MOJOK.CO – Politisi muda Tsamara Amany tidak memungkiri dunia politik memang rumit. Tidak heran, masyarakat kerap kali sulit membedakan politisi mana yang baik maupun yang buruk. Namun, ia memiliki sejumlah tips yang bisa digunakan untuk memilih politisi yang baik.
Berdasarkan pengalaman Tsamara terjun di dunia politik selama ini, banyak politisi yang memiliki citra baik di mata publik ternyata hanya topeng belaka. Sementara, tidak sedikit yang memiliki citra negatif justru yang serius bekerja untuk publik. Citra negatif yang muncul karena mereka tidak mampu mengurai kusutnya situasi politik yang menyelimutinya atau memang dihabisi oleh kelompok-kelompok tertentu.
Mantan kader PSI ini tidak memungkiri, memang sulit untuk mengenali politisi yang benar-benar baik. Namun, baginya, seorang politisi minimal perlu empat poin ini untuk dapat disebut sebagai “orang baik”.
1. Tidak terlibat korupsi
Tsamara benar-benar mencermati rekam jejak politisi. Ia akan memilih sosok yang sama sekali tidak memiliki rekam jejak korupsi.
2. Komitmen terhadap isu-isu toleransi
Politisi yang memiliki komitmen untuk merawat toleransi memberikan poin plus di mata Tsamara. Mereka harus menentang rasisme dan tidak main-main dengan SARA. Toleransi menjadi poin penting karena selaras dengan asas-asas bernegara di Indonesia.
3. Tidak seksis terhadap perempuan
Tsamara menyebut masih banyak politisi yang berpendapat bahwa perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Tidak sedikit pula yang membuat lelucon yang cenderung mengolok atau meremehkan perempuan. Apabila seorang politisi masih melakukan hal-hal itu, maka ia tidak patut mendapatkan suara dari rakyat. Tsamara mengidealkan sosok yang peduli dan memperjuangkan isu-isu perempuan.
4. Tidak defensif ketika menerima kritik
Politisi tidak mungkin lepas dari kritik, apalagi kritikan dari rakyat yang memilihnya. Oleh karena itu, penting bagi politisi untuk menerima kritik yang ada. Bukannya malah defensif dan memikirkan berbagai upaya untuk menyerang balik kritikan itu.
Cek kebenaran narasi politisi
Tsamara menyadari tidak ada politisi yang seratus persen murni atau benar-benar bersih. Agar bisa bertahan di dunia politik, mereka mungkin memang perlu melakukan sejumlah kompromi. Namun baginya politisi yang tidak mengorbankan empat poin di atas patut mendapat perhatian masyarakat.
Ia menambahkan, kehadiran media sosial sesungguhnya bisa menjadi jembatan agar rakyat lebih mengenal politisi. Oleh karenanya, mereka yang terjun di dunia politik bisa memanfaatkan media sosial untuk mengomunikasikan proses dan pertimbangan pengambilan keputusan.
“Warga ingin tahu seperti apa proses pengambilan keputusannya, kalau ada masalah, masalahnya di mana? Update saja itu ke masyarakat. Menurut saya itu hal yang penting untuk membantu transparansi,” jelas Tsamara dalam kanal YouTube Grace Tahir, Senin (5/2/2023).
Selain itu, agar tidak tertipu politisi bermodal pencitraan saja, pemilih perlu lebih kritis dalam menanggapi ucapan-ucapan ataupun narasi yang beredar. Cara termudah untuk memeriksa kebenaran tersebut dengan membandingkan ucapan atau narasi dengan data-data yang tersebar di mesin pencari.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Amanatia Junda