MOJOK.CO – Ani Yudhoyono disebut sebagai “sang Flamboyan” bagi SBY. Mengharukan, tapi sudahkah kamu memahami apa dan kenapa flamboyan bisa jadi begitu menyentuh?
Dalam upacara pemakaman Ani Yudhoyono pekan lalu, Presiden Jokowi membuat haru seluruh masyarakat Indonesia melalui pidato yang dibacakannya. Di sana, ia mengistilahkan Ani Yudhoyono sebagai “flamboyan” dan menutup pidatonya dengan kalimat “Flamboyan telah pergi namun akan tetap hidup di hati kita semuanya, rakyat Indonesia yang mencintainya.”
Istilah ini lahir bukan tanpa alasan. Kamu-kamu yang di Jogja juga, please, ya, nggak usah nyama-nyamain istilah ini dengan Rumah Makan Flamboyan yang di Karang Gayam, deh. Basi.
Pada kenyataannya, menurut putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), istilah “flamboyan” muncul sebab SBY pernah menyebut Ani sebagai sang Flamboyan dalam puisi yang dibuatnya pada masa PDKT sejak menjadi taruna di Akademi Militer.
Dengan melupakan sejenak fakta bahwa menjadi seorang presiden bakal membuat metode PDKT-mu tersebar ke seluruh penjuru nusantara, tak ada salahnya kalau hari ini kita bertanya-tanya sebentar:
…kenapa, sih, Ibu Ani harus disebut sebagai sang Flamboyan? Apa spesialnya bunga flamboyan, sampai-sampai Pak SBY mantap menggunakan istilah tadi untuk istrinya sendiri? Terus, apa hubungannya ke-flamboyan-an Ibu Ani dengan istilah “pria flamboyan” yang sudah lama kita kenal dalam kancah per-bahasa-Indonesia-an ini???
Pria flamboyan, dalam bahasa Indonesia, sering kali digunakan untuk merujuk pada sederet pria yang bergaya dandy, unik, dan memikat lawan bicaranya. Bukan cuma perempuan yang dibikin klepek-klepek, pria-pria lainnya pun sangat mungkin menjadikannya idola.
Beberapa orang mengaitkan pria flamboyan sebagai pria playboy, padahal—hey, tunggu dulu—memangnya flamboyan dan playboy itu sama? Kalau iya, nggak mungkin, dong, Jokowi menyebut Ibu Ani adalah seorang…
…playboy?
Dalam KBBI, kata “flamboyan” memiliki dua makna, yaitu sebagai berikut.
1. pohon, tinggi hingga 28 m, kayu terasnya keras dan berat, digunakan sebagai tiang dan balok lantai; dan
2. gemerlapan; serba megah.
Makna nomor satu adalah makna literal flamboyan sebagai tanaman dan jelas ini tidak relevan kalau kita menyambung-nyambungkannya pada sosok Ibu Ani serta kira-kira 70 juta pria flamboyan di Indonesia. Yang menjadi sorotan adalah makna kedua, yaitu “gemerlapan, serba megah”, yang lebih cocok disandingkan dengan kata “sang Flamboyan”.
Besar kemungkinan, istilah “flamboyan” merupakan serapan dari kata flamboyant dalam bahasa Inggris. Dalam Kamus Cambridge. flamboyant sendiri bermakna “very confident in your behaviour, and liking to be noticed by other people, for example because of the way you dress, talk, etc.”
Istilah flamboyant ini, konon, digunakan sejak tahun 1832, dengan merujuk pada gaya arsitektur Prancis yang “flaming” dan “wavy”. Istilah ini juga disebut lahir dari kata flamboiier di bahasa Prancis yang berarti “to flame, flare, blaze, glow, shine”.
Pada literatur modern yang lain, flamboyant digambarkan sebagai:
1. a people or their behaviour tending to attract attention, very confident and noticeable;
2. bright in colour, noticeable and unusual in style.
Dengan kata lain, menjadi “sang flamboyan” memang bukan melulu soal “menggaet perempuan”, mylov. Sebuah karakter bisa dikatakan pula sebagai “flamboyan” saat ia menjadi “bright” dan “noticeable”, misalnya dalam hal sifat, fashion, hingga selera musik.
Dalam hal SBY dan Ani Yudhoyono, istilah “sang flamboyan” mungkin lebih tepat kalau diasosiasikan dengan makna sesungguhnya dari bunga flamboyan itu sendiri. Kalau digambarkan, kurang lebih tentu akan seperti lagu Bunga Flamboyan-nya Laily Dimjathy, yaitu bahwa flamboyan adalah lambang kesetiaan, tepat sebagaimana dikisahkan oleh liriknya yang berbunyi:
Bunga flamboyan kau pujaan hatiku
Terjalin indah menemani hidupku
Tak ingin lagi aku berpisah
Walau hanya sekejap saja
Yah, maksud saya, siapa sih yang ingin berpisah dengan orang yang paling disayangi seumur hidupnya? Saya, sih, nggak pengin.
Dan nggak bisa.