MOJOK- Safari politik Anies Baswedan ke Banten diwarnai sejumlah insiden. Selain spanduk penolakan bertebaran, kunjungan Anies juga diteror dengan pelemparan karung berisi 20 ular kobra oleh oknum misterius.
Kediaman mantan Gubernur Banten, Wahidin Halim, diteror oknum misterius menjelang kedatangan Anies Baswedan, Rabu (25/1/2023) kemarin. Sebanyak 20 ular kobra dilempar ke kediamannya pada pukul 03.40 WIB subuh. Padahal, rencananya pukul 10.00 WIB, bakal capres dari Partai Nasdem itu datang untuk bersilaturahmi.
Menurut keterangan tuan rumah, 20 ular kobra berwarna hitam pekat itu sengaja dilemparkan ke salah satu sudut rumahnya. Ular-ular berbisa mematikan ini, terbungkus dalam satu karung berwarna hijau.
“Dibuang di belakang halaman rumah,” kata Wahidin, dikutip Kamis (26/1/2023).
Ia pun mengaku tidak menanggapi serius teror ini. Dalam rekaman CCTV setempat, terekam jelas ada dua pria menggunakan sepeda motor membawa karung berwarna hijau.
“Kita hanya kasih tahu ke kepolisian bahwa ada yang lempar ular kobra di rumah. Cukup sampai itu saja,” sambungnya.
Sebagai informasi, pria yang kini menjadi kader Nasdem ini memang secara terang-terangan mendukung Anies sebagai calon presiden di Pemilu 2024 mendatang. Kendati demikian, ia menuturkan bahwa kedatangan Anies ke kediamannya hanya sebatas silaturahmi, dan tidak ada agenda politik yang dibicarakan.
“Enggak ada (obrolan politik), kan kita semua tahu, kalau dia (Anies Baswedan) datang ke sini dalam rangka silaturahmi saja,” ungkapnya.
Sebelumnya, kedatangan Anies ke Banten memang sudah diwarnai berbagi penolakan. Di depan Masjid Raya Al-A’zhom, misalnya, terbentang spanduk yang bertuliskan penolakan masjid dijadikan media politik. Di masjid ini, Anies memang dijadwalkan bakal menggelar salat ashar berjamaah.
Bukti masyarakat belum siap berdemokrasi
Pakar politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai bahwa teror ular kobra yang dialamatkan kepada Anies Baswedan mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia masih belum siap berdemokrasi.
“Demokrasi kita kan belum substansial juga, masih sekadar formalistik, demokrasi prosedural,” ujar Ujang, Kamis (26/1/2023).
“Artinya apa? Secara demokrasi, orang yang meneror dan mengancam safari Anies itu kan belum siap untuk berbeda. Belum siap untuk menerima perbedaan,” sambungnya.
Tujuan dari kelompok-kelompok yang menolak safari politik Anies, menurut Ujang, tak lain dan tak bukan hanya sekadar untuk menggagalkan tujuan politik mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Namun, Ujang tetap menggarisbawahi, bahwa cara-cara yang digunakan haruslah dengan baik, bukan dengan teror.
“Mengerjai, meneror, mendiskreditkan, ini menjadi hal yang kelihatannya sudah rutin dilakukan kelompok tertentu untuk menjegal lawan politik mereka,” tegasnya.
Harus diusut tuntas
Imbas dari teror ular kobra ini bikin sejumlah Relawan Anies Baswedan di berbagai daerah bersiaga dan waspada. Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) Muhamad Ramli Rahim, menyebutkan bahwa teror semacam itu berbahaya dan mengaku pihaknya bakal antisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi.
“Ini salah satu risiko yang harus diterima para pendukung Anies, apalagi yang mendeklarasikan diri sebagai relawan Anies,” jelas Ramli kepada Kompas, Kamis (26/1/2023).
“Ular kobra ini sungguh berbahaya dan seharusnya pelakunya diusut tuntas. Hampir saja bersamaan dengan kehadiran Mas Anies di Banten,” sambung Ramli.
Sementara itu, Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, mengatakan bahwa pihaknya tengah mendalami adanya pelemparan puluhan ular kobra di kediaman mantan Gubernur Banten Wahidin Halim.
“Kami masih cek dan dalami info tersebut. Sedang olah TKP,” ujar singkat Zain saat dikonfirmasi, Kamis (26/1/2023).
Meski sampai saat ini belum ada laporan resmi terkait pelemparan ular, Zain mengaku bahwa pihaknya akan tetap mendalami kasus tersebut.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda
BACA JUGA Jadi Capres dari Nasdem, Fakta Seputar Pengusungan Anies Baswedan