Musim hujan menjadi momok tersendiri bagi warga Kota Semarang. Khususnya di Wilayah Genuk. Sebab, kala hujan turun, kawasan Genuk kerap terendam banjir.
Termasuk yang baru-baru ini jadi sorotan. Dari pantauan darat dan udara, tampak air menggenang hingga sepinggang manusia. Lantas, apa upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang?
Genangan di Genuk Semarang cenderung lama surut
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menyampaikan, banjir di wilayah Genuk dan sekitarnya merupakan fenomena tahunan yang terjadi akibat tingginya curah hujan dan kiriman air dari wilayah hulu.
Berdasarkan catatan dan pengalaman beberapa tahun terakhir, genangan di wilayah tersebut seringkali bertahan lebih lama karena faktor kondisi geografis serta kapasitas saluran air yang terbatas.

“Banjir di wilayah ini memang hampir setiap tahun terjadi. Kita selalu mendapat kiriman air dari wilayah atas ketika musim hujan tiba. Berdasarkan rata-rata pengalaman tahun-tahun sebelumnya, genangan di kawasan ini memang cenderung lama surutnya,” terang Agustin saat meninjau langsung lokasi banjir sekaligus dapur umum di Kampung Bugen, Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk, Rabu (22/10/2025) malam.
Apa langkah Pemkot Semarang?
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berupaya tidak tinggal diam. Agustina menyebut, berbagai langkah koordinatif telah dilakukan dengan instansi terkait, terutama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pemerintah Pusat. Hal tersebut guna mempercepat penanganan genangan.
Sejak pagi hari, tim gabungan dari Dinas Pekerjaan Umum, BPBD Kota Semarang, Dinas Sosial, serta BBWS Pemali Juana bergerak melakukan langkah-langkah teknis di lapangan.
“Kita sudah melakukan koordinasi sejak pagi dengan BBWS dan instansi lain. Meski dalam satu dua hari ini genangan belum sepenuhnya surut, pompa-pompa air milik BBWS akan segera dioperasikan kembali, dan tambahan pompa dari wilayah sekitar juga sedang dalam proses pemasangan,” jelas Agustina.
Dapur umum untuk makan warga terdampak
Selain urusan teknis penanganan banjir Genuk, Agustina juga menyiapkan dapur umum melalui Dinas Sosial. Dapur itu ia peruntukkan memenuhi kebutuhan makan warga terdampak.
“Kita upayakan juga masyarakat tetap bisa beraktivitas. Banyak warga Genuk yang bekerja di tengah kota atau kabupaten lain, sehingga mobilitas mereka harus kita bantu semaksimal mungkin,” beber Agustina.
Atas situasi banjir ini, Agustina menegaskan pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi di lapangan serta melakukan evaluasi apabila curah hujan tinggi masih berlangsung.
Kata Agustina, pihak Pemkot juga membuka komunikasi dengan warga untuk mengetahui kebutuhan mendesak yang diperlukan selama masa tanggap darurat banjir.***(Adv)
BACA JUGA: Kala Warga Kota Semarang Dapat “Uang Kaget”, dari Ide Nyeleneh sampai Bikin Kampung Jadi Lebih Hidup atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan