. Alih-alih ingin berhemat menggunakan KRL, saya malah merogoh kocek lebih besar menggunakan ojek online dan membeli tiket kereta baru. Sungguh sia-sia.
Saran untuk pengguna KRL pertama
Berdasarkan pengalaman saya di atas, sebaiknya para pengguna KRL tidak malu bertanya, baik kepada petugas maupun penumpang lain yang lebih paham. Jika hanya mengandalkan peta dalam aplikasi, tapi tidak paham rute hasilnya tetap saja nyasar.
Bagi saya, pengalaman ini adalah manifestasi yang sebenarnya dari pepatah “Malu bertanya sesat di jalan”. Sebab sebetulnya, ada banyak petugas yang berjaga dan dapat dimintai tolong. Jangan menyerah bertanya hanya pada satu petugas!
Sebagai informasi, bagi kalian yang ingin menggunakan KRL untuk pertama kalinya ada banyak fitur yang bisa digunakan. Misalnya, menggunakan Gojek. Kamu bisa menggunakan fitur go transit dan menggunakan go pay untuk pembayaran. Sebelum masuk ke stasiun kamu bisa melakukan scan barcode yang ada di aplikasi gawai milikmu.
Selain itu, ada metode lain yang bisa digunakan untuk pembayaran, misalnya Kartu Multi Trip (KMT), Commuterpay, Uang Elektronik Bank, atau aplikasi yang menyediakan fasilitas scan barcode. Pastikan keseimbangan mencukupi.
Saya sendiri pengguna Kartu Multi Trip (KMT). Kartu ini saya buat langsung dari mesin yang ada di stasiun. Sementara saldonya bisa diisi di loket stasiun, Vending Machine, dan channel top up lain yang bekerja sama dengan PT Commuter Indonesia.
Kartu itu kemudian ditempel di bagian depan stasiun sebelum gerbang masuk. Tunggu hingga lampu indikator berubah menjadi hijau, baru bisa masuk.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Redaktur : Ahmad Effendi
BACA JUGA: 5 Cara Bertahan dalam Huru-Hara KRL yang Mirip Pertarungan Hidup dan Mati atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












