MOJOK.CO – Pahami 5 hal terkait aturan blokir hape yang IMEI-nya tidak terdaftar ini biar nggak panik.
Akhirnya regulasi soal blokir IMEI (international mobile equipment identity) hape tidak resmi atau hape black market disahkan juga. Setelah melewati proses panjang dari ganti menteri sampai ganti rezim, aturan ini kemudian disahkan oleh 3 kementerian, yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian. Melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2019 teranglah segala perkara soal blokir-memblokir IMEI hape yang sebelumnya tidak ketahuan sasarannya.
Jadi begini, aturan ini dibuat dalam rangka melindungi konsumen, industri nasional, dan pemasukan negara. Kalau ada yang belum tahu, hape-hape merek luar negeri yang beredar di Indonesia itu harus memenuhi syarat TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Makanya ada hape-hape yang dibuat di Indonesia yang aplikasi bloatware (bawaan) banyak betul. Atau macam Apple yang menempuh jalur komitmen investasi untuk memenuhi persyaratan TKDN. Nah hape-hape yang nggak lolos TKDN inilah yang disebut hape tidak resmi atau black market alias pasar gelap.
Berhubung hape BM ini udah beredar banyak banget di Indonesia, jadi wajar sih ada masyarakat yang khawatir jika hape yang dimilikinya tidak lagi bisa dipakai. Karena itulah, ada beberapa hal yang wajib kamu ketahui terkait aturan ini. Jangan sampai nantinya kalian khawatir berlebihan sampe jual hape dengan harga yang kelewat murah. Kan sayang banget itu.
Pertama, blokir dalam aturan ini tidak berarti hape BM sama sekali tidak bisa digunakan atau langsung mati total. Posisi blokir dilakukan lewat jaringan seluler melalui penyelenggara jaringan. Jadi, hape-hape BM tetap bisa nyala dan digunakan secara normal, hanya saja tidak bisa menggunakan jaringan seluler dan kartu SIM. Kalau mau internetan, ya paling bisanya lewat jaringan wi-fi.
Kedua, urusan blokir jaringan ini baru akan dilakukan setelah aturannya berlaku. Jadi buat kalian yang punya hape-hape BM sebelum aturan diberlakukan, hape kalian tidak akan diblokir jaringan selulernya. Hanya, nantinya kalian perlu meregistrasikan nomor IMEI ke Kementerian Kominfo melalui aplikasi yang belum tahu kapan keluarnya. Jadi, nggak usah khawatir hape kalian saat ini tidak bisa digunakan, tinggal registrasi urusan selesai.
Ada juga sih yang bilang kalau hape BM sudah terhubung dengan jaringan seluler sebelum peraturan berlaku, maka hape tersebut tidak akan terpengaruh aturan. Tidak perlu registrasi, hanya perlu terdaftar di jaringan. Walau kurang jelas bagaimana teknisnya, yang pasti hape BM tetap bisa digunakan selama telah digunakan sebelum aturan tersebut berlaku.
Ketiga, aturan ini baru berlaku pada 18 April 2020, tepat 6 bulan setelah aturannya disahkan. Jadi, buat kalian yang masih lirik-lirik dan tertarik untuk membeli Google Pixel 4, belilah segera sebelum April 2020. Karena setelah aturan berlaku, semua hape BM akan masuk daftar hitam IMEI yang tidak bisa mengakses jaringan seluler di Indonesia.
Keempat, publik bisa mengecek apakah hape yang sekarang mereka gunakan itu BM atau resmi melalui laman cek IMEI di situs Kementerian Perindustrian. Misalnya, hape yang saya gunakan sekarang, iPhone XS Max versi Hongkong, ternyata masuk dalam kategori hape BM karena tidak terdaftar di database Kemenperin. Tapi ya santai, kan tetap masih bisa digunakan.
Hayo pak mentri pake hape BM pic.twitter.com/efgddlugk1
— ⒽⒺⒹⓌⒾⒼⓊⓈ (@hedwigus) October 19, 2019
Kelima, masih ada beberapa hal yang belum bisa dijelaskan keberadaan aturan tersebut. Utamanya terkait bisakah ponsel BM yang dibeli setelah aturan berlaku mendapatkan akses jaringan? Dengan syarat-syarat tertentu, misalnya bayar pajak atau bea masuk. Karena ada beberapa merek ponsel seperti Google Pixel dan OnePlus yang sangat menarik untuk dibeli bagi gadget enthusiast. Atau ponsel-ponsel flagsip dari Xiaomi yang memang tidak masuk resmi di Indonesia.
Kalaupun belum ada aturan yang membolehkan, ada baiknya ketiga kementerian pembuat aturan ini membahas hal tersebut. Saya kira, membayar pajak lebih untuk mendapatkan Google Pixel dapat diterima oleh mereka yang mau beli. Jika memang mentok tidak boleh, ya semoga ada distributor resmi yang mau bawa hape-hape keren itu ke Indonesia. Semoga.
Saya yakin, aturan ini mungkin akan dianggap merugikan bagi sebagian pihak, terutama para pedagang ponsel di Roxy. Namun, pada dasarnya, aturan ini diberlakukan untuk melindungi konsumen, dalam konteks, perlindungan dan garansi yang resmi semua masyarakat. Ya itu aja sih perlindungannya, selebihnya perkara pendapatan negara melalui TKDN itu.
BACA JUGA Samsung Galaxy A50: Hape Terbaik yang Samsung Berikan di Level Menengah atau ulasan gadget di rubrik KONTER lainnya.