Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

‘Narcopolitics’: Demi Modal Nyaleg, Politisi Jualan Narkoba Jelang Pemilu

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
10 Maret 2023
A A
narcopolitics

Ilustrasi politisi yang menjalankan modus narcopolitics demi modal nyaleg (Mojok.co).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Reinhard Golose, menyebut ada fenomena narko-politik (narcopolitics) dalam peredaran narkoba di beberapa daerah di Indonesia belakangan ini.

Seperti yang ia ungkapkan kepada Antara, menurutnya modus baru peredaran narkoba narcopolitics ini melibatkan para tokoh politik sebagai pengedar. Mereka berjualan narkoba untuk kepentingan pribadi dan politiknya.

“Sekarang di daerah Sumatera Selatan [praktiknya], menurut kapolda, Kepala BBNP dan gubernurnya, praktik ini dinamakan dengan narko-politik,” kata Petrus, dalam acara “Gema War On Drugs” di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (7/3/2023) lalu.

Ia pun lantas membeberkan modus narcopolitics itu dijalankan tokoh tertentu menggunakan suatu organisasi. Menurutnya, politisi ini akan mengumpulkan massa dari suatu organisasi, kemudian orang-orang inilah yang akan mengedarkan narkoba.

“Jadi tokoh-tokoh politik ini, mereka menggunakan cara ‘organ-tunggal’ dan cara ‘remix’.  Mereka mengundang massa, dan membagi narkotika itu. Motifnya politik,” ungkap pria yang pernah menjadi Kapolda Bali itu.

Petrus tak menyebutkan secara gamblang siapa tokoh politik yang dimaksud itu. Ia juga tak membeberkan lebih lanjut di daerah mana saja secara spesifik modus narcopolitics dijalankan.

Namun, ia mengatakan bakal berkoordinasi dengan aparat kepolisian di daerah untuk mengatasi fenomena tersebut.

“Saya baru monitor tetapi ini sudah mulai dilaksanakan ada di tempat lain, tapi tidak ada di Bali,” ujar jenderal bintang tiga itu.

Diprediksi Marak Jelang Pemilu

Sementara itu, Ketua Indonesia Narcotic Watch (INW) Budi Tanjung mengatakan, potensi politikus menjalankan bisnis narkoba sangat besar karena mereka mencari biaya politik.

Ia mengungkapkan bahwa fenomena ini sebenarnya sudah lazim ditemukan di Indonesia, apalagi mendekati pemilu. Menurut dia, situasi ini dipengaruhi oleh pencarian sumber dana politik yang tinggi supaya bisa ikut kontestasi.

“Kemungkinannya bagi mereka, untuk mencari biaya politik dari uang-uang yang haram dari praktik-praktik kejahatan,” ujar Budi.

“Sebenarnya bukan hal baru. Dulu kita pernah oknum caleg yang kedapatan mengedarkan narkoba, yang ketika itu disebutkan, hasil penjualannya digunakan untuk biaya caleg juga,” ujarnya.

Budi juga menambahkan, bahwa maraknya peredaran narkoba di Indonesia tidak terlepas dari peran atau keterlibatan oknum-oknum aparat hukum seperti polisi. Polisi Toraja Utara yang menjadi bekingan bandar narkoba baru-baru ini hanyalah contoh terbaru.

“Itu sudah menjadi rahasia umum, banyak aparat penegak hukum kita yang nakal [bekingi bandar narkoba],” ujar Budi.

Iklan

Mirip di Filipina

Modus baru politisi jualan narkoba ini, juga pernah terjadi di negara lain. Khususnya negara-negara yang memang darurat narkoba, bahkan mendapat julukan “narco-state” seperti Mexico, Kolombia, Afganistan, dan tentunya Filipina.

Melansir kantor berita Philippine News Agency (PNA), per Mei tahun lalu saja Presiden Rodrigo R. Duterte mengumumkan kepada publik daftar politisi negaranya yang terkait transaksi penjualan narkoba.

Tak main-main, terdapat 46 nama yang dilaporkan ke BNN-nya Filipina atau PDEA. Bahkan, 36 nama di antaranya mencalonkan diri dalam pemilu berikutnya.

Sebelumnya lagi, pada tahun Mei 2018, Wali Kota Rondo, Mariano Blanco ditemukan tewas ditembak mati oleh sekelompok pria bersenjata di kantornya. Ia menjadi walikota ketiga di Filipina yang ditembak mati dalam tiga bulan terakhir saat itu.

Awalnya, penembakan ini diduga aksi kriminalitas biasa. Namun, belakangan CNN Filipina melaporkan bahwa pembunuhan ini terkait dengan kartel narkoba. Mariano sendiri, diduga menjadi salah satu kepala daerah yang melakukan praktik narcopolitics.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda

BACA JUGA Mengenal Istilah Mahar Politik, ‘Bahan Bakar Parpol’ Demi Memuluskan Jalan Politisi

Terakhir diperbarui pada 10 Maret 2023 oleh

Tags: BNNmodal nyalegnarcopoliticsnarko-politiknarkobaPemilu 2024
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Pelajar Indonesia di Luar Negeri Harus Jaga Diri dari Situasi Narkoba Global yang Kian Mengkhawatirkan. MOJOK.CO
Aktual

Paparan Narkoba Kian Mengkhawatirkan, Alarm Serius bagi Mahasiswa Indonesia yang Sedang Belajar di Luar Negeri

25 November 2025
Tanah Abang & Kampung Boncos, Borok Masa Lalu Jakarta MOJOK.CO
Esai

Tanah Abang dan Kampung Boncos, Sisi Gelap Jakarta yang Dijejali Kejahatan: Dari Premanisme Sampai Surga untuk Narkoba

21 September 2025
Ragam

Sialnya, Peredaran Narkoba di Surabaya Tetap Berputar dan Saya Adalah Korbannya

4 Oktober 2024
Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.