3 Rahasia yang Buat Warung Madura Nekat Jualan di Dekat Indomaret dan Alfamart dengan Harga Tak Lebih Murah

Ilustrasi warung Madura (Mojok.co)

Tidak jarang kita menemui warung Madura yang berdiri di dekat raksasa waralaba minimarket Indomaret dan Alfamart. Tentu, keputusan untuk berdekatan itu tidak sembarang ambil. Ada perhitungan di balik strategi yang kelihatan nekat itu.

***

Selain berdagang, Perantau Madura sebenarnya juga banyak yang mengambil jalan sebagai mahasiswa dan cendekiawan. Setidaknya, itulah yang Ketua Keluarga Madura Yogyakarta (KMY), Jugil Adiningrat sampaikan saat Mojok pernah ngobrol dengannya.

Namun, tidak memungkiri bahwa di urusan perniagaan lah bendera mereka berkibar kencang. Di Jogja misalnya, Mojok setidaknya pernah memetakan delapan usaha yang identik dengan para perantau ini. Selain warung Madura, ada potong rambut, usaha barang antik, juragan rongsok, hingga pedagang penyetan. Jenis-jenis itu pernah terangkum dalam liputan Memetakan 8 Usaha Orang Madura di Perantauan Berdasarkan Ciri dan Asal Daerahnya.

Jugil bercerita, keberhasilan seorang perantau, apalagi yang dianggap sebagai tokoh masyarakat, mendorong banyak orang mengikuti jejaknya. Jika ada yang sukses membuka warung Madura, maka akan banyak tetangganya yang terdorong memanfaatkan peluang yang sama.

“Keberhasilan tokoh itu dianggap peluang bersama, akhirnya peluang itu jadi getok tular dan diikuti. Hal itu yang membuat misalnya toko kelontong banyak dari Sumenep, pasti awalnya kisah suksesnya diawali orang sana,” papar Jugil.

Warung Madura memang jadi fenomena, lantaran setidaknya satu dekade belakangan perkembangannya begitu pesat di berbagai kota besar Pulau Jawa. Mulai dari Surabaya, Jakarta, Jogja. Menariknya, memang sebagian dari pengusaha warung kelontong kecil ini nekat buka dekat dengan Indomaret dan Alfamart. Dua raksasa minimarket yang serba lengkap barang dagangannya.

Lantas, bagaimana sebenarnya mereka berani mengambil keputusan berdekatan dengan Indomaret dan Alfamart? Mojok pernah melakukan beberapa liputan untuk merangkum jawabannya.

Warung Madura dekat Indomaret dan Alfamart lengkap dan jualan kebutuhan eceran

Di Jalan Perumnas, Sleman saya pernah menjumpai warung Madura yang hanya terpisah dua bangunan dari gerai Alfamart. Itu merupakan jarak terdekat antara warung Madura dengan gerai waralaba minimarket besar yang pernah saya lihat.

Jika menilik ke dalam warung itu, memang dagangannya cukup lengkap. Stok barangnya bahkan membeludak hingga bagian luar toko. Sayangnya, penjaga warung saat itu bukan pemiliknya sehingga enggan saya wawancara.

warung madura dekat alfamart.MOJOK.CO
Salah satu warung Madura yang berada dekat Alfamart Jalan Perumnas, Sleman (Hammam/Mojok.co)

Namun, jika diamati salah satu karakternya selain dagangan lengkap adalah tersedianya kebutuhan pelanggan sekitar dalam bentuk eceran. Mulai dari rokok, minuman kemasan, bahkan hingga kondom dan tissue magic. Dua barang terakhir itu bahkan dijual secara ecer. Tampaknya pemiliknya memang memahami kebutuhan daerah sekitar yang banyak kos bebas, hotel, dan penginapan.

Muhdiyin (28) dan Ulfa (27), sepasang suami istri yang juga pernah menjaga warung Madura lain di sekitar sana mengungkapkan bahwa andalan mereka adalah tiga hal yakni rokok, minuman ringan, dan bensin eceran.

Rokok eceran tidak dijual di Indomaret dan Alfamart. Bensin, juga tidak bisa pelanggan temui di gerai waralaba minimarket tersebut. Sehingga, dua hal itu jadi salah satu alasan mengapa jenis warung ini tidak segan berdekatan dengannya.

Baca halaman selanjutnya…

Harga kadang lebih mahal tapi pelanggan tetap datang, padahal sampingnya Indomaret

Harga tidak selalu lebih murah tapi jam buka jadi andalan

Selain di Jalan Perumnas, saya pernah berbincang cukup lama dengan Nur Faiz (38). Seorang pemilik warung Madura di Sorowajan, Bantul yang kiosnya berjarak hanya sekitar 30 meter dari sebuah gerai Indomaret.

Kami duduk berdua di emperan warung pada Selasa (5/7/2022) silam. Waktu sudah lewat pukul sepuluh malam, namun suasana toko malah makin ramai. Hal ini membuat Faiz harus mondar-mandir. Melayani pembeli lalu kembali duduk dan berbincang dengan saya.

Seperti di warung tempat Muhdiyin dan Ulfa, andalan Faiz juga bensin, rokok, dan minuman kemasan. Selain itu, ada hal lain yang membuatnya tak gentar berdekatan dengan Indomaret.

Secara harga, ia mengaku sulit untuk bisa menawarkan harga jauh di bawah toko-toko kompetitor. Namun ia percaya, dengan pelayanan yang baik dan jam buka sepanjang waktu, warungnya tetap bisa bertahan dengan mengambil ceruk yang tersisa.

Beruntungnya, Indomaret di dekat tempatnya juga tidak buka 24 jam. Sehingga, ketika malam, waktunya panen cuan bagi Faiz. Selain itu, ia memegang prinsip hidup yang sederhana sehingga tak terlalu mempersoalkan urusan persaingan bisnis.

“Kalau bagi saya, sederhana nggak papa. Saya merantau tidak untuk jadi kaya, yang penting bisa hidup, bertanggung jawab pada keluarga. Itu sudah jadi kebanggaan,” ujarnya tenang, lalu menyalakan sebatang rokok Sampoerna.

Kompak dan tidak saling sikut sesama warung Madura

Tak sekadar mengelola toko saja, ia juga dipasrahi tanggung jawab lain menjadi koordinator lapangan Paguyuban Pedagang Sembako Madura (PPSM) Yogyakarta. Seingat pria ini, ada 230-an pedagang kelontong Madura di Jogja yang tergabung di dalamnya. Di sana, ia bertugas mengatur ketertiban sesama pedagang kelontong Madura.

Salah satu tugas yang biasa ia laksanakan sebagai koordinator lapangan adalah mengatur jarak antar-warung. Ini yang sesekali menjadi persoalan antarsesama pedagang kelontong dari Madura di perantauan. Menurut Faiz, idealnya antar-warung berjarak 200-500 meter.

“Kalau ada yang terlalu dekat, biasanya kami tegur. Sesama perantau dari Madura nggak boleh saling sakit menyakiti. Kalau terlalu dekat kan nanti pasti ada perasaan saling saingan,” tegasnya.

Namun, prinsip itu hanya ia terapkan bagi sesama perantau Madura. Jika ada warga lokal hingga Indomaret dan Alfamart yang buka toko berdekatan dengan warung Madura, baginya tidak masalah. Solidaritas sesama perantau inilah yang kemudian jadi penguat di perantauan. Membuat mereka tak gentar, untuk sekadar berdiri di dekat Indomaret dan Alfamart.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Bisnis Palugada Toko Kelontong Madura

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version