Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Memahami Bedanya Sang dan Si Tanpa Sangsi

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
3 Desember 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kenapa ada sang Raja, bukan si Raja? Memang, bedanya sang dan si itu apa, sih?

Melejitnya usaha kuliner Sang Pisang milik Kaesang Pangarep mencuri perhatian dua kelompok besar: kelompok pemburu makanan dan kelompok pemerhati bahasa. Kadang saya pun bertanya-tanya, dari segi bahasa, kenapa usaha Kaesang ini diberi nama Sang Pisang? Kenapa bukan Si Pisang?

Munculnya kata sang dalam nama Sang Pisang mungkin tidak berkaitan dengan hukum kata sandang di bahasa Indonesia, tapi saya jadi tertarik membahasnya lebih lanjut. Kenapa ada sang, padahal ada si? Apa sebenarnya fungsi sekaligus bedanya sang dan si yang—sudah saya sebutkan—merupakan kata sandang ini?

Sang dan si merupakan dua dari sekian banyak kata sandang di bahasa Indonesia. Fungsi kata sandang itu sendiri adalah menerangkan kata benda yang diletakkan setelahnya. Perlu digarisbawahi, kata sandang tak bisa berdiri sendiri dan sangat bergantung pada kata penyerta, persis kayak kamu bergantung sama pasanganmu dan terpuruk habis-habisan pas putus. Dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), bedanya sang dan si bisa terlihat dari kedudukannya dalam strata dan peranan kata-kata sandang.

1. Sang

Kata sang merupakan kata sandang bermakna tunggal dan berfungsi merujuk sesosok tokoh dengan derajat atau martabat yang baik. Tidak hanya secara literal, kata sandang ini kadang dipakai juga untuk menyindir, seperti yang dijelaskan pula pada makna katanya menurut KBBI:

1. kata yang dipakai di depan nama orang, binatang, atau benda yang dianggap hidup atau dimuliakan, dan

2. kata yang dipakai di depan nama benda untuk berolok-olok.

Jika tidak diletakkan di awal kalimat, sang tetap ditulis dengan huruf kecil, sedangkan kata yang mengikutinya bisa saja diawali dengan huruf kapital jika berupa nama julukan. Contoh penggunaan sang adalah:

1. Wanita berambut cokelat itu membawakan es buah untuk sang suami yang baru sedang duduk sendirian.

2. Harimau pergi mencari sang Kancil yang tidak datang ke rapat hutan raya.

Lantas, bisakah sang juga ditulis dengan huruf kapital saat tidak berada di awal kalimat? Ternyata, hal ini bisa saja terjadi, mylov. Ia justru harus ditulis kapital jiika diikuti dengan unsur nama Tuhan, misalnya “Sang Pencipta Alam” atau “Sang Hyang Widhi Wasa.”

2. Si

Si merupakan kata sandang yang bersifat netral. Penggunaannya telah dijelaskan lebih lanjut pada KBBI, yaitu:

1. kata yang dipakai di depan nama diri (pada ragam akrab atau kurang hormat),

2. kata untuk mengkhususkan orang yang melakukan atau terkena sesuatu,

Iklan

3. kata yang dipakai di depan nama orang untuk merendahkan diri,

4. kata yang dipakai di depan kata sifat untuk timang-timangan, pujian, panggilan, ejekan, dan sebagainya yang menyatakan bahwa yang disebut itu mempunyai sesuatu atau menyerupai sesuatu yang sama dengan sebutan itu, dan

5. kata yang dipakai pada berbagai-bagai nama tumbuhan atau binatang.

Menilik pengertian dari KBBI, bisa kita simpulkan bahwa kata pengikut si bisa berupa kata benda maupun kata sifat, dengan penulisan yang sistemnya sama seperti kata sang: diawali dengan huruf kecil, contohnya:

1. Buku tebal itu sudah kupinjamkan ke si Anto.

2. Duh, lihat tas milik si kurus itu; besar sekali, seperti membawa komputer!

Lalu, bedanya sang dan si, apa dong???

Seperti yang disebut di awal poin mengenai si, pembeda paling jelas dari kedua kata sandang ini adalah sifat yang ditawarkan keduanya. Konon, kata si lebih bersifat seimbang dan sama rata terhadap kata yang mengikutinya. Sementara itu, sang lebih dikenal menjadi kata sandang untuk kata yang memiliki kesan kedudukan atau derajat yang lebih tinggi, seperti sang Raja, sang Ratu, atau sang Presiden.

Jangankan Presiden—calon wakil presiden saja bisa dipakaikan kata sandang sang, kok. Nggak percaya? Itu loh, yang pasangannya Prabowo, alias...

… sang Diaga Uno.

Hehe!

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2018 oleh

Tags: bahasa indonesiabedanya sang dan sikata sandangnama julukanpenulisan
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

pramoedya ananta toer.MOJOK.CO
Ragam

Ini yang Terjadi Seandainya Pramoedya Ananta Toer Menjadi Guru Sastra Indonesia

3 Februari 2025
Kosakata Bahasa Indonesia Tidak Miskin, Bahasa Inggris Perampok MOJOK.CO
Esai

Bahasa Indonesia Miskin Kosakata Adalah Pandangan yang Terlalu Jauh di Tengah Pemujaan Bahasa Inggris yang “Merampok” Bahasa Lain

7 April 2024
M. Tabrani: Cerita di Balik Pengukuhan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan
Video

M. Tabrani: Cerita di Balik Pengukuhan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

6 November 2023
Ini Bulan Bahasa (Hukum) Indonesia, yang Tidak Berkepentingan Silakan Keluar Ruangan
Esai

Ini Bulan Bahasa (Hukum) Indonesia, yang Tidak Berkepentingan Silakan Keluar Ruangan

28 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.